Jadi, program ini muncul sebagai cara untuk merayakan Hari
Jadi Kota Semarang yang ke-478. Menurut Kepala Badan Layanan Umum (BLU) Trans Semarang Haris Setyo, layanan BRT gratis ini memiliki kuota terbatas.

Namun, tetap saja, terobosan ini diperkirakan bakal bikin semakin
banyak generasi muda tertarik naik bus yang bisa mengantar kita ke hampir seluruh sudut Kota Atlas ini.&nbsp;

Lantas, gimana caranya ya agar pelajar dan mahasiswa bisa
naik bus Trans Semarang gratis? Kalau soal ini, Haris menyebut mereka bisa
melkaukan pendaftaran secara daring.

“Nantinya melakukan pendaftaran secara online, karena
nggak semua pelajar ataupun mahasiswa naik bus Trans Semarang,” ungkap Haris
pada Jumat (2/5/2025).

Nah, cara mendaftarnya di portal.brtsemarang.com/ecard/registration.
Di tautan ini, kamu tinggal mengisi formulir registrasi. Siapkan foto KTP/KK ya karena akan diunggah pada tautan tersebut.

Setelah mengisinya dengan lengkap, kamu bakal mendapatkan
pesan di aplikasi perpesanan WhatsApp dari Trans Semarang. Isinya adalah QR
Code yang tinggal kamu simpan.

Setelah itu, kamu tingal menunggu proses validasi selesai. Setelah itu, kamu tinggal mengambil kartu yang sudah dipilih di formulir
registrasi sebelumnya. Tempat pengambilannya bisa di halte Balaikota, Simpang
Lima, Elisabeth, dan Terminal Banyumanik.

Dengan kartu Rp0 inilah, pelajar dan mahasiswa bisa naik bus
Trans Semarang secara gratis. Kalau nggak membawanya, bakal tetap dikenakan tarif
Rp.1000, Millens.

Bagaimana jika kamu pelajar atau mahasiswa yang nggak punya
KTP Semarang? Yang ini juga bakal tetap dikenakan tarif Rp.1000.

O ya, kartu Rp0 ini nantinya bakal ada masa berlakunya.
Jadi, pastikan kamu menggunakannya dengan cermat, ya?

Gimana, tertarik untuk membuat kartu yang bisa membuatmu
naik bus Trans Semarang gratis, Millens? Lakukan dulu tahapan-tahapan
yang sudah disebutkan sebelumnya tadi. (Arie Widodo/E10)

Inibaru.id –&nbsp;Bus Rapid Transit (BRT) termasuk salah satu moda darat massal yang cukup diandalkan masyarakat di Kota Semarang. Selain fasilitas yang cukup baik, daya jangkau dan jelajah bus yang lebih dikenal sebagai Trans Semarang ini juga cukup luas.&nbsp;

Trans
Semarang jadi sistem transportasi berbasis bus yang mampu menjangkau hampir seluruh
wilayah Kota Lunpia dengan baik. Tarifnya pun terbilang cukup terjangkau, dengan waktu layanan yang lumayan panjang.&nbsp;

Nah, Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang ternyata masih pengin
menambah jumlah pengguna harian Trans Semarang, Millens. Caranya adalah
dengan membuat mereka yang masih berstatus pelajar dan mahasiswa, yang
sebelumnya dibebani tarif Rp1.000 sekali jalan, bisa naik Trans Semarang
gratis. Yap, kamu nggak salah baca; gratis!

Pelajar dan Mahasiswa bisa naik bus Trans Semarang gratis asalkan melakukan sejumlah cara berikut.

Cara Agar Bisa Naik Bus Trans Semarang Gratis

Nah, ternyata, nggak begitu mempedulikan e-mail ataupun
password bukanlah dilakukan Annisa seorang. Nyatanya, kalau menurut data yang
diungkap Nordpass pada Kamis (1/5/2025), orang Indonesia cenderung
menyepelekan password yang mereka gunakan untuk e-mail atau akun-akun aplikasinya.

Dalam data yang dirangkum dari kebiasaan orang Indonesia
dalam menggunakan internet selama 2024 tersebut, terungkap bahwa password yang
terbanyak dipakai orang Indonesia adalah “123456”! Gampang banget buat ditebak,
bukan?

Password terbanyak kedua yang digunakan pun nggak jauh beda,
yaitu “12345”. Sederhananya, kalau kita mengetik urutan angka tersebut, bisa
saja kita membuka e-mail atau akun orang lain dengan mudah, bukan?

Setelahnya, berturut-turut password seperti “qwerty123”, “12345678”,
“dan “qwerty1” juga banyak dipakai warganet Indonesia. Nggak jauh beda dan
sama-sama mudah ditebak!

Ada sih beberapa password nyeleneh seperti “bismillah”,
“rahasia”, “Indonesia”, hingga “sayang” yang nggak cepat ditebak. Tapi, tetap
saja, karena nggak ada kombinasi angka, huruf, dan kode, password-password itu
mudah dibobol warganet lainnya!

“Aku mungkin nggak memakai password-password yang mudah itu.
Tapi aku memakainya untuk e-mail hingga akun media sosial yang jumlahnya cukup
banyak. Beberapa temanku yang nggak pengin kesulitan masuk ke akun-akun media
sosial alternatifnya, pada akhirnya memilih password yang mudah seperti itu,” ungkap
Adinda.

Yap, mengingat password-password tersebut mudah banget untuk
ditebak atau dibobol, ada baiknya nggak kamu gunakan deh. Biar akunmu aman.
Setuju kan, Millens? (Arie Widodo/E10)

Inibaru.id – Meski sudah resign dari sebuah
institusi pendidikan di Kota Semarang sejak akhir 2024 lalu, e-mail dan
password Annisa Kusuma masih nyangkut di kolom login sistem pengawasan
tes di kantor tersebut. Yang lebih mengejutkan, tatkala rekannya yang masih
bekerja di sana, Adinda, pengin membuka e-mailnya sendiri, terlihat juga kalau Annisa
masih menyimpan akun e-mail dan sandinya di aplikasi peramban komputer.

Komputer tersebut adalah komputer pengawasan tes yang bisa
dipegang oleh setidaknya 5 orang. Meski Adinda dan teman-teman kerjanya nggak
akan mengutak-atik e-mail Annisa, tetap saja dia keheranan dengan betapa careless
mantan rekannya itu dalam menjaga keamanan e-mail yang juga dipakai sebagai akun di berbagai aplikasi penting di ponsel tersebut.

“Seingat saya, e-mail itu dulu dia buka untuk keperluan
skripsi. Kalau saya pasti bakal milih membukanya di laman privat dan
passwordnya nggak akan disimpan. Terlalu riskan kalau sampai akhirnya data-data
pribadi di e-mail bisa diambil,” ungkap Adinda saat mengutarakan keheranannya
dengan perilaku mantan rekan kerjanya tersebut.

Ternyata, masih banyak orang Indonesia yang nggak peduli kalau password yang dipakai untuk e-mail atau akun-akun lainnya mudah dibobol, lo!

Password Apa yang Paling Banyak Dipakai Warganet Indonesia?

“Selain jalan-jalan, saya nyari oleh-oleh legendaris khas
Solo yang disukai banget sama ibu saya, yaitu Intip Asli Bu Harno!” ucapnya
penuh semangat pada Jumat (2/5/2025).

Buat kamu yang nggak tahu, intip adalah camilan yang terbuat
dari nasi, tepatnya kerak nasi yang melekat di bagian dasar panci saat nasinya
ditanak. Kerak ini biasanya dijemur dan kemudian digoreng sampai renyah. Biar
rasanya semakin mantap, biasanya diberi tambahan gula jawa, Millens.

Nah, camilan inilah yang sudah dijajakan di Intip Asli Bu
Harno sejak 30 tahun silam. Meski lokasi tempat produksi sekaligus tokonya ada
di dalam gang, karena intip yang diproduksi di sana sangat berkualitas, wajar
jika banyak wisatawan yang datang ke sana setiap hari.

“Lokasinya nggak jauh dari Stasiun Solo Jebres. Masuknya
bisa lewat Jalan Purwopuran Gang 1 atau Gang 2. Tapi kalau bawa mobil, kayaknya
parkirnya harus di Jalan Sindutan atau Jalan Urip Sumoharjo. Dari sana baru
jalan sekitar 100-an meter,” tutur Olivia.

Memangnya, seistimewa apa sih intip yang dibuat di sana?
Konon, kerak ini berasal dari nasi yang dimasak di dalam kendil! Alat masak langka ini diklaim menambah kenikmatan intip.

“Selain itu, gula jawanya asli. Makanya rasa manisnya pas.
Bagiku ini intip terenak di Solo,” tegas Olivia.

Konon, demi menjaga rasa, gula jawanya didatangkan langsung
dari produsen gula jawa terbaik di Wonosobo, Jawa Tengah. Pantas deh
kualitasnya istimewa.

Kalau kamu tertarik untuk mencicipi kelezatan Intip Asli Bu
Harno Solo, nggak usah khawatir. Jam bukanya panjang kok, dari pukul 07.00 WIB
sampai 21.00 WIB. O ya, harga intip di sana juga murah kok. Mulai Rp20 ribuan,
kamu bisa mendapatkan intip dengan ukuran yang besar!

Jadi, kapan nih kita main ke Intip Asli Bu Harno Solo buat belanja
oleh-oleh, Millens? (Arie Widodo/E05)

Inibaru.id – Beberapa bulan belakangan, teman kuliah
saya dulu, Olivia Sukma rajin mengajak anaknya naik kereta ke Solo pada akhir
pekan meski hanya sebulan sekali. Alasannya, dia bisa mengajak anaknya ke kota
yang enak buat jalan-jalan pulang pergi hanya sehari.

Maklum, rumahnya cukup dekat dengan Stasiun Brumbung,
Mranggen, Demak. Dia pun bisa naik kereta ke Solo dengan mudah.

Keistimewaan rasanya berasal dari proses memasak yang tetap tradisional.

Oleh-oleh Legendaris Khas Solo; Intip Asli Bu Harno

Selain mejual tanah kepada B, Tupon juga memberi akses jalan seluas 90 meter persegi dan hibah 54 meter persegi untuk gudang RT. Dari tanah yang semula seluas 2.103 meter persegi, dia memecah sertifikat hingga tersisa 1.655 meter persegi, tempat dia dan anaknya membangun rumah.

Beberapa bulan berselang,&nbsp;B menyarankan Tupon untuk memecah sertifikat yang tersisa itu menjadi empat; satu untuk Tupon, lalu tiga lainnya untuk anak-anaknya. B menawarkan bantuan sekaligus mengatakan akan menanggung biaya pemecahan, karena dirinya masih berhutang sebesar Rp35 juta kepada Tupon.

Tupon setuju, lalu menyerahkan sertifikat itu kepada B. Selanjutnya, dia tempat berbeda, dia sempat diminta menandatangani sejumlah dokumen tanpa didampingi ketiga anaknya. Heri Setiawan, anak sulung Tupon mengatakan, bapaknya nggak mungkin tahu apa yang ditandatangani karena nggak bisa baca-tulis.

Pada Maret 2924, Tupon dan keluarga dikagetkan oleh kedatangan&nbsp;petugas bank membawa fotokopi sertifikat tanah seluas 1.655 meter persegi milik Tupon yang telah beralih nama menjadi orang yang sama sekali nggak dikenal Tupon.

Petugas itu mengatakan, tanah yang dihuni Tupon sekeluarga itu menjadi agunan pinjaman ke bank senilai Rp1,5 miliar yang macet sehingga sedang dalam proses lelang oleh bank. Kantor Pertanahan Kabupaten Bantul memastikan bahwa berkas peralihan hak milik itu lengkap secara administrasi.

Dugaan adanya campur tangan mafia tanah dalam kasus ini pun mencuat. Saat ini, kasus tersebut telah dilaporkan ke Kepolisian Daerah DIY dan masih dalam proses penyelidikan.

Mafia tanah merujuk pada kelompok atau individu yang secara ilegal mengambil alih hak atas tanah milik orang lain. Modus operandi mereka beragam, mulai dari pemalsuan dokumen hingga kolusi dengan oknum pejabat.

Menurut Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) Agus Harimurti Yudhoyono, pada tahun 2024 terdapat 98 kasus mafia tanah yang menjadi target operasi, dengan potensi kerugian negara mencapai Rp41 triliun.

Keberadaan media sosial dalam kasus Mbah Tupon sebetulnya cukup menarik karena membuat kasus tersebut kini ditangani dengan serius oleh berbagai pihak. Dengan teknologi yang kita miliki sekarang, siapa pun juga jadi bisa mengecek keabsahan sertifikat tanah melalui layanan resmi.

Selain itu, media sosial juga terbukti ampuh sebagai media edukasi untuk masyarakat terkait keberadaan mafia tanah yang bisa mengintai siapa saja ini.&nbsp;

Punya tanah bukan jaminan aman. Di Indonesia, sertifikat yang sah pun bisa digugat dan hilang karena praktik mafia tanah. Lalu, gimana cara mencegahnya? Berbasis data, teknologi, dan pengalaman nyata, berikut adalah beberapa tips yang bisa kamu lakukan agar nggak terjebak praktik mafia tanah:

Mbah Tupon kehilangan lahannya karena belum bersertifikat dan mafia tanah masuk lewat celah itu. Tanah girik, letter C, atau akta jual beli tetap rentan tanpa sertifikat resmi dari BPN.

2. Cek keaslian sertifikat secara digital

Kementerian ATR/BPN kini menyediakan aplikasi Sentuh Tanahku. Kamu bisa memeriksa status dan data sertifikat tanah melalui ponsel. Ini penting agar tahu apakah ada sengketa atau penggandaan.

Jangan hanya simpan sertifikat fisik, simpan juga salinan digitalnya di tempat aman seperti cloud storage yang terenkripsi.

Secara hukum, tanah yang tidak ditandai rawan diakui pihak lain. Mafia tanah memanfaatkan lahan kosong yang terlihat “tak bertuan”. Jadi, kamu bisa pasang patok beton dan papan nama dengan info kepemilikan; bisa pula ditambahkan QR code yang mengarah ke bukti kepemilikan digital.

4. Simpan dokumen lengkap dan terstruktur

Menurut pengamat agraria dari UGM, lemahnya arsip pribadi jadi celah mafia untuk menggugat kepemilikan. Banyak warga menyimpan dokumen sembarangan, bahkan hilang saat pindahan atau kebakaran.

Maka, usahakan untuk selalu mengarsipkan dokumen secara rapi, buat salinan digital, dan beri akses ke ahli waris jika perlu.

5. Update data kepemilikan jika ada perubahan

Banyak kasus mafia tanah bermula dari data lama, yakni nama pemilik belum diperbarui meski sudah diwariskan atau dijual. Ini bisa dimanfaatkan oknum untuk menggugat. Maka, setelah transaksi atau pembagian warisan, segera balik nama di BPN dan perbarui di sistem elektronik.

6. Laporkan aktivitas mencurigakan sejak dini

Jika ada orang nggak dikenal yang mengukur, mengklaim, atau menawarkan jual beli lahan milikmu, jangan anggap sepele. Dokumentasikan aktivitas mencurigakan dengan video atau foto, lalu laporkan ke kelurahan, BPN, atau Satgas Antimafia Tanah melalui hotline resmi.

Demikianlah beberapa tips yang bisa kamu coba untuk menghindari adanya kemungkinan kamu terjebak dalam lingkaran mafia tanah. Dari Mbah Tupon kita belajar bahwa tipu daya mafia tanah itu nyata dan bisa saja datang dari orang-orang yang semula kita kenal baik. Bagaimana menurutmu? (Siti Khatijah/E07)

Inibaru.id - Tipu daya para mafia tanah kembali menjadi perhatian publik setelah kasus Mbah Tupon, petani asal Bangunjiwo, Kapanewon Kasihan, Kabupaten Bantul, DI Yogyakarta, viral di media sosial. Dalam kasus tersebut, kakek&nbsp;68 tahun ini terancam kehilangan rumah dan tanah kepunyaannya.&nbsp;

Bermula saat korban bermaksud menjual tanah seluas 298 meter persegi kepada B pada 2020, dia malah terancam kehilangan keseluruhan lahan yang mencapai ribuan meter persegi.

Dari kasus Mbah Tupon, kita jadi tahu bahwa tipu daya mafia tanah adalah nyata dan bisa menimpa siapa saja, yang kebanyakan masuk melalui celah 'tanah yang belum bersertifikat'.

Dari Kasus Mbah Tupon, Kita Belajar tentang Tipu Daya Mafia Tanah

Deputi Bidang Transformasi Hijau dan Digital Otorita IKN, Mohammed Ali Berawi menyatakan bahwa pengembalian kereta adalah hasil dari evaluasi Proof-of-Concept (PoC).

“Hasil dari penilaian PoC ditemukan bahwa sistem autonomous dari trem otonom (Autonomous Rail Transit IKN) belum dapat berfungsi dengan baik," ujar Ali, Sabtu (3/5).

Kelemahan lain yang ditemukan adalah ketidakmampuan sistem pengereman otonom mendeteksi dan merespons rintangan atau objek yang melintas di depannya.

ART nggak dapat memperlambat atau berhenti secara otomatis, meningkatkan risiko kecelakaan dan bertentangan dengan standar keselamatan tinggi yang diterapkan di IKN.

Berbeda dengan kondisi di Tiongkok, di mana ART beroperasi di jalur khusus dengan infrastruktur yang telah siap sepenuhnya, IKN menghadirkan tantangan yang lebih kompleks.

Teknologi yang diimpor perlu menjalani proses adaptasi lokal yang ketat, mulai dari pengujian di iklim tropis, medan yang belum stabil, hingga integrasi dengan lalu lintas campuran.

ART awalnya diharapkan menjadi simbol kemajuan transportasi ramah lingkungan di IKN, dengan sistem berbasis baterai dan pengoperasian tanpa masinis. Namun, kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa kesiapan teknologi belum sebanding dengan kebutuhan dan karakteristik wilayah IKN.

Kementerian Perhubungan (Kemenhub) memastikan bahwa pengembalian ini nggak menimbulkan kerugian pada negara. 

“Terkait uji coba ini yang melakukan MoU adalah otoritas IKN dengan vendor yaitu Norinco dengan partisipasi dari CRRC Qindao Sifang. Oleh karena itu, pihak yang melakukan evaluasi apakah ART ini layak dan cocok dengan kebutuhan IKN adalah Otoritas IKN,” ujar Kepala Biro Komunikasi dan Informasi Publik Kemenhub Budi Rahardjo melansir Kompas,&nbsp;Sabtu (3/5).

Sebagai informasi, ART di IKN ini mulai menjalani uji coba sejak 10 Agustus 2024. Menurut Direktur Jenderal Perkeretaapian, Risal Wasal, uji coba awal dilakukan pada jalur pendek yang mengelilingi Gedung Kemenko 3 menuju Gedung Kemenko 2, lalu kembali lagi ke Gedung Kemenko 3, yang terletak di Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP) IKN.

Pada fase uji coba ini berlangsung sekitar dua bulan dan mencakup uji coba dinamis untuk menguji kemampuan operasional ART. Setelah itu, trem otonom ini diperkenalkan kepada publik dalam masa pameran mulai 10 Oktober hingga 31 Desember 2024. Selama periode tersebut, masyarakat dapat mencoba layanan ART secara gratis.

Nggak hanya diuji coba dan dipamerkan, Kumparan (30/4) mencacat ART juga sempat digunakan sebagai kendaraan pengumpan (feeder) untuk mendukung pergerakan peserta dalam upacara Hari Kemerdekaan ke-79 Republik Indonesia yang digelar di IKN. Presiden ke-7 RI Joko Widodo juga sudah menjajalnya saat itu, lo.

Meski demikian, belum ada keputusan apakah pemerintah akan kembali mendatangkan ART dari Tiongkok atau mencari alternatif lain. Semua opsi masih dalam tahap evaluasi sambil menanti solusi teknologi yang benar-benar sesuai dengan kebutuhan dan kondisi IKN.

Hm, menurutmu bagaimana, Millens? Lanjut kerjasama bareng Tiongkok atau cari yang lain? (Siti Zumrokhatun/E10)

Inibaru.id -&nbsp;Mimpi memiliki kereta tanpa rel atau Autonomous Rail Transit (ART) yang bakal beroperasi di Ibu Kota Nusantara (IKN) tampaknya harus tertunda. Pasalnya, kereta yang didatangkan dari CRRC Qingdao Sifang, Tiongkok itu dinyatakan belum mampu beroperasi secara otonom sesuai rencana.

Alhasil, ART harus diretur ke produsen untuk perbaikan teknologi. Masalah utama terletak pada sistem otonom yang belum siap beroperasi di lingkungan mixed traffic IKN, di mana jalur uji coba masih digunakan bersama kendaraan lain dan kondisi infrastrukturnya belum sepenuhnya matang.

Sensor dan kecerdasan buatan (AI) yang menjadi otak kendaraan ini belum mampu menyesuaikan diri dengan situasi jalan yang nggak rata serta gangguan dari kendaraan konstruksi.

Kereta tanpa rel IKN gagal beroperasi secara otomatis dalam uji coba. Sistem otonomnya nggak mampu beradaptasi dengan kondisi jalan IKN, sehingga kereta dikembalikan ke Tiongkok untuk perbaikan teknologi.

Gagal Berfungsi Otonom, Kereta Tanpa Rel IKN Dikembalikan ke Tiongkok

Inibaru.id&nbsp; - Geliat kebudayaan di Kota Semarang semakin hari semakin terasa. Beberapa agenda kebudayaan masyarakat masuk ke dalam agenda wisata Kota Semarang. Salah satunya Pentas Keroncong yang digelar pada Rabu (18/9) malam.
Sayangnya, nggak banyak menarik minat penonton. Hal ini terlihat dari banyaknya kursi kosong di aula Taman Budaya Raden Saleh yang menjadi panggung pentas grup keroncong Sinar Baru ini. Hanya seperempat dari total kursi yang diduduki. Beberapa pengunjung juga lebih memilih berdiri ketimbang mengisi kursi yang kosong. Bahkan buku tamu yang diletakkan di hanya diisi sekitar 50-an orang. Sedih ya?
Meski jauh dari kata ramai pengunjung, pentas keroncong malam itu tetap berlangsung meriah. Penonton pun nggak cuma duduk manis aja lo, Millens! Beberapa dari mereka diajak ke atas panggung untuk menyanyikan lagu.
<img src="/nuploads/89/Pentas_Keroncong/Pentas_Keroncong_Zulfa_2.jpg" alt="" width="1069" height="800" />
<code>Pentas keroncong ini membawakan lagu-lagu lawas. (Inibaru.id/ Zulfa Anisah)</code>
Ketua HAMKRI Jawa Tengah Ajdi Muskha mengaku senang karena pentas keroncong semacam ini bisa digelar secara rutin. &ldquo;Bertahun tahun rutin diselenggarakan berganti-gantian. Sebulan ada empat yang tampil,&rdquo; kata laki-laki yang mengaku berumur lebih dari 70 tahun ini.
Menurut Adjie, grup keroncong yang ada di bawah naungan HAMKRI selalu manggung setiap minggunya di tempat yang berbeda-beda. Namun begitu, di malam itu dia merasa kurang banyak penonton yang datang ke TBRS. &ldquo;Kurang banyak yang datang, pemudanya juga ndak banyak,&rdquo; katanya menyayangkan.
Sekilas mata memandang, penonton pentas keroncong tersebut adalah masyarakat paruh baya hingga lansia. Ada belasan lagu lawas yang dimainkan bergantian oleh penyanyi dan penonton. Namun karena terlalu lawas, saya sampai nggak tahu lagu itu. He he. Mungkin hal ini juga yang bikin empat pemuda yang datang pun terlihat meninggalkan kursinya.
<img src="/nuploads/89/Pentas_Keroncong/Pentas_Keroncong_Zulfa_3.jpg" alt="" width="1069" height="800" />
<code>Meski sedikit penonton, pentas keroncong tetap meriah hingga akhir acara, lo! (Inibaru.id/ Zulfa Anisah)</code>
Meskipun begitu, Imam Subagyo, seorang penonton yang hadir dari awal acara terlihat menikmati pertunjukan dengan sangat asyik. Meski datang sendiri, dia menepuk-nepukkan tangan mengiringi alunan musik. &ldquo;Yang penting penikmatnya duduk sampai akhir, perkara yang datang itu bukan hal yang penting,&rdquo; katanya santai.
Meski pentas ini hanya dinikmati oleh kalangan masyarakat tertentu, namun hampir semua penonton nggak beranjak dari kursi hingga akhir acara lo. Adji&nbsp; berharap agar musik seni musik khas ini tetap hidup di tengah masyarakat dan semakin eksis.
Wah semuga genre musik yang satu ini bisa terus lestari seperti kata Pak Adji ya, Millens! (Zulfa Anisah/E05)

Pentas keroncong yang rutin digelar, Rabu (18/7) malam tadi akhirnya digelar di Taman Budaya Raden Saleh. Sayangnya, banyak kursi melompong tak bertuan. Meski begitu, penonton yang rata-rata berumur paruh baya hingga lansia tersebut tetap ayik menikmati keroncong hingga akhir acara.

Meski Banyak Kursi Kosong, Pentas Keroncong di TBRS Ini Tetap Meriah Sampai Akhir

Inibaru.id &ndash; Sobat Millens tahu musik keroncong? Musik khas Indonesia itu identik dengan instrumen seperti ukulele, flute, dan selo. Ada juga instrumen biola, gitar akustik, dan bass. Syahdu sekali jika didengarkan.
Di Kota Semarang, musik keroncong masih eksis dan mendapat tempat di hati masyarakat lo. Pemerintah Kota Semarang melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) dan bekerja sama dengan Himpunan Artis Musik Keroncong Indonesia (HAMKRI) memiliki satu program kerja khusus keroncong.
Yap, Rabu seakan menjadi Hari Keroncong di Kota Semarang. Sebab pada hari itu selalu diadakan Pentas Keroncong. Lokasinya berbeda-beda, Millens.
<img src="/nuploads/59/Keroncong_Mayang.jpg" alt="" width="600" height="400" />
<code>Salah satu penampilan dalam Pentas Keroncong. (Inibaru.id/ Mayang Istnaini)</code>
Pada&nbsp; pekan pertama, pentas diadakan di halaman Kantor Kecamatan Lamper. Pentas pekan kedua diadakan di Gedung RRI dan pekan ketiga di Taman Budaya Raden Saleh. Pada pekan keempat, Pentas Keroncong diadakan di Taman Nada Brumbungan. Biasanya pentas dimulai pada pukul 20.00 WIB dan berakhir pukul 23.00 WIB.
Pengisi acara pada Pentas Keroncong di Kota Semarang pun sudah terjadwal. Orkes-orkes keroncong dari Kota Semarang dan sekitarnya secara bergiliran menjadi penampil.
Rutinitas demikian bisa dikatakan masih jarang ditemui di suatu kota. Selain Semarang, di Jawa Tengah rutinitas pentas keroncong mungkin bisa ditemui di Kota Solo.
Upaya Pelestarian
Pentas Keroncong di Kota Semarang bukan hanya sekadar rancangan program kerja, Millens. Melalui pentas-pentas itu, ada satu upaya pelestarian budaya.
Ketua Bidang Pementasan HAMKRI Semarang, Budi Jayanto mengatakan, salah satu cara melestarikan keroncong adalah memberi fasilitas para pemainnya untuk unjuk diri. Misalnya lewat pentas, siaran radio, atau perlombaan.
&ldquo;Kelompok keroncong mungkin nggak sebanyak kelompok musik lain. Tapi dengan adanya wadah, kami akan tetap bisa eksis,&rdquo; kata Budi pada Inibaru.id belum lama ini.
Yap, dengan rutinitas pentas masyarakat akan terbiasa dengan keroncong. Musik yang sudah ada sejak zaman penjajahan itu pun akan tetap lestari terutama di kalangan millenials.
<img src="/nuploads/59/Keroncong5_Mayang.jpg" alt="" width="600" height="400" />
<code>Salah seorang penonton mengabadikan momen di Pentas Keroncong. (Inibaru.id/ Mayang Istnaini)</code>
Eits, meski merupakan musik dari tempo dulu bukan berarti keroncong nggak punya penggemar dari kalangan millenials.
Meski nggak banyak, di beberapa Pentas Keroncong yang diadakan di Kota Semarang masih sering ditemui penonton millenials.
Wah, warga Semarang patut bangga nih. Jangan lupa hadir di Pentas Keroncong rutinnya juga ya! (Mayang Istnaini/E05)

Salah satu upaya melestarikan keroncong adalah dengan memfasilitasi para pemainnya untuk unjuk diri. Di Semarang, hal itu terwujud dalam suatu pertunjukan rutin bertajuk Pentas Keroncong. 

Upaya Pelestarian Keroncong di Kota Semarang lewat Pentas Keroncong

Inibaru.id &ndash; Keroncong merupakan salah satu musik asli Indonesia meski sering disebut-sebut berakar dari Portugis. Aliran musik itu sudah eksis sejak zaman penjajahan lo.
Melansir Dictio.id (2/4/2018), sebagian orang menyebut musik keroncong karena bunyi creng-crong yang mendominasi. Namun ada juga pendapat lain dalam buku Ensiklopedi Jakarta yang menyebutkan bahwa asal mula nama keroncong berasal dari bahasa Portugis croucho yang berarti ukulele atau gitar kecil.
Pada masa penjajahan, musik keroncong menjadi primadona karena lagu-lagunya mampu memberi semangat. Sebut saja lagu &ldquo;Rayuan Pulau Kelapa&rdquo;, &ldquo;Sepasang Mata Bola&rdquo;, dan &ldquo;Selendang Sutera&rdquo;.
Pada era itu juga banyak musikus yang turut melambungkan musik keroncong di Indonesia. Misalnya Kusbini, Ismail Marzuki, dan Gesang.
<img src="/nuploads/59/Keroncong2_Mayang.jpg" alt="" width="600" height="400" />
<code>Instrumen-instrumen khas keroncong. (Inibaru.id/ Mayang Istnaini)</code>
Kejayaan musik keroncong berlanjut hingga kurun waktu 1970-an. Saat itu musik keroncong menjadi media untuk menyampaikan program dan misi pemerintah. Lagu-lagu nasionalis pun muncul pada era itu. Misalnya lagu &ldquo;Bahana Pancasila&rdquo;.
Di balik kejayaannya, musik keroncong ternyata sempat meredup, Millens. Sekitar 1990-an, pamor musik keroncong perlahan tergantikan oleh instrumen-instrumen musik lain yang lebih modern.
Beruntung, &ldquo;mati suri&rdquo;nya keroncong nggak memerlukan waktu lama. Pamornya kembali bangkit saat salah satu stasiun televisi swasta menyiarkan program khusus keroncong pada sekitar 2000.
Kelompok-kelompok musik keroncong pun kembali bangkit. Begitu pula di Kota Semarang.
Keroncong di Semarang
Di Kota Semarang, ada pentas rutin musik keroncong yang diselenggarakan setiap Rabu lo, Millens. Pentas itu merupakan salah satu program Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Semarang bekerja sama dengan Himpunan Artis Musik Keroncong Indonesia (HAMKRI).
Nggak sekadar pentas dan bersuka ria, kegiatan bertajuk Pentas Keroncong itu juga menjadi upaya pelestarian keroncong di Semarang. Khususnya untuk menjaring millenials sebagai generasi penerus.
&ldquo;Perkembangan musik keroncong mungkin nggak seprogresif aliran musik lain. Makanya harus sabar. Regenerasi pasti ada. Salah satu upayanya melalui program ini,&rdquo; ungkap Budi Jayanto, Ketua Bidang Pementasan HAMKRI Semarang pada Inibaru.id belum lama ini.
<img src="/nuploads/59/Keroncong3_Mayang.jpg" alt="" width="600" height="400" />
<code>Salah satu penampilan dalam Pentas Keroncong. (Inibaru.id/ Mayang Istnaini)</code>
Menurut Budi, Pentas Keroncong merupakan salah satu cara yang efektif untuk melestarikan musik keroncong. Yap, pentas tersebut menjadi media apresiasi bagi kelompok-kelompok keroncong untuk terus berkarya.
&ldquo;Saya nggak akan pesimis kalau keroncong nggak ada penerusnya. Pasti ada,&rdquo; tambah Budi dengan semangat.
Di samping menggandrungi musik-musik modern, mengapresiasi musik khas negeri sendiri nggak ada ruginya lo, Millens. Yuk, keroncong-an! (Mayang Istnaini/E05)

Keroncong merupakan salah satu kesenian yang sudah eksis sejak zaman penjajahan di Indonesia. Hingga kini, eksistensinya masih terjaga meski mungkin nggak semasif dulu.

Sudah Ada Sejak Penjajahan, Keroncong Tetap Eksis Hingga Kini

Inibaru.id &ndash; Indonesia merupakan negara yang kaya akan budaya. Mulai dari adat, tarian, hingga musik. Salah satunya adalah musik keroncong.
Nah, belum lama ini saya menghadiri sebuah pertunjukan keroncong di Kota Semarang. Acara bertajuk Pentas Keroncong itu diselenggarakan di Gedung Ki Narto Sabdo, kawasan Taman Budaya Raden Saleh (TBRS) Semarang Rabu (20/3).
Acara itu memang diadakan rutin setiap pekan pada hari Rabu. Hanya saja setiap pekan tempat penyelenggaraannya berbeda-beda.
Selain di TBRS, Pentas Keroncong biasanya diadakan bergiliran di Halaman RRI Semarang dan Taman Nada.
Nggak hanya soal tempat, pengisi acara Pentas Keroncong juga bergantian antar kelompok orkes keroncong dari Kota Semarang dan sekitarnya.
<img src="/nuploads/59/Keroncong1_Mayang.jpg" alt="" width="600" height="400" />
<code>Penampilan dalam Pentas Keroncong. (Inibaru.id/ Mayang Istnaini)</code>
Malam itu saya menyaksikan Pentas Keroncong yang ditampilkan oleh orkes keroncong Suara Permadani.
Selain saya, ada juga beberapa millenials yang ikut menikmati pertunjukan. Nggak terlalu banyak memang, namun dapat menjadi bukti bahwa keroncong masih diminati hingga ke generasi masa kini.
Sejumlah lagu dibawakan dengan apik dan syahdu oleh penyanyi-penyanyi dari orkes Suara Permadani. Sebut saja &ldquo;Keroncong Tanah Airku&rdquo;, &ldquo;Ketaman Asmara&rdquo;, &ldquo;Biarlah Bulan Bicara&rdquo;, dan &ldquo;Banyu Langit&rdquo;.
Pentas Keroncong juga membuka kesempatan bagi penonton yang pengin menyumbangkan suaranya, Millens.
<img src="/nuploads/59/Keroncong4_Mayang.jpg" alt="" width="600" />
<code>Orkes Keroncong Suara Permadani. (Inibaru.id/ Mayang Istnaini)</code>
Hm, sayang sekali saya nggak pandai bernyanyi. Meski begitu, menikmati pentas dari bangku penonton saja sudah sangat menyenangkan kok.
Tanpa terasa pertunjukan yang dimulai pukul 20.00 WIB itu akhirnya usai sekitar pukul 23.00 WIB. Wah, telinga saya benar-benar dimanjakan oleh alunan nada-nada indah malam itu.
Sepertinya pekan berikutnya saya akan kembali lagi untuk menonton Pentas Keroncong. Ada yang mau gabung? Kalau kamu mau tahu di mana tempat pertunjukannya minggu depan, kepoin saja akun instagram @disbudparkotasemarang. Yuk ah, ajak gebetan juga. (Mayang Istnaini/E05)

Keroncong nggak hanya bisa dinikmati oleh kalangan orang tua. Musik yang sudah ada sejak zaman penjajahan itu juga asyik dinikmati oleh kalangan millenials lo.