Decluttering adalah kegiatan menyortir dan membuang barang-barang yang nggak terpakai atau nggak dibutuhkan. Kegiatan ini bisa kamu lakukan dengan merapikan rumah, meja kerja, atau barang pribadi lainnya. Lebih dari itu, kamu bisa membuang perabot, pakaian, peralatan, kardus yang sudah nggak berguna.

Hm, memangnya kita harus melakukan decluttering? Tentu saja, karena menurut data Rubbermaid Survey seperti dikutip Prevention, 91% orang merasa sangat stres, cemas, dan kewalahan saat rumah mereka berantakan.&nbsp;Mereka bahkan nggak tahu harus mulai membereskan rumah dari mana.

Sementara itu, menurut data Brother, 40% pekerja menyatakan bahwa mereka bisa bekerja dengan lebih produktif jika ruang kerjanya rapi.

Jadi sudah jelas kan bahwa decluttering ini memiliki manfaat bagi kesehatan mental? Dengan menyortir barang-barang nggak terpakai artinya berkurang sebagian beban pikiran, apalagi barang-barang itu memiliki kenangan masa lalu yang nggak menyenangkan. Membuangnya bikin kamu jadi bisa menaruh perhatian penuh pada setiap hal yang kamu lakukan.

Decluttering berbeda dengan kegiatan bersih-bersih rumah seperti yang kamu lakukan setiap hari. Lalu, apa tips yang bisa dilakukan agar decluttering berhasil dilakukan? Dikutip dari Kumparan (8/9/2022), dirangkum dari buku Gemar Rapi: Metode Berbenahnya Indonesia karya Khoirun Nikmah dkk inilah tipsnya.

Proses menyingkirkan barang nggak terpakai bisa kamu mulai dari satu kategori tertentu, seperti pakaian, buku, kertas, dan lain-lain. Decluttering berdasarkan barang lebih efektif ketimbang per-lokasi. Hal ini karena satu kategori barang dapat tersebar di beberapa ruangan, sehingga barang serupa harus disortir berkali-kali.

Decluttering harus dilakukan secara berkala dan konsisten. Jika memungkinkan, akan lebih bagus untuk dilakukan setiap hari dengan teknik "pemeriksaan sambil lalu". Caranya, cukup dengan membawa satu plastik sampah dan pergi ke setiap ruang. Periksa barang yang dikategorikan sebagai sampah, seperti kertas, plastik, tisu, mainan anak yang pecah, dan lain-lain.

Jika menemukan barang yang bersifat sentimental saat proses decluttering, cobalah lakukan pendekatan dengan mengasingkan barang tersebut ke ruangan lain. Diamkan barang tersebut selama 1-3 bulan untuk melihat apakah masih dibutuhkan atau nggak.

Jika selama beberapa bulan kamu nggak pernah menggunakannya atau bahkan sudah melupakannya, maka barang tersebut dapat disingkirkan atau disumbangkan kepada orang yang membutuhkan.

Nah, sebelum stresmu memuncak, ayo lakukan decluttering sekarang juga, Millens! Dengan melakukannya, semoga hari-harimu akan lebih positif dan mentalmu lebih sehat, ya! (Siti Khatijah/E07)

Inibaru.id - Setiap hari mungkin kamu sudah rajin membersihkan rumah dengan menyapu dan mengepelnya. Namun, pikiran masih terasa penat dan stres terus menggelayut? Bisa jadi itu karena masih banyak barang nirfaedah yang menumpuk di dalam tempat tinggalmu.

Barang-barang nggak terpakai itu memang bukan sumber masalah. Tapi, keadaan rumah yang semrawut dan penuh dengan tumpukan perabot, kardus, pakaian makin membuat pikiran jadi kusut. Itulah kenapa sebaiknya kamu melakukan decluttering, Millens.

Decluttering sudah terbukti berdampak positif bagi kesehatan mental seseorang. Bahkan, kegiatan tersebut juga dipercaya dapat meningkatkan produktivitas seseorang.

Untuk Mental yang Lebih Sehat, Ayo Lakukan Decluttering di Rumah!

“Kadang kalau saking malasnya beli makanan, saya beli nasi rames
bungkus 3 sekaligus di penjual jajanan untuk dimakan sehari total Rp18 ribu. Saya
juga jarang ngemil. Tapi, uang segitu sudah habis untuk makan saja, bukan? Itu
nasi bungkus murah banget dan isinya lauk sederhana, lo. Kebutuhan lain-lain seperti
tiket bus, pulsa, air minum, biaya kos, dan lain-lain belum dihitung,” ucap
Arhan di tempat kerjanya, Jumat (17/1/2025).

Ironisnya, Garis Kemiskinan Nasional terkini itu sebenarnya
sudah naik dari batas yang ditentukan pada Maret 2024 lalu, yaitu Rp582.932 per
kapita per bulan.

“Garis Kemiskinan di kawasan perkotaan naik 2,52 persen dari
Maret 2024. Kalau Garis Kemiskinan di pedesaan naik 1,7 persen,” jelas
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti pada Rabu (15/1).

Beda dengan Garis Kemiskinan Nasional per kapita, kalau kita
menilik Garis Kemiskinan per rumah tangga per 2024, angkanya ada di Rp2.803.590
dengan jumlah anggota rumah tangga rata-rata 4,71 orang. Hm, jika ditelaah,
ternyata malah lebih tinggi dari upah minimum regional (UMR) di sebagian
wilayah di Indonesia, ya?

“Padahal kan kebutuhan rumah tangga besar banget, apalagi
kalau masih harus membayar cicilan rumah atau kendaraan, dan tagihan lainnya. Biaya
pendidikan dan kesehatan juga nggak murah,” ucap rekan Arhan, Ranto yang
kebetulan sudah berkeluarga dan untungnya punya pendapatan lebih besar dari
Garis Kemiskinan rumah tangga tersebut.

Jika dibandingkan dengan garis kemiskinan rumah tangga di
Malaysia, ternyata garis kemiskinan rumah tangga di Indonesia jaraknya sangat
jauh, lo. Di sana, batasnya ada di angka 2.589 Ringgit per keluarga per bulan
alias lebih dari Rp9.4 juta. 

Menilik kata Arhan sebelumnya, garis kemiskinan kita hanyalah sebatas tiga bungkus nasi dengan lauk sederhana. Tambah kebutuhan primer lain seperti biaya transportasi ke tempat kerja saja, kita sudah nggak dianggap orang miskin, lo!

Menurutmu, batas garis kemiskinan yang sekarang ini sudah sesuai atau terlalu rendah,&nbsp;Millens?
(Arie Widodo/E10)

Inibaru.id – Arhan, salah seorang pekerja &nbsp;di salah satu lembaga pendidikan asing di Kota
Semarang sedikit tercengang dengan standar Garis Kemiskinan Nasional yang
ditetapkan Badan Pusat Statistik pada September 2024, yaitu Rp595.242 per kapita
per bulan. Artinya, kalau pengeluaran per orang dalam sehari lebih dari Rp19.841,
dia nggak masuk dalam golongan orang miskin, Millens.

Meski sudah berstatus pekerja kantoran dengan gaji tetap dan
mampu menabung, statusnya yang masih jomlo membuatnya terkadang nggak
mengeluarkan uang lebih dari standar tersebut dalam sehari. Tapi, dia menyadari
betul kalau standar tersebut cukup rendah.

Kalau menurut BPS, jika kamu mengeluarkan uang lebih dari Rp20 per hari, sudah nggak masuk golongan orang miskin. Kira-kira, uang segitu habis untuk apa saja ya dalam sehari?

BPS: Pengeluaran Harian Lebih dari Rp20 Ribu Nggak Tergolong Orang Miskin

Sayangnya, setelah menerapkannya selama 15 tahun, anggapan
bahwa penggunaan peralatan teknologi bakal memudahkan proses belajar mengajar
justru berbalik jadi menimbulkan banyak kekhawatiran. Mereka bahkan menganggap kualitas pendidikan
di negara tersebut jadi menurun gara-gara penggunaan peralatan teknologi
tersebut.

“Kondisi terbaik bagi anak-anak untuk mengembangkan kemampuan
membaca dan menulisnya adalah lingkungan analog dengan peralatan analog. Artinya,
lebih baik bagi mereka memakai pena, kertas, dan buku cetak untuk belajar,”
terang Menteri Urusan Sekolah Lotta Edholm di situs resmi pemerintah Swedia.

Apa yang diungkap Edholm nggak asal cuap, Millens.
Soalnya, pihak pemerintah Swedia menganggap penggunaan gawai terkait dengan
penurunan pengetahuan siswa negara tersebut sebagaimana survei PISA terbaru.

Makanya, sejak 3 Maret 2025 nanti, pemerintah Swedia bakal
melakukan penelitian untuk mengetahui seperti apa dampak pembelajaran bagi
siswa-siswa sekolah baik saat mereka nggak memakai peralatan berteknologi dan dikumpulkan
gawainya agar nggak digunakan saat berada di sekolah.

Lebih dari itu, nantinya buku-buku akan semakin banyak disediakan
di sekolah. Siswa juga akan diberikan waktu lebih banyak untuk membaca
buku-buku tersebut sekaligus diminta untuk mengurangi waktu penggunaan
gawainya. Akses untuk memasuki perpustakaan sekolah juga akan dipermudah. 

Yap, keputusan Swedia untuk kembali menggunakan buku cetak
dan mengurangi penggunaan peralatan teknologi di sekolah-sekolah cukup menarik
ya, Millens? Jadi penasaran kalau di Indonesia, apakah ada strategi untuk
memperbaiki kegiatan belajar-mengajar di sekolah, ya? (Arie
Widodo/E10)

Inibaru.id – Di zaman yang serba digital seperti
sekarang ini, bukan hal aneh melihat sekolah-sekolah menggunakan peralatan
teknologi seperti komputer, laptop, ponsel, tablet, dan lain-lainnya alih-alih buku
untuk kegiatan belajar mengajar. Namun, bagi pemerintah Swedia, peralatan
tersebut justru dianggap menurunkan kualitas pendidikan sehingga mereka
memutuskan untuk kembali memakai buku cetak.

Memang, di Indonesia, penggunaan buku cetak masih wajar
untuk kegiatan belajar mengajar. Tapi, di negara-negara maju seperti Swedia,
peralatan teknologi dianggap lebih praktis. Sayangnya, setelah diberlakukan
beberapa tahun, justru dinas pendidikan Swedia menemukan adanya kekhawatiran
bahwa peralatan teknologi ini mempengaruhi siswa dalam proses pembelajaran dan
tumbuh kembangnya.

Jadi begini, Swedia memakai peralatan teknologi sejak 2009
lalu. Alasannya tentu saja agar proses pembelajaran jadi lebih praktis. Lebih
dari itu, mereka merasa anak-anak juga perlu disiapkan untuk mempelajari
teknologi yang kini sudah banyak mempengaruhi berbagai sendi kehidupan
sehari-hari.

Studi yang dilakukan pemerintah Swedia menghasilkan fakta bahwa siswa bakal belajar lebih maksimal jika memakai peralatan analog seperti buku dan pena, bukannya dengan peralatan teknologi.

Swedia Kembali Gunakan Buku Cetak untuk Pendidikan

Kalau menurut pendirinya, Chandra Gusta Wisnuwardana, komunitas
jalan kaki di kota kelahirannya ini dibentuk pada 2019. Tapi, tur jalan-jalan
perdananya baru dimulai pada saat masa pandemi, tepatnya pada 2020. Alasan
pembentukan komunitas ini terinspirasi komunitas serupa yang sudah eksis
di Yogyakarta.

“Ada teman yang menggarap komunitas serupa di Jogja bilang
ke saya untuk bikin di Magelang. Nanti teman-teman bakal diajak ke sini,”
cerita Chandra sebagaimana dilansir dari Radarjogja, Minggu,
(12/1/2025).

Setelah itu, dia mencari rute terbaik untuk dijadikan lokasi
jalan-jalan, lengkap dengan wilayah dengan bangunan yang kaya sejarah atau
penampilan yang menarik. Setelah semua dirasa matang, dia pun memberanikan diri
membuka tur jalan kaki tersebut.

Lambat laun, tur yang biasanya paling sedikit diikuti oleh
30 orang ini semakin banyak peminatnya. Jumlah rute jalan kaki di Kota Magelang
yang dihadirkan oleh Chandra juga semakin banyak, yaitu sembilan. Di setiap tur
jalan kaki itulah, Chandra bakal menceritakan sejarah atau fakta-fakta unik
tentang lokasi yang mereka sambangi. Dalam beberapa kesempatan, peserta juga
bisa mengobrol dengan pemilik rumah, toko, atau pengurus museum.

Biasanya sih, walking tour di Magelang yang dilakukan
Komunitas Mlaku pada Sabtu atau Minggu. Perjalanan bisa memakan waktu selama 2,5 atau 3 jam. Cukup lama, tapi dijamin bikin puas siapa saja yang
memang hobi eksplorasi dengan jalan kaki.

Tertarik untuk ikutan? Pantengin saja akun Instagram
komunitas ini, yaitu @mlakumagelang. Biasanya sih, dua hari sebelum tur, rute
jalan kaki yang akan dilalui sudah diunggah di akun tersebut. Terkait dengan
biaya untuk mengikuti tur tersebut, tergantung tingkat kepuasan pesertanya.

Menarik juga ya, Komunitas Mlaku Magelang ini. Kalau punya
waktu di akhir pekan di sana, nggak ada salahnya lo ikutan jalan kaki seru
bersama mereka. Setuju, Millens? (Arie Widodo/E05)

Inibaru.id – Di Yogyakarta ada Komunitas Jalan-Jalan
Jajan dan Jalan Gembira, Di Semarang dan kota besar lainnya seperti Jakarta dan
Surabaya, ada Komunitas Bersuka Ria Walk. Hadir pula Komunitas Mlaku Magelang
yang eksis di Kota Magelang. Semua menawarkan aktivitas jalan-jalan yang seru, Millens.

Untuk kali ini, kita bahas tentang komunitas yang disebut
terakhir ya, yaitu Komunitas Mlaku Magelang. Alasannya tentu saja karena komunitas
ini hadir di kota kecil yang nggak berstatus ibu kota provinsi. Tapi, nyatanya wilayah
dengan julukan Kota Sejuta Bunga memang termasuk dalam kota yang menarik untuk
dieksplorasi, khususnya dengan jalan kaki.

Pengin jalan kaki seru eksplorasi Kota Magelang yang dikenal cantik dan kaya sejarah? Ikuti yuk aktivitas Komunitas Mlaku Magelang!

Jalan Kaki Seru bareng Komunitas Mlaku Magelang

Fasilitas Baru untuk Kenyamanan Penumpang

Kereta yang dimodifikasi kini memiliki fasilitas lebih baik dan modern untuk meningkatkan kenyamanan perjalanan:

Franoto menambahkan bahwa pembaruan sarana ini merupakan bagian dari upaya KAI dalam menghadirkan transportasi kereta api yang lebih baik, aman, dan nyaman bagi masyarakat.

“Kami berharap masyarakat semakin tertarik untuk menggunakan transportasi kereta api yang aman, nyaman, dan tepat waktu. Kami berkomitmen untuk terus meningkatkan pelayanan dan menghadirkan inovasi guna memenuhi kebutuhan pelanggan, sekaligus turut mendukung upaya pemerintah dalam meningkatkan penggunaan transportasi umum yang ramah lingkungan,” tutup Franoto.

Wah, transportasi massal kita makin oke ya, Millens? (Siti Zumrokhatun/E10)

Inibaru.id - PT Kereta Api Indonesia (Persero) terus berinovasi untuk meningkatkan kualitas layanan bagi pelanggan. Salah satu langkah terbarunya adalah memperbarui sarana pada tiga kereta api, yakni KA Tawang Jaya, KA Menoreh, dan KA Kamandaka.

Mulai 16 Januari 2025, ketiga kereta tersebut resmi beroperasi dengan sarana baru yang lebih modern dan nyaman.

“Sejalan dengan komitmen KAI untuk selalu memberikan layanan terbaik, inovasi ini diharapkan dapat meningkatkan kenyamanan dan keselamatan perjalanan penumpang,” jelas Manager Humas KAI Daop 4 Semarang, Franoto Wibowo.

KA Tawang Jaya, Menoreh, dan Kamandaka kini lebih nyaman dengan perubahan sarana terbaru. Inovasi ini diharapkan dapat menambah kenyamanan pelanggan.

Lebih Nyaman, Tiga KA di Daop 4 Semarang Beroperasi dengan Sarana Terbaru

Inibaru.id &ndash; Final Liga Champions 2019 akan mempertemukan sesama tim dari Liga Inggris, Liverpool dan Tottenham Hotspurs. Legenda Timnas Inggris, Alan Shearer ikut memberikan prediksi tentang partai final ini. Siapakah yang lebih Shearer jagokan?
Shearer menyebut pertandingan antara The Reds dan The Lily Whites akan berlangsung dengan ketat. Hanya saja, dia lebih menjagokan Liverpool untuk memenangi laga tersebut.
Menurut Shearer, prediksinya ini berdasarkan dari posisi klasemen Liga Inggris musim 2018-2019. Liverpool finis di posisi kedua setelah bersaing ketat dengan sang juara Manchester City sepanjang musim. Sementara itu, Tottenham hanya berada di peringkat keempat. Jarak poin di antara keduanya juga sangat jauh.
Selain itu, rekor pertemuan juga masih memihak Liverpool. Dalam dua pertemuan terakhir, Spurs selalu kalah. Sementara itu, dalam 14 pertemuan terakhir, Spurs juga hanya mampu menang sekali.
&ldquo;Secara performa Liverpool masih unggul dari Spurs. Mereka sudah mengalahkan Spurs dua kali musim ini. Selain itu, nggak banyak pemain Spurs yang bisa masuk tim Liverpool. Sebagai contoh, di sektor pertahanan, hanya Toby Alderweireld dan Jan Vertonghen yang layak masuk lini belakang Liverpool,&rdquo; terangnya seperti ditulis laman Tempo, Senin (27/5/2019).
Hanya saja, Shearer juga menyoroti lamanya jeda pertandingan sebelum babak final Liga Champions. Tiga minggu dianggap terlalu lama dan bisa mempengaruhi momentum bermain kedua tim.
&ldquo;Kita lihat apakah mereka kehilangan momentum setelah nggak bermain selama tiga minggu,&rdquo; ucap Shearer.
Legenda Newcastle United ini juga menyebut faktor pelatih bisa mempengaruhi hasil laga. Nggak seperti Mauricio Pochettino yang baru kali ini tampil di final Liga Champions, pelatih Liverpool Juergen Klopp sudah dua kali masuk final meski selalu gagal menang.
&ldquo;Klopp lebih membutuhkan trofi ini, apalagi setelah gagal juara di Liga Inggris meskipun mereka bermain luar biasa sepanjang musim,&rdquo; pungkasnya.
Laga final Liga Champions musim ini bakal digelar di Markas Atletico Madrid, Stadion Wanda Metropolitano pada Sabtu (1/6). Di Indonesia, kamu bisa menyaksikan pertandingan ini pada Minggu (2/6) dini hari.
Kalau Millens dukung mana nih yang juara di Liga Champions musim ini? (IB09/E04)

Jelang final Liga Champions antara Liverpool dan Tottenham Hotspurs, klub mana nih yang dijagokan Alan Shearer?

Prediksi Alan Shearer Jelang Final Liga Champions 2019

Inibaru.id &ndash; Partai final Liga Champions 2019 yang mempertemukan Tottenham Hotspurs dan Liverpool akan menjadi laga penutup musim ini di Benua Biru. Sebelum menonton pertandingan yang bakal digelar pada Sabtu (1/6/2019) atau Minggu (2/6) dini hari waktu Indonesia, simak dulu yuk fakta menarik tentang laga kedua tim dari Liga Inggris tersebut.
Berikut adalah beberapa di antaranya.
Kedua Tim Lolos ke Babak Final secara Dramatis
Liverpool dan Spurs sama-sama di ujung tanduk saat menjalani laga kedua babak semifinal. Liverpool tertinggal 0-3 dari Barcelona dan Spurs tertinggal 0-1 saat harus bertandang ke Ajax Amsterdam. Namun, secara luar biasa Liverpool membalikkan keadaan dan menang 4-0 atas salah satu raksasa Eropa tersebut. Spurs juga tampil gemilang dan menang 3-2 sehingga lolos berkat unggul gol di kandang lawan.
Final Pertama Spurs
Jika Liverpool sudah memenangi lima gelar Liga Champions sebelumnya, Spurs malah baru kali pertama mencapai babak final. Catatan terbaik Spurs sebelumnya adalah masuk babak semifinal pada musim 1961-1962.
Final Klub dari Negara yang Sama Keenam Sejak 2000
Laga Spurs vs Liverpool adalah untuk kali keenam pertandingan Final Liga Champions yang mempertemukan dua tim dari satu negara. Real Madrid memenangi tiga laga final setelah mengalahkan Valencia pada tahun 2000 dan Atletico pada tahun 2014 dan 2016.
AC Milan membungkam Juventus pada 2003 dan Bayern Muenchen mengalahkan Borussia Dortmund pada 2013. Sementara itu, final sesama tim dari Inggris terakhir terjadi pada tahun 2008. Saat itu, Manchester United mengalahkan Chelsea lewat adu penalti.
Final Kelima yang Diadakan di Kota Madrid
Laga antara Spurs melawan Liverpool akan dilangsungkan di kandang Atletico Madrid, Stadion Wanda Metropolitano. Empat babak final di Kota Madrid sebelumnya berlangsung di kandang Real Madrid, Stadion Santiago Bernabeu.
Peraturan Baru Pergantian Pemain 
Jika di babak-babak sebelumnya setiap klub hanya diperbolehkan membawa tujuh pemain di bangku cadangan, di babak final Spurs dan Liverpool boleh membawa 12 pemain cadangan. Selama pertandingan berlangsung, mereka hanya boleh mengganti tiga pemain. Namun, jika pertandingan memasuki babak perpanjangan waktu, mereka boleh melakukan pergantian pemain keempat.
Sudah siap menonton pertandingan final Liga Champions musim ini, Millens? (IB09/E04)

Laga antara Liverpool dan Tottenham Hotspurs di final Liga Champions 2019 ternyata memiliki banyak fakta unik dan menarik. Apa sajakah fakta-fakta tersebut?

Fakta Menarik Jelang Laga Spurs vs Liverpool

Inibaru.id &ndash; Menjelang akhir musim 2018-2019, banyak tim yang sengaja memakai kostum baru sebagai ajang promosi, termasuk Liverpool. Namun, UEFA dengan tegas melarang anak asuh Jurgen Klopp itu memakai kostum baru di partai final Liga Champions nanti.
Laman Bolasport, Sabtu (18/5/2019) menulis, sejak April 2019, Liverpool sudah merilis jersey baru untuk musim depan yang memiliki gaya khas 1980-an. Kostum ini langsung mendapatkan respons positif pendukungnya. Banyak orang yang memperkirakan kostum ini dipakai pada laga terakhir kandang musim ini melawan Wolverhampton. Namun, Liverpool justru memilih untuk tetap memakai kostum lamanya.
Hal ini membuat banyak orang berspekulasi kostum baru itu akan di partai final Liga Champions melawan Tottenham. Namun, prediksi itu dipastikan nggak akan terjadi karena UEFA telah melarangnya.
Otoritas sepak bola Eropa menyebut kostum yang dipakai di babak final haruslah kostum yang sama sebagaimana yang didaftarkan di awal musim. Hal ini bisa menjadi pengecualian bila ada pergantian sponsor utama.
Nggak hanya kostum, nomor punggung pemain juga nggak bisa diubah-ubah. Meskipun ada bursa transfer pemain di musim dingin, nomor punggung yang sudah didaftarkan sejak awal musim hanya bisa dipakai satu pemain saja.
Karena alasan inilah pemain Arsenal, Henrikh Mkhitaryan memakai dua nomor punggung yang berbeda pada musim 2017-2018, yakni 77 di Liga Europa dan 7 di Liga Inggris. Hal ini disebabkan nomor punggung 7 sudah dipakai Alexis Sanches yang kemudian pindah ke Manchester United.
Terakhir kali tim memakai seragam baru di partai final Liga Champions adalah Bayern Muenchen di partai final musim 2009-2010 melawan Internazionale Milan. Saat itu, Bayern memakai kostum garis-garis merah putih, berbeda dengan kostum dengan dominasi warna merah yang dipakai sepanjang musim.
Omong-omong, jersey baru Liverpool keren nggak sih menurut Millens? (IB09/E04)

Banyak tim yang sengaja memakai kostum baru di akhir musim sebagai ajang promosi. Namun, Liverpool dipastikan nggak boleh memakainya di partai Final Liga Champions, pada 1 Juni mendatang.

Liverpool Dilarang Pakai Kostum Baru di Final Liga Champions

Inibaru.id &ndash; Babak semifinal Liga Champions 2018-19 berlangsung dengan penuh drama. Tim yang nggak diunggulkan justru tampil heroik demi memastikan tempat di babak final. Liverpool secara luar biasa membantai tim kuat Barcelona 4-0 di Anfield. Sementara, Tottenham memainkan pertandingan yang menguras emosi karena baru bisa memastikan kemenangan di detik-detik terakhir pertandingan.
Saat menjamu Barcelona di leg kedua, Liverpool diragukan kemampuannya. Nggak hanya karena kalah 0-3 di leg pertama, dua penyerang andalannya The Reds Roberto Firmino dan Mohamed Salah absen di laga penentuan.
Namun, waktu 90 menit rupanya cukup bagi Liverpool untuk membalikkan keadaan. Tekanan demi tekanan yang terus dilancarkan ke pertahanan Barcelona membuat mereka menang dengan skor 4-0 sehingga unggul agregat 4-3.
Sementara itu, Tottenham yang kalah di kandang sendiri dengan skor 0-1 atas Ajax Amsterdam membutuhkan waktu yang lebih sedikit untuk membalikkan keadaan. Ajax bahkan sampai unggul 2-0 hingga akhir babak pertama. Tottenham yang mengganti pemain kemudian mampu menguasai pertandingan dan menyamakan kedudukan menjadi 2-2. Bahkan, di menit 90+6, Lucas Moura melengkapi hattrick-nya di pertandingan ini sehingga membuat agregat 3-3. Tottenham yang mencetak gol lebih banyak di kandang lawan pun dipastikan lolos ke final.
Partai final Liga Champions 2019 rencananya bakal diadakan di kandang Atletico Madrid, Stadion Wanda Metropolitano pada Sabtu, (1/6) atau Minggu (2/6) waktu Indonesia. Pertandingan antara Liverpool dan Tottenham akan menjadi babak final antartim Inggris pertama setelah Manchester United melawan Chelsea pada 2008 lalu. Saat itu, Manchester United mampu menjadi juara setelah memenangi babak adu penalti secara dramatis.
Kalau menurut Millens, siapa nih yang bakal menjadi juara Liga Champions tahun ini, Liverpool atau Tottenham Hotspurs? (IB09/E04)

Final Liga Champions 2019 kembali mempertemukan dua tim dari Inggris, Tottenham dan Liverpool. Pertandingan yang merebutkan tropi Champions ini bakal digelar 1 Juni mendatang.

Pertemukan Liverpool dan Tottenham, Ini Jadwal Final Liga Champions 2019

Inibaru.id &ndash; Pertandingan babak perempat final Liga Champions 2018/2019 baru saja berakhir Kamis (18/4/2019). Dua tim dari Inggris, Tottenham Hotspurs dan Liverpool memastikan diri menemani dua semifinalis lainnya, Barcelona dan Ajax Amsterdam. Mereka pun harus saling jegal demi mencapai babak final.
Kejutan besar dibuat Ajax Amsterdam. Salah satu dari tiga tim raksasa Liga Belanda ini nggak disangka mampu menyingkirkan Juventus yang diperkuat Cristiano Ronaldo, juara Liga Champions tiga tahun terakhir. Sebagaimana saat menundukkan Real Madrid di perdelapan final, Ajax juga tampil garang sehingga mampu menang 2-1 di kandang Juventus. Hal ini membuat Ajax unggul agregat gol 3-2.
Di pertandingan lain yang berlangsung Rabu (17/4) dini hari, Barcelona membuat Manchester United tak berdaya dan mampu menang tiga gol tanpa balas. Ditambah dengan hasil kemenangan 1-0 di kandang Manchester United di leg pertama, Barcelona pun unggul agregat 4-0.
Pertandingan seru berlangsung antara Manchester City dengan Tottenham Hotspurs. Nggak hanya banjir gol, pertandingan ini juga dilengkapi dengan drama dibatalkannya gol Raheem Sterling di babak injury time leg kedua. City memang mampu unggul 4-3 atas Spurs, tapi mereka kalah 0-1 di White Hart Lane di leg pertama sehingga kalah agresivitas gol tandang.
Kemenangan Liverpool 2-0 di leg pertama atas wakil Portugal, FC Porto membuat mereka tampil lebih santai di leg kedua. Mereka bahkan mampu kembali menang dengan skor telak 1-4. Hal ini membuat Liverpool secara keseluruhan unggul agregat gol 6-1.
Babak semifinal akan mempertemukan Barcelona dan Liverpool. Kedua tim tersebut tampil atraktif musim ini sehingga diperkirakan bakal menyajikan pertandingan yang seru. Sementara itu, Spurs dan Ajax juga sama-sama tampil sebagai kejutan yang mampu melaju cukup jauh di ajang Liga Champions tahun ini.
Kira-kira, siapa saja yang bakal masuk final nih, Millens? (IB09/E04)

Tottenham dan Liverpool menjadi dua tim terakhir yang masuk babak semifinal Liga Champions 2018/2019. Siapa saja tim lain yang lolos?

Berikut Daftar Tim yang Lolos Semifinal Liga Champions 2018/2019

Inibaru.id &ndash; Dua klub yang berpartisipasi dalam babak perempat final Liga Champions 2018/2019, Ajax Amsterdam dan Tottenham Hotspur terancam sanksi federasi sepakbola Eropa (UEFA). Ancaman sanksi itu muncul lantaran ulah pendukung mereka masing-masing pada laga perempat final Liga Champions yang dilangsungkan pekan ini.
Laman Detik, Jumat (12/4/2019) menulis, pendukung Ajax melempar sejumlah benda ke dalam lapangan saat tim dari Ibukota Belanda ini menjamu raksasa Italia Juventus pada Rabu (10/4) di Johan Cruyff Arena. Dalam laga yang berakhir dengan skor imbang 1-1 ini, juga terjadi kekacauan yang disebabkan tingkah fans Ajax yang memblokir tangga stadion.
Salah satu fans Ajax juga hampir menyerang Cristiano Ronaldo yang kini membela Juventus. Fans ini masuk ke dalam lapangan saat bintang asal Portugal tersebut sedang merayakan gol pembuka. Steward dengan sigap menghalau penyusup tersebut sebelum melakukan tindakan yang lebih buruk.
Sementara itu, Spurs terancam sanksi akibat salah satu pendukungnya menyusup ke dalam lapangan menjelang akhir pertandingan melawan Manchester City. Lebih ironisnya lagi karena pertandingan tersebut adalah untuk pertama kalinya Spurs menjalankan pertandingan Liga Champions di stadion barunya.
Fans Spurs yang menyusup ini sempat melakukan kontak dengan pemain City Fabian Delph. Pelatih Spurs Mauricio Pochettino bahkan sampai masuk ke dalam lapangan demi menenangkan situasi sebelum akhirnya petugas melakukan tindakan.
Berdasarkan Pasal 16 dari Regulasi UEFA yang membahas tentang masuknya pendukung ke lapangan saat pertandingan, Spurs dan Ajax terancam denda sebesar 5.000 Euro atau sekitar Rp 79 juta. Namun, denda tersebut bisa saja lebih besar, khususnya bagi Ajax karena ulah pendukungnya yang dinilai jauh lebih parah.
Pengumuman tentang sanksi ini bakal diumumkan Badan Kontrol, Etika, dan Disiplin UEFA pada 16 Mei mendatang.
Tindakan pendukung yang nakal ini jangan ditiru, ya, Millens! (IB09/E04)

Pendukung Ajax dan Tottenham Hotspur diketahui masuk ke dalam lapangan dan membuat kericuhan saat pertandingan perempat final Liga Champions. Kedua klub ini pun terancam denda dari UEFA.