Suasana Warung yang Sederhana dan Bikin Betah

Begitu masuk ke area warung, suasananya langsung terasa Jogja banget: sederhana, hangat, dan jauh dari bising jalan raya. Tempatnya memang kecil, tapi justru itu yang menambah kesan rumahan. Pembeli duduk dengan sabar menunggu pesanan sambil menghirup aroma bumbu yang ditumis di atas tungku arang yang bikin kamu bernostalgia.

Penilaian para pengunjung yang datang pun rata-rata positif. Banyak yang memuji keramahan Pak Uun dan pelayanannya yang gesit, meski harus memasak hingga empat wajan sekaligus ketika sedang ramai-ramainya.

Salah satu keunikan Bakmi Pak Uun ada pada proses memasaknya yang tetap mempertahankan cara tradisional. Wajan panas diletakkan di atas tungku arang, lalu minyak dituang untuk menumis bumbu yang harum. Setelah itu baru ditambahkan daging ayam, air, sayuran, dan mie. Untuk nasi goreng, tahapannya hampir sama. Bedanya, setelah bumbu matang, nasi langsung digoreng hingga warnanya merata.

Teknik memasak ini menghasilkan aroma smokey yang lembut, khas masakan Jawa tempo dulu. Kuah bakmi godok-nya cenderung creamy, gurih, dan penuh rasa. Banyak pelanggan menyebut bakmi di sini terasa semakin nikmat karena menggunakan telur bebek. Pantas saja rasanya begitu kaya dan bikin susah lupa.

"Kuahnya creamy, kematangan mi pas, porsinya juga bikin kenyang," ungkap salah seorang pembuat konten kuliner terkemuka di Instagram @dyodoran.

Menu yang paling populer di sini tentu saja bakmi godok. Versi gorengnya juga tidak kalah sedap, cocok buat kamu yang kurang suka makanan berkuah. Ada juga nasi goreng dengan cita rasa klasik ala kampung. Harga per porsinya mulai sekitar Rp17.000 saja, murah untuk ukuran cita rasa yang bikin pelanggan balik lagi berkali-kali.

Beberapa pengunjung punya rekomendasi personal. Ada yang selalu pesan bakmi godok telur bebek, ada pula yang menyarankan minuman jahe serai sebagai pendamping biar tubuh hangat di malam hari. Kalau mau lebih nendang, teh hangat atau kopi juga cocok menemani makanmu.

Bakmi Palbapang Pak Uun bukan sekadar tempat kuliner karena menawarkan pengalaman dari suasana kampung yang tenang sampai aroma arang yang menguar dari dapur kecilnya. Jadi kalau kamu sedang di Bantul atau lagi kangen cita rasa bakmi Jawa yang otentik, warung ini wajib banget kamu sambangi. 

Ingat, datang lebih awal, ya, Gez, biar nggak kehabisan! (Arie Widodo/E07)

Inibaru.id - Kalau kamu penyuka bakmi Jawa, nama Bakmi Palbapang Pak Uun rasanya wajib masuk daftar kunjungan. Warung kecil yang tersembunyi di tengah permukiman Bantul ini sudah jadi legenda sejak tahun 2000. Meski lokasinya nyempil di Karasan, Palbapang, banyak orang rela “blusukan” demi seporsi bakmi godok gurih yang konon bikin ketagihan.

Warung Bakmi Pak Uun buka setiap hari mulai pukul 17.00 sampai 22.00 WIB. Tapi jangan tertipu jam tutupnya ya karena sering kali dalam tiga jam saja setelah buka, seluruh menu sudah ludes. Banyak food hunter yang sudah mengingatkan: kalau mau dapat jatah, datanglah sebelum malam benar-benar larut.

Meski buka sejak pukul 17.00 sampai 22.00 WIB, terkadang Bakmi Palbapang Pak Uun sudah kehabisan makanan saking banyaknya pembeli yang datang.

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

Salah satu penyebab utama risiko ini datang dari kualitas charger itu sendiri. Banyak charger murah atau palsu yang beredar, dan sayangnya, masih sering kita temui di rumah-rumah.

Charger semacam ini biasanya tidak punya sistem perlindungan arus, panas, atau pemutus otomatis. Jadi saat tetap terhubung ke listrik, ia akan terus bekerja dan menghasilkan panas. Kalau komponennya kurang bagus, panas yang menumpuk bisa memicu kerusakan, bahkan kebakaran.

Selain kualitas, faktor lingkungan juga berpengaruh. Charger yang dibiarkan menancap dan berada di area tertutup, misalnya dekat tumpukan barang atau di belakang furnitur, lebih mudah terperangkap panas. Apalagi kalau ruangan cenderung panas atau lembap, risiko kerusakan pada charger pun semakin tinggi.

Walau jarang terjadi, fluktuasi listrik dan sambaran petir bisa mempengaruhi perangkat yang sedang terhubung ke soket. Charger yang tidak punya pelindung arus bisa rusak seketika saat ada lonjakan tegangan. Dalam kasus ekstrem, korsleting bisa terjadi dan menimbulkan percikan api. Memang bukan sesuatu yang terjadi setiap hari, tapi cukup banyak orang yang baru sadar setelah perangkat mereka gosong duluan.

Peluang Muncul Ledakan Kecil, Tapi Tetap Ada

Tenang, bukan berarti setiap charger yang kamu biarkan menancap bakal “meledak”. Kalau kamu memakai charger asli dari jenama terpercaya, risiko masalah ini jauh lebih kecil. Produk resmi biasanya sudah melewati uji keselamatan dan punya fitur pencegahan panas berlebih. Tapi tetap saja, risiko kecil bukan berarti nol, apalagi kalau chargermu sudah menua, sering jatuh, atau pernah terasa panas berlebihan.

Untuk charger palsu, ceritanya beda. Risiko korsleting atau kebakaran naik berkali-kali lipat karena komponennya nggak dirancang tahan lama. Jadi lebih baik hindari, ya.

Biar nggak waswas, kamu bisa melakukan beberapa langkah sederhana:

Jadi, meski kelihatannya sepele, kebiasaan membiarkan charger tetap menancap tetap punya risiko. Baiknya segera lepas dari stopkontak deh kalau memang sudah nggak dipakai. Setuju, Gez? (Arie Widodo/E07)

Inibaru.id - Kita semua pasti pernah melakukan ini: selesai ngecas, ponsel dicabut, tapi kepala chargernya tetap anteng nempel di stopkontak. Kelihatannya sih nggak masalah. Toh nggak lagi dipakai, kan? Tapi ternyata kebiasaan kecil ini bisa menimbulkan risiko yang jarang kita sadari.

Meski jarang terjadi, ada kemungkinan kepala charger yang dibiarkan terus menancap bisa bermasalah. Tapi, jangan keburu membayangkan munculnya ledakan dramatis seperti di film, ya. Masalahnya biasanya jauh lebih sederhana, tapi tetap berbahaya kalau dibiarkan.

Banyak dari kita yang membiarkan kepala charger terus menancap di stop kontak meski sudah nggak lagi dipakai. Apakah hal ini berbahaya jika dibiarkan?

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

Peresmian dilakukan oleh Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan Drs Agus Andrianto SH MH bersama jajaran pejabat kementerian, pimpinan Undip, dan perwakilan pemerintah daerah.


Dalam sambutannya, Menteri Agus menegaskan komitmen pemerintah untuk memperluas akses layanan keimigrasian. Dia mengatakan, keberadaan titik layanan di kampus menjadikan pelayanan semakin cepat, responsif, dan dekat dengan masyarakat.

"Saya berharap layanan ini bisa menjadi model bagi daerah lain," sebutnya.

Layanan yang dibuka meliputi penerbitan dan penggantian paspor WNI, BAP paspor hilang atau rusak, pelayanan izin tinggal WNA, serta konsultasi dan informasi keimigrasian.


Usai peresmian yang dilakukan dengan memukul gong, Menteri Agus meninjau ruang pelayanan yang telah dilengkapi ruang tunggu kondusif, sistem antrean terintegrasi, serta petugas yang telah dipersiapkan secara khusus.

Kepala Kantor Wilayah Direktorat Imigrasi Jateng Haryono Agus Setiawan menyampaikan, layanan ini merupakan langkah strategis untuk mendekatkan pelayanan keimigrasian kepada masyarakat.


"Kehadiran layanan ini juga mempermudah mahasiswa asing Undip untuk mengurus izin tinggal, jadi akan mendukung kenyamanan mereka menjalani aktivitas akademik," jelasnya.

Setali tiga uang, Rektor Undip Prof Dr Suharmono SE MSi juga menyambut baik kerja sama tersebut dan menyatakan bahwa Undip siap menyediakan segala fasilitas yang diperlukan agar pelayanan imigrasi dapat berjalan optimal dan mudah diakses.

Campus Immigration Point di Undip diharapkan menjadi percontohan nasional dan mendorong kampus lain menghadirkan layanan publik serupa, terutama di lingkungan perguruan tinggi dengan aktivitas internasional yang tinggi.

Keberadaan layanan ini di kampus menegaskan bahwa Undip memiliki "aktivitas internasional" yang cukup baik. Kampus lain gimana, nih? (Murjangkung/E10)&nbsp;

Inibaru.id - Kantor Imigrasi Kelas I Khusus TPI Semarang meresmikan Campus Immigration Point di Universitas Diponegoro (Undip) pada Senin (1/12/2025) kemarin. Layanan ini menjadi yang pertama di Indonesia, yang memungkinkan pengurusan dokumen keimigrasian langsung di lingkungan kampus.

Dengan hadirnya fasilitas tersebut, mahasiswa, dosen, tenaga kependidikan, di lingkungan Undip bisa mengurus paspor hingga izin tinggal tanpa harus datang ke kantor imigrasi. Hal tersebut juga berlaku untuk masyarakat umum yang bukan merupakan bagian dari Undip.

Layanan Campus Immigration Undip ini menjadi yang pertama di Indonesia dan memungkinkan pengurusan dokumen keimigrasian langsung di lingkungan kampus, sekaligus menegaskan 'aktivitas internasional' yang cukup baik di salah satu kampus terbaik di Kota Semarang ini.

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

Tas rajut buatan tangan dari perempuan kreatif asal Kota Semarang yang sehari-hari berprofesi sebagai ibu rumah tangga tersebut telah menempuh perjalanan jauh: menembus pasar dunia, menguatkan pejuang kanker, dan membuka ruang pemberdayaan bagi warga binaan Lapas Perempuan Semarang.

"Merajut itu awalnya hanya hobi. Karena anak-anak sudah besar, saya mengisi waktu luang dengan merajut. Saya ibu rumah tangga, ikut suami dinas di daerah terpencil, sehingga memilih fokus mengurus anak-anak," ujar Indah saat ditemui Inibaru.id akhir November lalu.

Indah mengaku belajar merajut secara autodidak sejak 2011. Gurunya adalah internet dan Youtube. Awal-awal berkreasi, dia hanya membuat taplak meja dan dompet kecil. Namun, seiring waktu, keterampilannya meningkat hingga bisa membuat tas rajut sendiri.

Sedikit demi sedikit, dunia rajut yang awalnya hanya pengisi waktu luang justru menjadi peluang. Indah merasa bangkit dan berdaya. Sembari melakoni keseharian sebagai ibu rumah tangga, dia mulai bisa melihat betapa besar peluang bisnis yang tersimpan dalam setiap karyanya.

Pada 2017, ketika sebagian besar pelaku UMKM masih berkutat di pasar lokal, Indah justru sudah merasakan aroma pasar global. Melalui PT Mas di Solo, dia dipercaya mengerjakan produk home decor untuk dikirim ke negara-negara di Eropa.

Sistemnya maklun; perusahaan menyediakan bahan, lalu Indah menangani produksi dan merekrut tenaga kerja yang dia latih sendiri.

Tas rajut buatan Indah merambah hingga Dubai setelah karya-karyanya dua kali lolos kurasi mengikuti pameran BRI UMKM EXPO(RT). Dalam sesi business matching, dia bertemu buyer luar negeri yang kemudian memesan 1.000 tas makram untuk pasar Dubai.

"Semula diminta selesai satu bulan, saya nggak sanggup. Akhirnya dinego jadi lima bulan, per bulan 200 pieces. Saya ngajari orang-orang, mereka ikut mengerjakan," ungkap Indah.&nbsp;

Di antara banyak teknik, tapestri menjadi yang paling dia kuasai karena memungkinkan eksplorasi pola dan gambar. Dari sinilah lahir tas rajut bermotif batik berbahan dasar kulit yang harganya menyentuh angka Rp900 ribu per item.

Namun, di antara deretan pencapaian tersebut, ada satu bab yang paling mengesankan di pikiran Indah, yakni perjalanannya keliling Indonesia mengedukasi cara mengolah plastik menjadi tas rajut, kemudian mendonasikan hasil kegiatannya untuk menguatkan anak-anak penyandang kanker.

"Tahun 2019 itu kan lagi ramainya kampanye pengurangan plastik. Buat saya, plastik itu memang sulit dihilangkan total. Jadi, bagaimana cara mengurangi, bagi saya salah satunya ya diubah jadi tas rajut, karena bisa dipakai selama bertahun-tahun," kata Indah.

Plastik-plastik itu dipotong selebar kurang lebih dua sentimeter, lalu dirajut seperti biasa. Prosesnya memang lebih sulit dibanding merajut benang biasa, tetapi hasilnya kuat dan tahan lama. Namun, karya ini bukanlah produk komersial utama. Dia lebih sering membawanya untuk kampanye reduksi sampah sekali pakai.

Profit memang nggak selalu menjadi tujuan utamanya berkarya. Bahkan, pada pameran ini pun, dia dan temannya sudah sepakat untuk menyumbangkan dana yang terkumpul ke Yayasan Kanker Anak Indonesia sebagai dukungan moral bagi anak-anak yang tengah berjuang melawan penyakit ganas itu.

"Tidak semua hal harus berupa profit. Saya senang kalau apa yang saya kerjakan bisa bermanfaat buat orang lain," lontarnya.

Memberdayakan Warga Binaan Lapas Perempuan

Jiwa sosial Indah terus tumbuh, termasuk dalam berbagi ilmu. Ibu tiga anak itu mengaku akan dengan senang hati membagikannya, termasuk saat mengajari warga binaan di Lapas Perempuan Semarang merajut tanpa meminta bayaran sepeser pun.

"Di Lapas Perempuan itu saya nggak dibayar sama sekali. Murni untuk berbagi ilmu. Kalau ada yang benar-benar tertarik, saya kasih alatnya, saya kasih benangnya. Biar nanti kalau mereka keluar (bebas), bisa melanjutkan yang dia bisa," paparnya.

Warga binaan yang telah diajari Indah juga diberdayakan untuk membantu produksi. Bahan dan desain berasal darinya, lalu mereka mengerjakan sesuai kemampuan dan waktu. Setiap pekerjaan mereka tetap dibayar sebagai tambahan penghasilan dari dalam penjara.&nbsp;

Bagi Indah, menguatkan penyandang kanker dan berbagi ilmu dengan warga binaan adalah dua wajah dari misi yang sama, yakni untuk memanusiakan manusia lewat keterampilan. Merajut baginya bukan lagi sekadar aktivitas tangan, melainkan cara menyalurkan empati.

Saat ini Indah hanya dibantu satu karyawan tetap yang menjaga tokonya di kawasan Sambiroto. Proses produksi sehari-harinya masih dikerjakan sendiri, tetapi jika pesanan membludak, barulah dia melibatkan orang lain.

"Saya nggak menyangka bisa sejauh ini. Saat pandemi Covid-19, saya sempat kena saraf terjepit. Suami menyarankan untuk berhenti dan menjual seluruh benang. Namun, meski sudah didiskon, benang-benang itu nggak laku. Artinya, saya disuruh untuk terus merajut," tukas Indah, lalu tertawa ringan.&nbsp;

Nggak hanya menghasilkan profit, keterampilan merajut Indah juga telah menjalin asa untuk para penyandang kanker dan warga binaan di lapas. Panjang umur ya, Bu Indah! (Sundara/E10)

Inibaru.id - Di bawah tenda pameran UMKM di halaman Balai Kota Semarang, Indah Prihatiningsih, pemilik Ekkyta Collection duduk dengan tenang, tapi jemarinya lincah menari di atas gulungan benang, menuntaskan seutas tali tas yang belum selesai.

Sesekali, perempuan 60 tahun itu juga terlihat mengangkat wajah, menyapa pengunjung yang mampir, sebelum kembali pada ritme rajutannya.

Belajar merajut secara autodidak pada 2011, pemilik Ekkyta Collection, Indah Prihatiningsih, konsisten menyisihkan sebagian keuntungannya untuk anak-anak penyandang kanker; sekaligus mengajari warga lapas perempuan Semarang untuk belajar membuat tas rajut berkelas yang membuat Indah menjelajah pasar global.

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

Sebaliknya, kebun sawit adalah kawasan monokultur. Satu jenis tanaman mendominasi, lantai tanah sering terbuka, dan lapisan ekosistemnya sangat sederhana. Studi yang dikutip The Jakarta Post menegaskan, perkebunan sawit hanya mampu mendukung sebagian kecil spesies hutan. Riset lain yang dipublikasikan ScienceDaily menunjukkan hal serupa. Kebun sawit bukan habitat setara hutan tropis dan sebagian besar spesies nggak mampu beradaptasi di dalamnya.

Hasilnya sudah terlihat di banyak desa sekitar hutan. Semakin sedikit pepohonan asli, semakin sering satwa liar turun ke permukiman mencari makan. Mereka nggak “menyerang”, mereka hanya kehilangan ruang hidup.

Stok Karbon: Hutan Menyimpan, Sawit Membuang

Banyak klaim menyebut sawit “lebih efisien menyerap karbon,” namun para ilmuwan mengingatkan bahwa klaim itu menyesatkan. Menurut Profesor William Laurance yang dikutip Eco-Business, meski sawit tumbuh cepat, total karbon yang disimpan selama daur hidupnya jauh lebih rendah dibanding hutan primer.

Ketika hutan ditebang, karbon yang terkunci selama ratusan tahun terlepas ke atmosfer. Mongabay mencatat, konversi hutan ke sawit terutama di lahan gambut melepaskan emisi dalam jumlah masif. Sawit nggak mampu mengimbangi kehilangan itu, bahkan bisa menjadi sumber emisi baru ketika tanaman tua ditebang dan tanah kehilangan karbon.

Hutan tropis adalah bank karbon raksasa. Sawit hanyalah buku tabungan kecil.

Fungsi ekologis hutan juga nggak berhenti pada keanekaragaman hayati dan karbon. Hutan menjaga kesuburan tanah melalui siklus organik mulai daun gugur membentuk humus, mikroorganisme mengolah nutrisi, dan akar pohon menahan air. Tanah yang sehat membuat debit air stabil, sungai terjaga, dan wilayah terlindungi dari erosi.

Begitu hutan digantikan sawit, siklus itu terputus. Lahan menjadi lebih kering, tanah cepat padat, dan kebutuhan pupuk serta pestisida meningkat. Debit air menurun, longsor dan banjir menjadi lebih sering terjadi, dan suhu kawasan meningkat karena hilangnya kanopi yang meneduhkan.

Di banyak tempat, mata air mati bukan karena kemarau panjang, tetapi karena hilangnya pepohonan hutan.

Beberapa penelitian, seperti yang dirilis University of York, menemukan bahwa menyisakan sekitar 10 persen hutan asli dalam lanskap perkebunan dapat membantu menjaga sebagian kecil karbon dan biodiversitas. Namun angka itu tetap terlalu kecil untuk menggantikan kehilangan ekosistem hutan yang jauh lebih luas. Fragmentasi tetap terjadi, dan fungsi ekologis hutan tetap menurun drastis.

Hutan adalah satu kesatuan. Memisahkannya menjadi potongan-potongan kecil nggak akan membuat ekosistem bekerja seperti sediakala.

Hutan memberikan manfaat yang nggak bisa dihitung hanya dengan angka ekonomi. Ia menjaga air, menopang tanah, menstabilkan iklim, menyediakan habitat satwa, hingga menjadi benteng terakhir keanekaragaman hayati. Sementara perkebunan baik sawit, kopi, maupun karet memberi manfaat ekonomi jangka pendek yang penting bagi masyarakat, tetapi nggak dapat menggantikan kehidupan yang diberikan hutan.

Ketika hutan hilang, yang hilang bukan hanya pepohonan. Kita kehilangan penyangga kehidupan.

Karena itulah, setiap wacana mengganti hutan dengan kebun monokultur harus dilihat sebagai lebih dari sekadar keputusan tata guna lahan. Itu keputusan tentang masa depan, apakah kita ingin lingkungan yang stabil, atau ladang luas yang perlahan mengering. (Siti Zumrokhatun/E05)

Inibaru.id - Di sejumlah daerah, barisan sawit yang rapi dan menghijau sering dianggap sebagai “pengganti” hutan. Dari kejauhan, pemandangannya tampak meyakinkan bahwa pohon-pohon tumbuh tinggi, daun lebat di kanan–kiri jalan, dan hamparan hijau sejauh mata memandang. Namun, poster edukasi lingkungan yang banyak beredar akhir-akhir ini sebenarnya memberi petunjuk penting hutan bukan sekadar deretan pohon. Ia adalah sistem kehidupan yang jauh lebih kompleks, sesuatu yang nggak dapat ditiru oleh kebun monokultur apa pun, termasuk sawit.

Hutan alami menyimpan biodiversitas yang luar biasa. Di dalamnya ada pepohonan raksasa, semak belukar, lumut, jamur, hingga organisme mikro yang hidup berdampingan dalam jaringan ekologis berlapis yaitu kanopi, bawah tajuk, hingga lantai hutan. Satwa liar seperti burung, primata, mamalia kecil, reptil, serangga penyerbuk menjadikannya rumah.

Hutan nggak bisa digantikan oleh kebun sawit atau tanaman monokultur lainnya. Di balik hamparan hijau yang tampak serupa, hutan menyimpan fungsi ekologis yang jauh lebih kompleks mulai dari biodiversitas, penyimpanan karbon, hingga penjaga tanah dan air yang nggak mampu ditiru perkebunan.

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

Di sisi
lain, CEO Media Group Mirdal Aqib menyebut sejak kali pertama beasiswa OSC Medcom.id
digelar, sudah ada lebih dari 2.300 beasiswa yang disalurkan pada pemuda-pemudi
berprestasi yang ingin mendapatkan pendidikan tinggi. Nggak hanya berupa
bantuan biaya pendidikan, sejumlah mahasiswa juga bakal mendapatkan bantuan
biaya living cost, khususnya bagi
para mahasiswa kurang mampu.

“Tahun lalu
ada 100 orang yang dapat biaya living
cost bagi mahasiswa kurang mampu,” terang Mirdal di konferensi pers resmi
OSC Medcom.id yang digelar Sabtu (22/1) secara daring.

Bahkan,
Mirdal juga menyebut 3 pemenang terbaik dari setiap kampus bakal mendapatkan
tabungan dengan total nilai Rp 100 juta dari Yayasan Surya Edukasi Bangsa Foundation.

Wakil
Rektor III Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara Rudianto juga menyebut
pihaknya nggak hanya sekadar memberikan beasiswa, melainkan juga pendampingan
dan bahkan menyiapkan tempat tinggal bagi para mahasiswa yang mendapatkan
beasiswa OSC Medcom.id. Tempat tinggal ini berupa rusunawa atau asrama, Millens.

Ke
depannya, Mirdal berharap OSC Medcom.id semakin mengembangkan jaringannya
sehingga semakin banyak kampus terbaik di Indonesia yang mau
bekerjasama menyediakan beasiswa ini. Dengan begitu, semakin banyak
bibit unggul yang bisa mengenyam pendidikan tinggi dan akhirnya menjadi
pemimpin bangsa di masa depan.

Sebagai
penutup, Kania Sutisnawinata berpesan kepada pemenang beasiswa OSC Medciom.id
untuk memanfaatkan kesempatan ini sebaik-baiknya. Dia juga mengaku bangga
karena pihaknya telah melakukan kerja sama dengan sejumlah PTS terbaik untuk
mendukung dunia pendidikan Tanah Air.&nbsp;

Semoga para penerima beasiswa ini dapat mewujudkan impiannya dan membangun bangsa di masa depan ya, Millens.&nbsp;(IB09/E05)

Inibaru.id – Pemenang beasiswa Online Scholarship
Competition (OSC) Medcom.id diumumkan hari ini, Sabtu (22/1/2022). Pada periode ini, lebih dari 42.800 pendaftar memperebutkan 590 paket beasiswa di 25 Perguruan
Tinggi Swasta terbaik di Indonesia.

Menurut
keterangan CEO Medcom.id Kania Sutisnawinata, dari ribuan pendaftar yang
menjalani tes dan wawancara, hanya 500 yang memenuhi syarat dan akhirnya
dinyatakan lolos. Hal ini membuktikan tingginya standar seleksi yang dilakukan
oleh OSC Medcom.id.

Hari ini, Sabtu (22/1/2022), pemenang beasiswa OSC Medcom.id bakal diumumkan. Ke depannya, diharapkan semakin banyak perguruan tinggi swasta (PTS) yang bisa bekerja sama dan menyelenggarakan beasiswa ini.

Dukung Dunia Pendidikan Indonesia, Hari Ini Pemenang Beasiswa OSC Medcom.id Diumumkan

Tahun ini, OSC
Medcom.id menyediakan 440 paket beasiswa, baik itu untuk program S1 ataupun S2.
Nah, mengingat pendaftaran sudah ditutup besok, kamu harus segera melakukan
pendaftaran di laman https://osc.medcom.id/register.

Kalau kamu
masih ragu untuk mendaftar beasiswa OSC Medcom.id, bisa kok mendengarkan
wejangan dari mantan Menteri Perikanan dan Kelautan di masa Kabinet Kerja Susi
Pudjiastuti. Menurut perempuan yang memiliki maskapai Susi Air ini, anak muda
nggak boleh ragu untuk mengambil beasiswa demi menempuh pendidikan di perguruan
tinggi.

Susi yakin
jika generasi muda Indonesia mengetahui seberapa pentingnya pendidikan formal. Hal
ini disebabkan oleh pendidikan sangatlah penting bagi generasi muda meraih
cita-citanya. Apalagi, kini banyak perusahaan serta instansi yang menjadikan ijazah sebagai syarat untuk melamar sebuah posisi pekerjaan.

Hanya,
mengingat beasiswa OSC Medcom.id terbatas, Susi pun menyarankan anak muda untuk
mempersiapkan dengan baik agar bisa mendapatkannya.

“Seperti
kata (Mike) Tyson, consistent, confidence,
dan train yourself, study, study, study,”
sarannya.

Kalau kamu
pada akhirnya gagal untuk mendapatkan beasiswa OSC Medcom.id, Susi juga
memintamu untuk nggak berkecil hati dan mencobanya tahun depan.

“Coba lagi
tahun depan, atau coba beasiswa lainnya. Continue
to study hard, reading, searching, fokus yang benar agar bisa mendapatkan
beasiswanya. Kalau kamu gagal. Jangan bersedih, itu bukan the end of the world kok,” pungkas Susi.

Jadi,
jangan lupa mendaftar beasiswa OSC Medcom.id ya sebelum penutupan? (IB09/E05)

Inibaru.id - Setelah
dibuka sejak 27 Agustus 2020, pendaftaran beasiswa Online Scholarship
Competition (OSC) Medcom.id akan ditutup besok, Selasa (3/11/2020). Nah, kamu
pun sebaiknya nggak lupa untuk mendaftarkan diri kalau memang ingin
mendapatkannya demi melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi.

FYI, nih Millens,
beasiswa yang disediakan OSC ditawarkan bagi anak muda yang ingin
melanjutkan pendidikan di jenjang S1 dan S2. Kalau kamu ingin kuliah S1, ada 19
perguruan tinggi swasta (PTS) yang sudah dijadikan mitra OSC Medcom.id
sebagai penyedia beasiswa ini di kampusnya. Nah, kalau kamu ingin mengetahui
PTS mana saja yang menyediakan beasiswa ini, bisa kok mengeceknya di https://osc.medcom.id/tentang.

Pendaftaran beasiswa OSC Medcom.id bakal ditutup besok, Selasa (3/11/2020). Bagaimana sih cara mendaftar dan mengetahui informasi lengkapnya?

Besok Ditutup, Jangan Lupa Mendaftar Beasiswa OSC Medcom

Kendati nggak begitu mempermasalahkan gelar pendidikan, Susi sangat
menyoroti pentingnya pendidikan formal. Baginya, pendidikan formal adalah modal
terbesar bagi generasi muda untuk meraih cita-citanya. Apalagi, saat ini hampir
semua perusahaan atau instansi memberlakukan persyaratan berupa ijazah dengan
level tertentu untuk melamar pekerjaan.

Sayangnya,
nggak semua anak muda di Indonesia memiliki kesempatan untuk mendapatkan
pendidikan formal. Sebagai contoh, masih banyak generasi muda yang nggak memiliki biaya atau kesempatan yang cukup untuk menempuh perguruan
tinggi. Padahal, kini standar pendidikan di Indonesia semakin naik.

Susi
menyoroti hal ini dan meminta generasi muda untuk berani mengambil kesempatan
untuk mendapakan beasiswa. Beasiswa ini bisa membantu mereka mewujudkan
keinginan untuk mendapatkan pendidikan tinggi.

Selain untuk biaya pendidikan,
bisa jadi beasiswa ini juga menyediakan biaya untuk kehidupan sehari-hari jika
mahasiswa harus merantau untuk belajar.

Nah, salah
satu beasiswa yang memberikan kesempatan bagi anak muda untuk menempuh
pendidikan tinggi adalah Online Scholarship Competition (OSC) Medcom.id.
Beasiswa ini diperuntukkan bagi lulusan SMA yang ingin mengejar pendidikan di
level perguruan tinggi atau lulusan S1 yang ingin melanjutkan kuliah S2.

So, buat kamu
ingin mendaftar beasiswa OSC, syaratnya mudah kok. Kamu bisa mengecek infonya di https://osc.medcom.id/tentang.

Jika
sudah yakin, kamu bisa mendaftar di https://osc.medcom.id/register.
Ingat, pendaftaran akan ditutup pada 3 November 2020. Jadi, kamu harus
benar-benar cermat sebelum mendaftar! (IB09/E03)

Inibaru.id - Mantan
Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti nggak hanya peduli dengan
kelestarian alam dan dunia laut. Realitanya, perempuan yang sering
dianggap sebagai Kartini modern ini juga memperhatikan
generasi muda, khususnya dalam pentingnya mendapatkan pendidikan formal.

Sudah
menjadi rahasia umum jika Susi bukanlah tokoh yang mengenyam pendidikan tinggi.
Dia mengaku hanya memiliki ijazah SMP karena berhenti sekolah saat SMA. Meski
begitu, Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP) menyebut kemampuan akademik
Susi sudah setara dengan doktor. 

Universitas Diponegoro (Undip) bahkan sampai
mengganjarnya dengan gelar doctor honoris causa pada 3 Desember 2016 silam.

Menurut Susi Pudjiastuti, anak muda harus berani mengambil kesempatan beasiswa seperti OSC Medcom.id agar bisa mengenyam pendidikan di perguruan tinggi.

Dorong Anak Muda Gapai Pendidikan Formal,&nbsp;Susi Pujiastuti: Cari Beasiswa!

Meski
begitu, Susi nggak ingin anak-anak muda Indonesia meniru dirinya yang nggak
lulus SMA. Dia justru meminta anak-anak muda Tanah Air untuk menempuh
pendidikan setinggi mungkin. Jika memang nggak memiliki biaya untuk melanjutkan
ke perguruan tinggi, Susi pun meminta anak muda nggak ragu mengambil kesempatan
beasiswa, khususnya beasiswa Online Scholarship Competition (OSC) Medcom.id.

“Seperti
kata (Mike) Tyson, konsisten, percaya diri, train
yourself, study, study, study,”
tegas Susi.

Beasiswa
OSC Medcom.id menyediakan 440 paket untuk program S1 dan S2. Di jenjang S1, 19
Perguruan Tinggi Swasta (PTS) menyediakannya. Pendaftaran memang sudah dibuka
sejak 27 Agustus 2020. Tapi, kamu masih memiliki kesempatan untuk
mendaftar, kok, mengingat penutupan pendaftaran beasiswa ini adalah pada 3
November 2020.

Kalau kamu
ingin mendaftar beasiswanya, mudah kok, cek dulu info selengkapnya di https://osc.medcom.id/tentang. Jika
sudah yakin, bisa mendaftar di https://osc.medcom.id/register.

Pastikan
untuk mengetahui semua persyaratannya terlebih dahulu sehingga saat mendaftar,
semua persyaratan bisa dimasukkan dengan lengkap. Hal ini tentu akan membuat
kesempatan mendapatkan beasiswa OSC Medcom bakal semakin meningkat.

Nah, apakah
kamu tertarik untuk ikut mendaftar beasiswa Medcom.id, Millens? Daftar S1 atau S2 nih? (IB09/E05)

Siapa sih
yang nggak kenal dengan Susi Pudjiastuti? Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan
di masa Kabinet Kerja Presiden Jokowi ini dianggap sebagai salah satu menteri
terbaik yang pernah menjabat di Indonesia. Meski kini nggak lagi menjabat,
pendapat Susi masih didengar banyak orang dan dianggap penting.

Ada banyak
sekali hal yang dikomentari oleh Susi Pudjiastuti. Biasanya, dia lebih
banyak membahas soal kelautan, kehidupan nelayan, atau tentang kelestarian
alam. Tapi, baru-baru ini Susi juga membahas tentang kondisi pendidikan
generasi muda Indonesia.

Susi masih
ingat betul dengan kontroversi saat kali pertama dilantik menjadi menteri.
Banyak orang yang mempertanyakan ijazahnya yang hanya SMP. Setelah
bekerja sebagai menteri, Susi membuktikan bahwa pendidikan formalnya yang nggak
tinggi nggak jadi penghalang untuk melakukan inovasi-inovasi keren di dunia
perikanan dan kelautan.

Menurut Susi Pudjiastuti, anak muda nggak perlu ragu lagi untuk mengambil kesempatan beasiswa OSC Medcom agar bisa mendapatkan kesempatan mengenyam pendidikan di perguruan tinggi.

Susi Pudjiastuti: Jangan Ragu Ambil Kesempatan Beasiswa OSC Medcom

“OSC S2 ini
dibagi dalam dua kategori. Selain karena peduli dengan teman-teman yang baru
lulus, OSC juga diperuntukkan bagi tenaga pengajar di Indonesia yang ingin
melanjutkan pendidikan ke jenjang S2,” terang Public Relations Corcomm
Medcom.id Kurnia Beti.

Lantas, apa
saja sih keunggulan kampus yang menyediakan beasiswa S2 OSC Medcom.id? Yuk,
Simak!

1.&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;
Universitas Mercu Buana

Di PTS ini,
penerima OSC Medcom.id nggak hanya akan bebas uang pangkal 100 persen atau 50
persen, namun juga bebas uang semester selama empat semester asalkan IPKnya
minimal 3,5 per semester.

Fakultas
yang menyediakan beasiswa ini adalah Fakultas Manajemen, Program Studi (Prodi)
Manajemen; Fakultas Teknik, Prodi Magister Teknik Sipil dan Mesin.

2.&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;
PPM School of Management

Penerima
OSC Medcom.id di sini akan mendapatkan bebas uang pangkal 100 persen dan bebas
uang semester selama empat semester.

Prodi yang
menyediakannya adalah Magister Manajemen (Kelas WIjawiyata Manajemen) serta
Magister Manajemen (Kelas Eksekutif/Eksekutif Muda).

3.&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;
Universitas Telkom

Selain
mendapatkan bebas uang pangkal 100 persen, penerima beasiswa OSC Medcom.id juga
akan mendapatkan bebas uang semester selama empat semester dengan syarat IPK
minimal 3,76 per semester.

Fakultas
dan Prodi yang menawarkan beasiswa ini adalah Fakultas Ekonomi, Prodi
Manajemen; Fakultas Teknik Elektro, Prodi Teknik Elektro; Fakultas Informatika,
Prodi Teknik Informatika; Fakultas Rekayasa Industri, Prodi Teknik Industri,
Fakultas Industri Kreatif, Prodi Desain.

4.&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;
Universitas Kristen Duta Wacana
(UKDW) Yogyakarta

Penerima
OSC Medcom.id akan mendapatkan bebas uang pangkal 100 persen dan bebas uang
semester selama empat semester asalkan IPK minimal 3,5 per semester.

Prodi yang
menyediakan beasiswa ini adalah Fakultas Bisnis, Prodi Magister Manajemen;
Fakultas Arsitektur dan Desain, Magister Arsitektur; dan Fakultas Teologi,
Magister Kajian Konflik dan Perdamaian.

5.&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;
Universitas Gajayana Malang (UNIGA)

Nggak hanya
bebas uang DPP 100 persen, penerima beasiswa OSC Medcom.id akan mendapatkan
bebas uang semester selama empat semester dengan IPK minimal 3,5 per semester.

Prodi yang
menawarkan beasiswa ini adalah Magister Akuntansi.

6.&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;
Universitas Islam Malang (UNISNA)

Penerima
OSC Medcom.id bakal bebas uang pangkal 100 persen dan bebas uang semester
selama empat semester dengan syarat IPK minimal 3,5 per semester.

Prodi yang
menawarkan beasiswa ini adalah Hukum Islam, Ilmu Hukum, Peternakan, serta Ilmu
Administrasi.

7.&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;
Universitas Katolik Widya Mandala
Surabaya (UKWMS)

Penerima
beasiswa bakal mendapatkan bebas uang semester selama empat
semester dengan IPK minimal 3,5 per semester. 

Prodi yang
menawarkannya adalah Magister Manajemen, Magister Pendidikan Bahasa Inggris,
serta Magister Akuntansi.

Ingat Millens, pendaftaran beasiswa OSC ditutup pada 2 November 2020. Segera daftar di osc.medcom.id, ya? (IB09E05)

Inibaru.id – Tahun ini, OSC Medcom.id kembali digelar.
Beasiswa ini nggak hanya disediakan untuk program Sarjana atau S1, melainkan
juga untuk S2 atau Pascasarjana. Setidaknya, ada tujuh perguruan tinggi swasta
(PTS) yang menyediakan beasiswa ini.

OSC untuk program
S2 dibagi dalam dua kategori. Ada yang diperuntukkan bagi fresh graduate S1 dengan usia kurang dari 25 tahun. Ada juga yang
diperuntukkan bagi tenaga pengajar dengan usia paling tua 35 tahun.

Tujuh Perguruan Tinggi Swasta menyediakan beasiswa OSC Medcom.id. Apa saja ya yang bakal didapat penerima beasiswa pasca-sarjana ini?

Apa Saja yang Didapat Penerima Beasiswa S2 OSC Medcom?

-&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;
Tersedia
bimbingan daring lewat platform Youtube dari BIMBEL SMARRT.

-&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;
Tersedia
Try Out daring yang diadakan tiga kali pada Oktober 2020.

Fitur-fitur
baru ini melengkapi 380 paket beasiswa yang telah disiapkan bagi mahasiswa S1
di 19 perguruan tinggi swasta di seluruh Indonesia.

Tahapan seleksi OSC Medcom 2020 yang Perlu
Kamu Ketahui

Selain mengenal
fitur baru yang disediakan oleh OSC Medcom&nbsp;2020, kamu juga sebaiknya
mengetahui tahapan seleksi beasiswa daring ini. Berikut adalah tahapan-tahapan
tersebut.

·&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;
Seluruh
program OSC Medcom dibuka pendaftarannya pada Kamis (27/8) hingga 3 November
2020. Pendaftaran bisa dilakukan secara daring di situs OSC.medcom.id.

·&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;
Peserta
yang sudah terdaftar harus melakukan tes daring berupa tes potensi akademik.
Tes ini akan dilakukan satu hari dengan durasi waktu dua jam. Mengenai jadwal pelaksanaannya akan diinformasikan kemudian hari.

·&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;
Bagi
peserta yang lolos tes potensi akademik, akan diminta untuk melakukan
verifikasi data diri. Caranya adalah dengan mengirim berkas yang berisi data
pribadi ke alamat surat elektronik yang nantinya akan diinformasikan.

·&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;
Seleksi
terakhir yang dilakukan adalah tes terakhir. Setelah itu, pada hari yang sama,
akan diumumkan siapa saja yang lolos seleksi. Jika biasanya tes
dilakukan secara luring, khusus untuk tahun ini dilakukan secara daring.
Wawancara juga akan dilakukan via Zoom.

Sudah jelas
belum Millens dengan semua tahapan
pendaftaran dan seleksinya? Siap mendaftar beasiswa OSC Medcom nggak nih? (IB09/E05)

Inibaru.id – Semenjak Kamis (27/8/2020), Online Scholarship
Competition (OSC) Medcom.id dibuka bagi para pemuda yang ingin mendapatkan
beasiswa untuk menempuh pendidikan di perguruan tinggi. Dibukanya beasiswa
daring tahun ini menandakan bahwa OSC Medcom.id konsisten mendukung pendidikan
di Indonesia yang telah berjalan hingga enam tahun.

Yang istimewa, khusus untuk tahun ini, beasiswa OSC Medcom.id menyediakan fitur baru. Berikut
adalah fitur-fitur tersebut.

-&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;
Kini
ada program OSC untuk S2 atau Pascasarjana. Ada 60 paket beasiswa yang
disediakan di 7 perguruan tinggi swasta yang ada di Pulau Jawa.

Tahun ini, beasiswa OSC Medcom menyediakan fitur baru yang nggak ada di tahun-tahun sebelumnya. Apa sajakah fitur-fitur baru tersebut?

Mantap! Beasiswa OSC Medcom 2020 Hadir dengan Fitur Baru

“Tahun ini,
meski kita berada di tengah pandemi, OSC tetap membuka beasiswa perguruan
tinggi bagi anak negeri yang memang layak mendapatkannya. Kami nggak ingin pandemi
mengubur impian anak-anak bangsa,” ucap CEO Medcom.id Kania Sutisnawinata.

Jangan salah, penyelenggaraan beasiswa oleh Medcom ini makin matang lo. Tahun ini sejumlah fitur baru ditambahkan untuk putra-putri Indonesia yang mengikuti OSC
Medcom.id 2020. Apa saja ya?

-&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;
OSC
Pasca Sarjana/S2 yang menyediakan 60 beasiswa di tujuh PTS di Pulau Jawa.
Mereka yang bisa mengikutinya adalah yang berusia maksimal 25 tahun atau yang
berusia maksimal 35 namun berprofesi sebagai tenaga pengajar di Indonesia.

-&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;
Bimbel
SMARRT yang bisa digunakan peserta tes OSC untuk belajar secara daring. Proses
pembelajaran bisa dilakukan lewat Youtube.

-&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;
Disediakannya
Try Out Daring yang dilaksanakan tiga kali pada Oktober 2020.

Dari total
19 PTS yang menyediakan beasiswa OSC Medcom.id, ada 380 paket beasiswa yang
disediakan.

“Total
beasiswa yang disediakan untuk program S1 dan S2 adalah 440 beasiswa.
Universitas yang bekerja sama dengan kami telah dipastikan memiliki rekam jejak
yang baik, memiliki akreditasi A/B,” tegas Corporate Communications Medcom.id
Herfindo Gading.

Kalau kamu
penasaran dan ingin mencoba mendaftar beasiswa OSC Medcom.id, nggak perlu
bingung, Millens. Bisa kok
mengeceknya pada https://osc.medcom.id/tentang.
Di sini, kamu bisa mendapatkan informasinya secara lengkap.

Ingat ya,
pendaftaran ditutup pada 3 November 2020. Jadi, buruan mendaftar agar
kesempatan mendapatkan beasiswa OSC Medcom.id semakin besar! (IB09/E05)

Inibaru.id – Semenjak Kamis (27/8/2020), Medcom.id membuka
kembali Online Scholarship Competition
(OSC). Hal ini berarti, program beasiswa daring ini telah dibuka selama enam
tahun berturut-turut. Medcom.id membukanya demi mewujudkan pendidikan nasional
yang lebih maju sekaligus membantu generasi muda yang memiliki impian untuk
mengenyam pendidikan di perguruan tinggi.

Nggak hanya
dibuka bagi anak muda yang ingin menempuh pendidikan S1, OSC Medcom.id juga
menyediakan program Pascasarjana atau S2. Jika program Sarjana (S1) dibuka di
19 perguruan tinggi swasta (PTS) di delapan koa di Indonesia, maka program
beasiswa S2 dibuka di tujuh PTS Mitra dalam bentuk 60 beasiswa.

Sejak Kamis (27/8/2020) pendaftaran beasiswa OSC Medcom sudah dibuka. Seperti apa ya persyaratan yang harus kamu lengkapi untuk mendaftar?

OSC Medcom Wujudkan Mimpi Generasi Muda Belajar di Perguruan Tinggi

2.&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp; Setelah pendaftaran, tahapan seleksi
pertama adalah Test Potensi Akademik secara daring. Tes hanya dilakukan satu
hari dengan durasi dua jam. Waktu tes akan diinformasikan kemudian.

3.&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp; Peserta yang lolos tahapan seleksi
petama akan melakukan verifikasi data diri dengan cara mengirim berkas via
surat elektronik. Alamat surel akan diinformasikan kemudian.

4.&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp; Tahap akhir seleksi adalah Final
Test yang dilakukan secara daring. Selain Tes Potensi Akademik, akan diadakan
wawancara via Zoom.

Sebelum
memutuskan untuk mendaftar seleksi OSC Medcom.id, kamu harus ketahui juga
tentang biaya yang disiapkan. Berikut adalah rinciannya.

1.&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp; Pendaftaran OSC Program S2 atau
Pascasarjana yang bisa dipergunakan oleh tenaga pengajar di Indonesia serta fresh graduate berbayar dengan biaya Rp
189 ribu. Sementara itu, biaya pendaftaran beasiswa S1 gratis.

2.&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp; Try Out Online bisa dimaksimalkan
peserta program S1 dan S2 untuk mempersiapkan diri sebelum menjalani tes
sebenarnya. Hanya, biaya tes ini sebesar Rp 35 ribu. Try Out akan dilakukan di
minggu ke-2, 3, 4 Oktober 2020.

3.&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp; Bimbel Online juga disediakan OSC
Medcom.id yang bekerja sama dengan Smarrt. Bimbel yang menyediakan berbagai
mata pelajaran yang terkait dengan seleksi OSC ini bisa dinikmati via YouTube.
Biayanya adalah Rp 99.900 per bulan.

Meski nggak
semuanya gratis, nggak ada salahnya lo, Millens
untuk mengikuti seleksi OSC Medcom.id 2020. Kalau lolos seleksi, kamu akan
mendapatkan beasiswa berupa bebas uang pangkal 100 persen dan uang kuliah
hingga selesai atau delapan semester.

Kalau kamu
ingin tahu lebih banyak tentang beasiswa ini, bisa kok mengeceknya di tautan https://osc.medcom.id/tentang. Jadi,
sudah siap buat daftar, nih, Millens? (IB09/E05)

Inibaru.id – Sejak Kamis (27/8/2020), beasiswa Online
Scholarship Competition (OSC) Medcom.id 2020 telah resmi dibuka. Kalau kamu tertarik
untuk mendapatkan beasiswa baik itu untuk program S1 maupun S2, bisa kok mendaftarnya.
Hanya, pastikan untuk mengetahui tahapan-tahapan seleksinya. Yuk simak
tahapan-tahapan tersebut!

1.&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp; Pendaftaran OSC Medcom.id 2020, baik
itu untuk beasiswa S1 maupun S2 dibuka dari 27 Agustus sampai 3 November 2020.
Pendaftaran bisa dilakukan secara daring di osc.medcom.id.

Sebelum memutuskan untuk mendaftar seleksi beasiswa OSC Medcom.id 2020, yuk simak tahapan seleksi dan biaya pendaftarannya.

Tahapan Seleksi dan Biaya Pendaftaran OSC Medcom 2020

Kalau kamu
penasaran dengan beasiswa ini, sebenarnya tinggal mengeceknya di tautan https://osc.medcom.id/tentang. Jika
kamu lolos kompetisi, nantinya akan mendapatkan ‘hadiah’ berupa beasiswa yang
membuatmu nggak perlu lagi membayar uang pangkal 100 persen. Kamu juga akan
dibebaskan uang kuliah hingga selesai atau selama delapan semester.

Beasiswa OSC Medcom.id 2020 sudah dibuka. Apa saja ya persyaratan yang harus dipenuhi kalau mau daftar. Yuk, simak!