Menurutnya, sudah ada kesepakatan bahwa nggak ada kenaikan tarif saat periode mudik Lebaran, baik itu di moda transportasi darat, kereta api, kapal, maupun pesawat yang dikelola oleh BUMN.

"Kami komit hari ini, tidak ada kenaikan harga," ujarnya dalam konferensi pers di Kementerian BUMN, Jakarta, Rabu (22/1/2025).

Erick bilang, keputusan tersebut sejalan dengan arahan Presiden Prabowo Subianto untuk menjaga daya beli masyarakat, yang tentunya akan berdampak pada pertumbuhan ekonomi nasional.

"Semua ini kami pastikan mendorong ekonomi nasional yang bisa terus kita dukung pertumbuhannya sesuai arahan Bapak Presiden, dan juga menekan cost-cost yang memang dibutuhkan masyarakat pada saat ini," kata Erick.

Oh iya, selain memastikan nggak ada kenaikan tarif, BUMN juga bakal mengoptimalkan pelayanan selama masa libur Lebaran. Contohnya, pada transportasi kereta api, pengoptimalan layanan akan dilakukan pada kelas bisnis.

Untuk transportasi laut, akan ditingkatkan keselamatannya, mulai dari sisi kapal hingga ketersediaan pelampung. Selain itu, berkoordinasi dengan pemerintah daerah serta meningkatkan jaringan sinyal di wilayah laut untuk menjaga keamanan.

"Kami sudah bekerja bersinergi juga dengan Telkomsel untuk pengawasan keamanan. Jadi kalau dulu hilang sinyal di kelautan, nah sekarang ini sudah ada integrasi daripada hal itu. Hal-hal ini yang memang kita upayakan pelayanan itu ditingkatkan," kata Erick Thohir.

Ya, transportasi untuk mudik sudah dipersiapkan dengan baik. Yuk, kita bersemangat kerja dan mulai nabung agar bisa mudik dan berlebaran di kampung halaman nanti! (Siti Khatijah/E07)

Inibaru.id - Bagi yang kerap menggunakan transportasi umum, entah pesawat, kereta, atau bus, pasti sudah nggak asing dengan tarif tuslah.&nbsp;Itu adalah pembayaran atau biaya yang dibebankan kepada penumpang di luar tarif yang telah ditetapkan. Tuslah biasanya terjadi pada saat permintaan tinggi, kenaikan tarif BBM, dan menjelang Lebaran alias musim mudik.

Nah, kabar gembira datang dari Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir. Dia memastikan nggak ada kenaikan tarif transportasi yang dikelola perusahaan pelat merah saat periode libur Lebaran 2025. Kemarin, Rabu (22/1/2025) Menteri Erick melakukan pertemuan dengan para direktur utama BUMN sektor perhubungan untuk mengantisipasi pergerakan masyarakat di periode libur Lebaran.

Nggak ada kenaikan harga tiket pada mudik Lebaran2025 pada moda transportasi berpelat merah. Hal itu dipastikan oleh Menteri BUMN, Erick Thohir.

Erick Thohir: Tarif Tiket Kendaraan Umum Nggak Naik saat Lebaran 2025

Memangnya, seistimewa apa sih tempat makan ini sampai begitu
terkenal di kawasan Sukoharjo dan Solo Raya? Hm, rasa nasi goreng yang disajikan setara nikmatnya dengan
perjuangan untuk mencapai warung tersebut. Maklum, untuk mencapai warung ini,
kamu harus melewati kawasan hutan jati. Kalau datangnya malam hari, banyak jalan
yang masih gelap karena belum dilengkapi dengan penerangan.

Tapi, begitu sampai ke warung yang buka dari pukul 18.30
sampai 04.00 dini hari tersebut, kamu bakal langsung disambut dengan aroma khas
nasi goreng yang dimasak dengan tungku arang. Kalau dari aromanya saja sudah
begitu menggoda, pasti bakal langsung terbayang kan selezat apa nasi goreng jumbo
yang dibikin Pak Basiyo?

Karena dimasak dengan tungku arang kecil, wajar kalau kamu
juga harus menunggu cukup lama. Maklum, selain banyak orang yang datang, Pak
Basiyo hanya bisa memasak nasi goreng satu per satu. Tapi, berkat hal ini, dia
jadi bisa menyesuaikan selera pelanggan deh. Intinya sih, rasanya pasti bakal
bikin puas!

Begitu nasi goreng sampai di hadapanmu, kamu juga bakal
menikmati hal menarik lainnya, yaitu angin khas pedesaan yang sejuk dan suara serangga
yang bikin suasana semakin menenangkan. Kalau cuaca sedang cerah, kamu bisa lo duduk lesehan di pekarangan rumah Pak Basiyo yang masih asri. Hm, pantas saja banyak orang yang ketagihan
makan langsung di sana.

“Nasi gorengnya juara! Smoky authentic. Antre agak
lama karena buatnya satu per satu. Tempatnya juga cukup tersembunyi,” ucap salah
seorang pengulas di Google yang memberikan bintang lima setelah makan di sana pada
Desember 2024, Dede Galih.

Selain nasi goreng, ada juga olahan bihun yang nggak kalah
nikmat di sini. Jadi, kalau kamu makan ramai-ramai dengan teman atau keluarga,
bisa kok memesan menunya satu per satu agar bisa mencicipi semuanya. Soal
harga, nggak usah khawatir, per orang nggak akan habis lebih dari Rp25 ribuan, kok. Masih ramah di kantong. 

Jadi, kapan nih kita mampir ke hidden gem kuliner Sukoharjo
bernama Nasi Goreng Pak Basiyo ini?&nbsp;(Arie Widodo/E10)

Inibaru.id – Jika sebuah tempat makan berada di kawasan
pelosok pedesaan tapi namanya termahsyur seantero kabupaten, pastilah tempat
makan tersebut istimewa. Status inilah yang disandang Nasi Goreng Pak Basiyo
yang dikenal sebagai salah satu hidden gem kuliner Sukoharjo, Jawa
Tengah.

Berlokasi di Desa Gupit, Kecamatan Nguter, Nasi Goreng Pak
Basiyo berjarak kurang lebih 10 kilometer ke arah tenggara dari Alun-alun Satya
Negara Sukoharjo. Warung ini lebih dekat dengan aliran Sungai Bengawan Solo
yang jadi perbatasan dengan Kabupaten Wonogiri.

Warungnya ada di kawasan pelosok pedesaan yang jauh dari pusat kota Sukoharjo, Jawa Tengah. Tapi, kepopuleran Nasi Goreng Pak Basiyo sudah tersebar di seantero Solo Raya. Memangnya, selezat apa sih nasi goreng di sana?

Nasi Goreng Pak Basiyo, Hidden Gem Kuliner Sukoharjo

Masalahnya, jumlah populasi yang sangat sedikit di Albinen
ini terus berkurang dalam beberapa tahun belakangan. Ditambah para pemudi pemudanya enggan untuk tinggal di kawasan pedesaan karena merasa kurangnya kesempatan meraih kesuksesan ketimbang di perkotaan. Ya, sulit untuk menarik perhatian
mereka untuk kembali tinggal di desa-desa yang mengalami penurunan populasi,
termasuk di Albinen.

Makanya, pemerintah Swiss berjanji akan memberikan uang 20
ribu CHF alias Rp360 jutaan bagi generasi muda dengan usia kurang dari 45 tahun
kalau mau menetap di desa tersebut. Bahkan, uang tambahan akan diberikan
sebanyak 10 ribu CHF alias Rp180jutaan kalau meeka juga mengajak anak-anaknya tinggal di Desa Albinen, Swiss.

Tapi, bukan berarti kamu bisa asal pindah ke Desa Albinen
untuk mendapatkan insentif menggiurkan tersebut, ya, Millens. Ada syarat
yang harus dipenuhi kalau pengin tinggal di Desa Albinen dan mendapatkan
insentifnya. Berikut adalah syarat-syarat tersebut.

Duh, persyaratannya ternyata cukup berat, terutama saat&nbsp;diwajibkan bisa membeli rumah dengan harga yang cukup mahal
tersebut. Tapi, kalau kebetulan kamu punya uang yang cukup, nggak ada salahnya
lo mencoba.

Soalnya, meski jauh dari mana-mana, Albinen punya
pemandangan alam luar biasa yang nggak akan pernah bikin kamu bosan. Desa ini
juga nggak terpencil banget karena sudah dilengkapi dengan jaringan bus menuju
Kota Leuk yang jaraknya hanya 20 menit jika kamu naik bus umum.

Gimana, tertarik untuk pindah ke Desa Albinen di Swiss?
Ingat, pastikan dulu kamu memenuhi persyaratan tadi, ya!&nbsp;(Arie Widodo/E10)

Inibaru.id – Jika merujuk pada negara tujuan wisata
di Eropa, Swiss pasti jadi salah satu tempat yang paling diidam-idamkan banyak
orang. Maklum, selain tergolong negara maju, Swiss juga kaya akan pemandangan
alam yang indah. Nah, belakangan ini, pemerintah setempat memberikan tawaran
Rp540 jutaan buat siapa saja yang mau tinggal di Desa Albinen, Swiss. Kamu
tertarik, Millens?

Albinen adalah sebuah desa yang ada di Pegunungan Alpen yang
berjarak kurang lebih 111 kilometer dari Ibu Kota Bern. Berlokasi di Distrik
Leuk, Canton Valais, per 2018 lalu, populasi di sana hanyalah 238 orang saja.
Berada di ketinggian 1.300 meter di atas permukaan laut (mdpl), iklim di
Albinen sejuk dengan pemandangan alam yang sangat memukau.

Mengalami masalah penurunan populasi, pemerintah setempat menawarkan siapa saja yang mau tinggal di Desa Albinen di Swiss insenfit sampai Rp540 jutaan. Apa syarat-syaratnya, ya?

Mau Tinggal di Desa Albinen, Swiss? Pemerintah Bakal Siapkan Uang Rp540 Juta Buatmu!

Sebagai upaya memastikan layanan tetap berjalan, KAI melakukan pengalihan rute perjalanan pada beberapa kereta api per Kamis, 23 Januari 2025. Kereta yang terdampak rekayasa pola operasi antara lain:

Selain rekayasa pola operasi, KAI juga membatalkan beberapa perjalanan kereta api pada Kamis, 23 Januari 2025, di antaranya:

Franoto menambahkan bahwa KAI menyampaikan permohonan maaf kepada pelanggan atas gangguan perjalanan ini. 

"KAI menyampaikan permohonan maaf kepada para pelanggan atas gangguan perjalanan ini. Bagi pelanggan yang terdampak akibat pembatalan perjalanan, dapat membatalkan tiketnya di stasiun dan bea tiket akan dikembalikan 100 persen maksimal 7 hari sejak tanggal keberangkatan kereta api yang tertera di tiket,” jelas Franoto.

KAI terus memantau kondisi di lapangan dan akan memberikan pembaruan informasi secara berkala. Keselamatan dan kenyamanan pelanggan tetap menjadi prioritas utama.

"Service recovery juga diberikan kepada para pelanggan dengan keterlambatan KA lebih dari 60 menit, dengan pemberian berupa air mineral hingga makanan berat sesuai dengan ketentuan yang berlaku,” tutup Franoto.

Untuk informasi lebih lanjut terkait jadwal perjalanan atau proses pengembalian tiket, pelanggan dapat menghubungi layanan media sosial KAI121, e-mail: cs@kai.id, atau WhatsApp KAI121 di nomor 0811-1211-1121.

Duh, kacau ya kalau rel terendam banjir. Semoga kondisi ini cepat berlalu sehingga perjalanan kembali lancar ya, Millens. Kalau perjalanan keretamu terdampak juga nggak?&nbsp;(Siti Zumrokhatun/E10)

Inibaru.id – PT Kereta Api Indonesia (Persero) Daerah Operasi 4 Semarang masih menerapkan rekayasa pola operasi akibat banjir yang mengganggu jalur kereta di Km 32+5/7 antara Stasiun Gubug dan Stasiun Karangjati, Kabupaten Grobogan. Hingga Kamis pagi, perbaikan masih berlangsung dengan fokus pada pengeceran batu kricak di jalur terdampak.

Franoto Wibowo, Manager Humas Daop 4 Semarang KAI menyampaikan bahwa hingga saat ini telah dilakukan pengeceran batu kricak sebanyak 2.500 ton atau sekitar 3.800 meter kubik. 

“Daop 4 Semarang telah melakukan pengecekan batu kricak sebanyak 2.500 ton atau sekitar 3.800 meter kubik pada jalur yang terdampak. Semoga hari ini salah satu jalur dapat selesai diperbaiki, dan segera bisa dilalui oleh kereta api,” ungkapnya.

Banjir yang melanda Grobogan masih mengganggu operasional kereta api, memaksa PT KAI Daop 4 Semarang menerapkan rekayasa pola operasi dan membatalkan sejumlah perjalanan. Upaya perbaikan jalur terus dilakukan agar layanan kembali normal.

Hari Ketiga Banjir Grobogan, KAI Masih Terapkan Rekayasa Operasi dan Pembatalan Perjalanan

Salah satu tempat di mana kompetisi Pathol Sarang masih rutin
digelar adalah Desa Karangmangu. Biasanya sih, kompetisinya jadi salah satu
rangkaian acara sedekah laut. Alasannya, tentu saja karena kompetisi ini bisa
bikin tradisi tersebut jadi semakin meriah.

“Kompetisinya digelar di desa maupun kecamatan. Biasanya
momentumnya pas sedekah laut. Kebanyakan yang jadi peserta adalah para nelayan
di Kecamatan Sarang. Tapi, banyak pula dari kecamatan lain atau bahkan dari luar
Kabupaten Rembang seperti Jombang, Tuban, dan Pati,” ucap Kepala Desa
Karangmangu Jumali sebagaimana dinukil dari Jatengprov, Kamis (9/3/2023).

Aturan dari gulat tradisional ini sederhana, yaitu para
peserta harus adu kekuatan sampai ada salah satu peserta yang jatuh di arena
beralaskan pasir dengan ukuran 10 x 10 meter. Meski sederhana, nyatanya setiap
kali ada pertandingan, penonton akan membeludak. Mereka juga meneriakkan
dukungan yang bikin suasana kompetisi jadi semakin meriah.

O ya, pada zaman Majapahit dulu, Pathol digelar sebagai seleksi
prajurit. Nah, karena Rembang adalah kawasan pesisir, peserta pathol tentu saja
kebanyakan adalah para nelayan yang fisiknya dikenal kuat.

Sayangnya, tatkala Belanda menjajah, Pathol justru dijadikan
tontonan bagi Bangsa Eropa yang pengin melihat warga lokal saling adu kekuatan.
Mirip seperti orang menonton olahraga tinju pada zaman sekarang gitu. Yang
lebih mengenaskan, kala itu, Pathol juga jadi ajang perjudian, lo!

Untungnya, setelah Indonesia merdeka, Pathol Sarang nggak
lagi dijadikan ajang perjudian. Kompetisi ini justru jadi tradisi yang terus
dilestarikan dan jadi ajang silaturahmi peserta dari Rembang atau dari
wilayah-wilayah lain. 

Semoga saja ya, Millens, anak cucu kita nanti juga
masih bisa melihat langsung keseruan gulat tradisional Pathol Sarang ini. (Arie
Widodo/E05)

Inibaru.id – Sejarah mencatat Zaman Majapahit selesai
pada 1527 alias hampir 5 abad silam. Tapi, berbagai warisan dan peninggalannya
masih bertahan hingga sekarang. Salah satunya adalah olahraga tradisional yang masih
bisa kamu lihat di Kabupaten Rembang, Jawa Tengah. Pathol Sarang, namanya.

Pathol Sarang sebenarnya termasuk dalam olahraga berjenis
gulat tradisional. Sekilas mirip dengan sumo khas Jepang gitu. Sebenarnya sih, olah
raga ini bisa disebut dengan Pathol saja. Adanya embel-embel Sarang disebabkan
oleh masih lestarinya olahraga ini di kecamatan dengan nama tersebut di Rembang.
Bahkan, di sana setiap tahunnya masih rutin digelar kompetisi Pathol Sarang, Millens.

Ternyata, Indonesia juga punya gulat tradisional yang sudah eksis sejak lama. Pathol Sarang namanya. Konon, olahraga ini sudah ada sejak zaman Majapahit!

Pathol Sarang, Gulat Tradisional Khas Rembang yang Eksis Sejak Zaman Majapahit

Inibaru.id &ndash; Reuni adalah salah satu momen yang ditunggu-tunggu sebagian orang. Tentu saja dinantikan karena mereka akan berkumpul dengan teman-teman seperjuangan pada masa itu. Sebelum reuni, tentunya akan ada rapat atau pembahasan tentang dimana, kapan, dan berapa dana patungan untuk reuni. Nggak jarang, saat pembahasan, mereka menghadapi banyak perdebatan perkara acara reuni. Berikut hal-hal yang sering diperdebatkan saat mempersiapkan reuni.
<img src="/uploads/infografik%20reuni.jpg" alt="" />
<code>Infografik reuni. (Inibaru.id/Nafis Ghifary)</code>
Tanggal dan Waktu Pelaksanaan
Ini salah satu hal yang sering memicu perdebatan saat mempersiapkan reuni. Seringkali pertentangan muncul karena waktu dan tanggal yang ditentukan nggak sesuai dengan waktu luang &nbsp;beberapa peserta. Alhasil, para peserta mengusulkan banyak opsi waktu pelaksanaan.
&nbsp;Tempat
Penentuan tempat juga nggak kalah ribet. Kerap kali para peserta reuni protes tentang tempat yang sudah ditentukan. Entah karena tempatnya nggak oke atau letak rumah yang terlalu jauh dengan lokasi, pasti ada saja yang diperdebatkan. Hal tersebut akhirnya membuat panitia harus memikir ulang tempat perhelatan.
Dresscode
Sebagian panitia reuni biasanya menginginkan agar para peserta selaras termasuk dalam hal pakaian. Mereka kemudian menentukan seragam yang harus dipakai saat reuni. Namun, bagi sebagian peserta yang nggak srek dengan seragamnya, mereka bakal protes.
Jumlah Dana Patungan
Nominal dana patungan ini sering menjadi masalah dalam pembahasan atau rapat, terkadang beberapa orang nggak setuju dengan kesepakatan dana patungan yang ditentukan. Mereka berdebat karena jumlah dana patungan yang ditentukan terlalu banyak atau bisa juga terlalu sedikit.
Ya, jadi panitia reuni atau silaturahmi itu memang susah susah senang. Panitia dituntut harus bisa menengahi keinginan peserta yang berbeda-beda. Namun, kalau acara silaturahmi dan reuni berjalan lancar, pasti panitia senangnya bukan kepalang. Jadi, bagi kamu yang ditunjuk sebagai panitia reuni dan silaturahmi harus semangat ya! (IB18/E04)

Saat mempersiapkan reuni, pasti ada beberapa hal yang kerap menjadi perdebatan. Apa saja ya?

Hal-Hal Sering Diperdebatkan Saat Mempersiapkan Reuni

Inibaru.id &ndash; Momen Lebaran adalah momen yang pas untuk silaturahmi kepada siapa saja. Untuk itu, banyak orang yang membungkus silaturahmi tersebut dalam beberapa acara seperti halalbihalal keluarga besar atau reuni teman sekolah. Hal ini kerap dilakukan mengingat jatah libur yang ditetapkan cenderung lebih lama daripada hari libur lainnya.
Bertemu dengan orang-orang yang sudah lama nggak berjumpa tentu saja menghadirkan pengalaman menarik. Namun, adakalanya momen menyenangkan ini justru berubah menjadi momen canggung bila kamu nggak percaya diri dengan dirimu. Wah, kalau sudah begitu, rasanya pasti pengin skip hari saja, agar terhindar dari momen canggung atau yang lebih kece disebut awkward moment ini.
Nah, Inibaru.id punya rangkuman empat momen awkward yang mungkin terjadi pada dirimu saat hadir dalam acara silaturahmi saat Lebaran. Yuk simak!
<ol>
<li>Saltum (Salah Kostum) </li>
</ol>
Euforia kegembiraan reuni bersama teman lama sangat terasa saat Lebaran. Namun, jangan sampai kegembiraan ini bikin kamu lupa diri sehingga menggunakan baju ngejreng yang warnanya merah mentereng dengan perhiasan emas segambreng.
Lebih sebal lagi ketika kamu sampai di lokasi reuni, semua temanmu memakai baju nuansa warna hitam putih. Seketika kamu ingat, kalau di undangan sudah tertera tulisan warna monokrom sebagai dresscode yang wajib digunakan. Nah lo, kamu salah kostum!
<ol start="2">
<li>Telat Datang</li>
</ol>
Jam karet, itulah ungkapan yang sering kita dengar untuk melabeli polah orang-orang yang kerjaannya datang terlambat alias ngaret. Nggak tanggung-tanggung, biasanya mereka akan telat lebih dari satu jam. Wah, siapa juga yang nggak kesal ya, Millens?
Nah, kalau kamu akan menghadiri sebuah reuni, usahakanlah untuk datang tepat waktu. Panitia silaturahmi biasaya sudah memadatkan agenda kegiatan jadi bakal sayang banget kalau kamu telat mengikuti agenda itu.
Rasa percaya dirimu juga bisa hilang bila datangmu terlambat. So, jangan telat ya!
<ol start="3">
<li>Dapat Pertanyaan Basa-Basi Mengesalkan</li>
</ol>
Nah, satu ini adalah hal yang kerap terjadi saat reuni. Obrolan ngalor-ngidul bikin semuanya bisa saja terungkap termasuk kehidupan pribadimu. Mereka akan kepo menanyakan hidupmu dengan cara menentukan target standar dari kehidupan mereka.
Seringkali, hal itu dimulai dari pertanyaan standar, seperti &ldquo;Kapan nikah?&rdquo; atau &ldquo;Bekerja di mana sekarang? Jabatannya apa?&rdquo; atau &ldquo;Kenapa betah banget sih kerja di situ? Padahal gajinya sedikit&rdquo;.
Duh, please deh ah!
<ol start="4">
<li>Ketemu Mantan Pacar</li>
</ol>
Sedang asyik mengobrol dengan kawan yang sudah lama nggak jumpa, tiba-tiba saja terlihat sesosok orang yang amat dikenal di pojok ruangan. Yap, dialah sang mantan kekasih yang dulu pernah menyinari hati Sobat Millens sekalian. Kamu seketika bengong melongo melihatnya, terlebih jika si dia terlihat lebih cantik atau ganteng berseri dibanding saat SMA dulu. Timbullah hasrat ingin memiliki (lagi), eh!
Waduh, jangan sampai empat hal tadi bikin momen silaturahmi Lebaranmu berubah jadi awkward ya, Millens. Kudu terlihat tegar tuh meskipun hatinya rapuh. He-he (Verawati Meidiana/E04)

Siapa yang nggak suka berkumpul dan bernostalgia bersama teman-teman semasa sekolah dulu? Eits, tapi  jangan sampai empat hal ini terjadi padamu ya!

4 Momen Awkward yang Bisa Bikin Kamu Mati Gaya Saat Reuni

Inibaru.id &ndash; Idul Fitri telah usai. Namun, cuti bersama masih berlangsung beberapa hari lagi. Libur panjang ini sering dimanfaatkan orang-orang untuk bersilaturahmi kepada saudara, tetangga, dan kawan lama. Rentetan acara halal bihalal baik untuk alumni SD, SMP, SMA, organisasi, maupun tempat kerja pun akan berdengung di mana-mana.
Dalam membuat suatu acara, tentu akan ada beberapa orang yang akan menjadi panitia silaturahmi. Mereka bertugas untuk mempersiapkan segala keperluan baik tempat, waktu, konsumsi, dan undangan.
Tugas yang mereka emban nggak bisa dikatakan mudah, lo. Mereka harus meluangkan waktu dan tenaga mengurus dan mempersiapkan acara silaturahmi. Belum lagi menyebar undangan dan mengajak teman-teman untuk datang menjadi tugas yang cukup sulit untuk dilakukan. Dalam hal ini, panitia harus bekerja ekstra karena masih harus mempersiapkan ini-itu saat Lebaran.
&ldquo;Pengalaman jadi panitia silaturahmi itu enak nggak enak. Nggak enaknya ya kita harus ngeluangin waktu buat nyiapin tetek bengek acaranya. Reservasi tempat lah, nentuin waktu, ngurus konsumsi, ngemas acara biar menarik, terus masih banyak lagi,&rdquo; ujar Dewi salah seorang panitia acara silturahmi alumni SMA Negeri 1 Kediri tahun 2017 lalu.
Lebih lanjut, Dewi mengatakan mengemas acara supaya menarik menjadi salah satu hal yang cukup sulit. Jika acara nggak menarik, besar kemungkinan undangan yang datang akan semakin sedikit karena mereka berpikir acara akan berlangsung dengan membosankan. Nah, Dewi menyiasati hal itu dengan menghadirkan hiburan seperti live music, aneka permainan, dan menghias tempat perhelatan sedemikian rupa.
&ldquo;Memang butuh tenaga lebih sih untuk mengatur itu semua. Kebanyakan teman-teman yang ngurus itu juga masih tinggal di luar kota buat kuliah, mudiknya mepet Lebaran. Jadi kami ya harus kasih usaha di waktu yang sedikit itu,&rdquo; ungkap Dewi.
Namun, semua usaha Dewi dan teman-teman panitia silaturahmi saat itu pun terbayar. Banyak peserta yang datang ke acara silaturahmi tersebut. Beberapa dari mereka bahkan menyumbangkan uang lebih yang kemudian bisa digunakan untuk bakti sosial.
&ldquo;Walaupun nyiapin acaranya ribet, tapi aku seneng banget bisa kumpul lagi sama teman-teman SMA. Terus acara silaturahminya juga berjalan lancar dan Alhamdulillah banyak yang dateng. Harapannya tiap tahun acara kayak gini bisa terus berlangsung,&rdquo; tandasnya.
Berbeda dengan Dewi, Ulfa salah seorang panitia silaturahmi sebuah organisasi pecinta alam di Purbalingga itu harus bekerja lebih ekstra karena peserta undangan sudah lama berpencar.
&ldquo;Kalau pas jadi panitia itu paling susah nyebar undangannya. Soalnya kan undangannya bukan dari satu generasi aja tapi 29 generasi. Nah, yang generasi awal-awal itu susah banget ngordinirnya siapa aja yang datang karena udah banyak yang lost contact, jadi paling kami ngandalin Facebook,&rdquo; ungkapnya.
Upaya itu ternyata nggak mendapat sambutan yang baik. Hal ini karena ngak banyak orang yang diberi undangan datang ke acara. Dari total 200 undangan yang dapat tersebar, hanya sekitar 70 undangan yang dapat menghadiri acara tersebut.
Kendati demikian, Ulfa dan teman-teman panitia yang lain tetap berusaha menghadirkan acara silaturahmi yang terbaik. Dia juga mengaku bersyukur ada yang mau datang dalam acara silaturahmi tersebut.
Wah, sedih juga ya kalau banyak yang nggak datang. Padahal, acara silaturahmi itu perlu lo, Millens. Konon, kegiatan ini bisa memperpanjang umur. Nah, kalau kamu, sudah dapat undangan silaturahmi berapa banyak nih? (Faidah Umu/E04)

Saat Lebaran, undangan untuk silaturahmi dalam bentuk halalbihalal maupun reuni biasanya bejibun. Tentu setiap acara itu punya panitia khusus agar acara dapat berjalan lancar. Berikut kisah panitia silaturahmi yang "bertugas" saat Lebaran.

Jadi Panitia Silaturahmi Lebaran Itu...

Inibaru.id &ndash; Lebaran merupakan momen yang pas untuk bersilaturahmi baik itu kepada keluarga, sanak saudara, tetangga, maupun teman-teman. Libur Lebaran yang lumayan panjang juga biasanya dimanfaatkan untuk membuat acara kumpul bersama teman-teman yang sudah lama nggak bersua seperti reuni. Bagi sebagian orang, reuni mungkin sangat ditunggu-tunggu, tapi ada juga yang malah menghindari acara satu ini.
Tentu banyak alasan yang melatarbelakangi rasa nggak nyaman saat reuni. Beberapa di antaranya merasa canggung, minder, bahkan bosan dengan pertanyaan-pertanyaan yang "mematikan".
Pertama, kamu mungkin bakal merasa canggung. Bertemu dan memulai obrolan dengan teman lama memang bukan perkara mudah. Latar belakang pendidikan yang berbeda, lingkungan yang berbeda, serta perkerjaan yang berbeda kerap menjadi kendala untuk klik dengan teman lama.
&ldquo;Dulu pernah ada reuni angkatan, tapi aku nggak datang. Soalnya apa ya, ngerasa canggung saja gitu, sudah lama nggak bertemu. Terus nggak ada temen deket yang datang juga, yang datang tuh anak-anak famous gitu, sementara aku anak cupu,&rdquo; ungkap Fatma (22) disusul tawa.
Kedua, pertanyaan-pertanyaan dasar seperti sudah nikah atau belum, sudah lulus atau belum, kerja dimana, gaji berapa, kadang terlontar dari mulut teman-temanmu. Hal ini wajar terjadi karena teman-teman yang sudah lama nggak berjumpa pengin mengetahui keadaanmu sekarang.
Untuk orang-orang yang mencapai kesuksesan di usia muda tentu bukan masalah. Namun, beda cerita bila pertanyaan ini mampir ke orang-orang yang memiliki jalan hidup yang berbeda. Ini yang biasanya menjadi alasan bagi sebagian orang untuk memutuskan nggak ikut reuni.
Perubahan tubuh, muka, dan gaya berpakaian juga menjadi hal yang sering disoroti orang-orang yang sudah lama nggak jumpa.
&ldquo;Kalo aku paling nggak suka sama basa-basi fisik kaya gini: wah, gemukan ya sekarang, cie sudah bisa make up, sekarang gayanya hits banget deh, nggak cupu lagi. Komen-komen gitu ganggu banget sih buat aku. Jadi mending nggak usah datang saja lah, daripada dikomen macam-macam,&rdquo; terang Ade (23).
Duh, susah juga ya kalau begitu, Millens. Eits, kendati banyak yang merasa nggak nyamaan saat silaturahmi dalam reuni, ada juga lo yang malah menunggu-tunggu acara itu. Menjalin silaturahmi menjadi alasan utama mereka yang datang ke acara reuni.
Selain menjalin silaturahmi, bertemu dengan kawan lama setelah Lebaran juga bisa menjadi ajang nostalgia. Kamu bisa membicarakan kenangan-kenanganmu di masa lalu dengan teman-teman lama.
&ldquo;Selama ini ya paling baru reuni kelas. Kalau reuni angkatan belum ada, tapi semisal ada aku bakal datang. Nggak ada alasan nggak dateng. Kenangan waktu SMA juga nggak buruk, jadi kenapa nggak?&rdquo; ungkap Nurul (32).
Hm, bermacam-macam ya, Millens. Namun, perlu diingat nih, inti reuni itu adalah silaturahmi. Jadi, jangan diubah sebagai ajang mengomentari segala sesuatu tentang temanmu ya. Segala pilihan ada di tanganmu, kok. Mau datang ataupun nggak yang penting hubungan dengan kawan lama jangan sampai terputus ya! Selamat silaturahmi. (Faidah Umu/E04)

Lebaran sering dijadikan momen untuk bersilaturahmi sekaligus reuni dengan kawan lama. Hm, menyenangkan atau menegangkan ya?