Perasaan iri dan dengki adalah bagian alami dari emosi manusia. Melihat orang lain lebih maju atau memiliki pencapaian yang lebih besar sering kali memunculkan perasaan kurang nyaman dalam diri kita. Ini adalah respons yang wajar, karena manusia cenderung membandingkan diri dengan orang lain.

Namun, yang membedakan adalah bagaimana kita mengelola perasaan tersebut. Iri yang terkelola dengan baik bisa menjadi motivasi untuk berkembang, sementara iri yang dibiarkan berlarut-larut dapat berubah menjadi dengki, yaitu keinginan agar orang lain kehilangan apa yang mereka miliki.

Bahaya Jika Iri dan Dengki Nggak Dikendalikan

Jika rasa iri dibiarkan tumbuh menjadi kebencian, hal ini bisa membawa dampak negatif, seperti:

- Menurunkan rasa percaya diri– Terlalu fokus pada keberhasilan orang lain membuat kita lupa menghargai pencapaian sendiri.

- Memicu tindakan negatif – Dengki bisa membuat seseorang menyusun rencana buruk, seperti menyebarkan fitnah, merendahkan orang lain, atau bahkan berusaha menjatuhkan mereka.

- Merusak hubungan sosial – Perasaan iri dan dengki yang nggak terkendali bisa merusak hubungan dengan teman, saudara, atau kolega karena munculnya sikap permusuhan.

Agar nggak terjebak dalam siklus iri dan dengki yang merusak, berikut beberapa cara untuk mengelolanya:

1. Sadari Bahwa Setiap Orang Punya Perjalanan Masing-Masing – Kesuksesan seseorang bukan berarti kegagalan bagi kita. Setiap orang memiliki jalannya sendiri dan waktunya masing-masing.

2. Fokus pada Diri Sendiri – Daripada sibuk membandingkan diri dengan orang lain, lebih baik fokus pada peningkatan diri dan pencapaian pribadi.

3. Bersyukur atas Apa yang Dimiliki – Menghargai apa yang telah kita capai dapat membantu mengurangi rasa iri dan membuat kita lebih bahagia.

4. Gunakan sebagai Motivasi – Alih-alih merasa terpuruk, gunakan keberhasilan orang lain sebagai dorongan untuk bekerja lebih keras dan mencapai tujuan sendiri.

5. Jaga Lingkungan Pertemanan yang Positif – Berada di lingkungan yang mendukung dan saling memotivasi dapat membantu kita tetap berpikir positif.

Iri dan dengki saat reuni adalah perasaan yang wajar, tetapi harus dikendalikan agar tidak berubah menjadi kebencian yang merusak. Alih-alih terjebak dalam perasaan negatif, kita bisa menjadikannya sebagai motivasi untuk berkembang dan fokus pada kebahagiaan diri sendiri. 

Lebaran dan reuni seharusnya menjadi momen penuh kebersamaan, bukan ajang untuk menumbuhkan persaingan yang nggak sehat. Hm, semoga acara kumpul-kumpulmu tetap menyenangkan sehingga menjadi acara tahunan yang dirindukan ya, Millens? (Siti Zumrokhatun/E05)

Inibaru.id - Lebaran nggak hanya menjadi momen silaturahmi, tetapi juga ajang reuni, baik di kalangan alumni sekolah maupun keluarga besar. Saat bertemu dengan banyak orang dari berbagai latar belakang, perasaan campur aduk bisa muncul.

Salah satunya adalah iri dan dengki ketika melihat teman atau saudara yang terlihat lebih sukses atau memiliki kehidupan yang lebih baik.

Iri dan dengki adalah perasaan manusiawi, tetapi jika dibiarkan, bisa berubah menjadi kebencian yang merusak. Bagaimana cara mengelolanya agar tetap positif?

Iri dan Dengki, Perasaan Manusiawi yang Harus Dikendalikan

Berdasarkan penelitian yang dipimpin
oleh Profesor Qinghua Guo dari Institute of Remote Sensing and Geographic
Information System dari Peking University ini, Tiongkok mempunyai pohon
sebanyak 142,6 miliar. Artinya, dengan jumlah penduduk mencapai 1 miliar orang, tiap orang di sana punya 100 pohon.

Oya, penelitian ini dilakukan untuk mengecek kondisi ekosistem
hutan di Tiongkok guna memperkirakan jumlah karbon yang nantinya diserap
oleh pohon-pohon tersebut. Perkiraan inilah yang bisa jadi patokan
Tiongkok untuk merespons perubahan iklim serta memulihkan ekosistem berkelanjutan.

“Kami juga diminta untuk membuat
peta yang detail terkait dengan distribusi pohon di Tiongkok. Bisa dikatakan,
ini adalah untuk kali pertama pemetaan kepadatan pohon di Tiongkok dilakukan,”
ujar Guo sebagaimana dinukil dari Live Science.

Lantas, bagaimana cara mereka
menghitung pohon di wilayah sebanyak ini? Selain memakai teknik Lidar360 atau pemetaan berbasis laser yang menggunakan cahaya serta pengukuran jarak, para peneliti juga memakai pesawat nirawak sejak 2015 untuk mengkover wilayah yang luas di Tiongkok.

Dari data itulah, jumlah pohon bisa
diperkirakan, lengkap dengan pemetaan lokasi di mana pohon-pohon tersebut terkumpul. Hasil dari penelitian ini kemudian dipublikasikan pada 6 Februari 2025
lalu di laman jurnal internasional Tiongkok,&nbsp;Science Bulletin.

“Meski sudah memakai Lidar360, kami
masih mengalami masalah dalam akurasi jumlah pohon karena di hutan yang padat
dan rapat, terkadang ada pohon-pohon kecil yang nggak bisa kita lihat karena
tertutup pohon yang lebih tinggi,” terang Guo mengakui kelemahan dari
penelitiannya.

Hasil penelitian ini
diharapkan bakal semakin mendukung program Great Green Wall yang dicanangkan
pemerintah Tiongkok sejak 1978 lalu. Program ini dibuat demi meningkatkan
jumlah pohon di negara tersebut. Targetnya, bakal ada 100 miliar pohon di Great Green Wall tersebut pada 2050.

Kalau di Indonesia, selain merespons perubahan iklim, pemetaan pohon ini mungkin bisa menjadi upaya untuk menyikapi maraknya pembalakan liar dan alih fungsi hutan juga, ya?&nbsp;(Arie
Widodo/E10)

Inibaru.id – Menghitung jumlah pohon di sebuah kawasan sudah sulit, apalagi di sebuah negara? Terlebih, negara itu adalah Tiongkok yang memiliki wilayah terluas ketiga dunia dengan total&nbsp;9.326.410 kilometer persegi.

Sedikit informasi, daratan Tiongkok berukuran empat kali lipat dari luas wilayah Indonesia. Mengukur pepohonan yang tumbuh di atasnya tentu menjadi pekerjaan yang sulit.&nbsp;Namun, hal ini rupanya benar-benar bisa dilakukan oleh
ilmuwan dari negeri yang menjadi tanah kelahiran panda tersebut.

Sudah dilaporkan dalam bentuk jurnal, penelitian yang dilakukan ilmuan Tiongkok dalam upaya merespons perubahan iklim ini fokus menghitung jumlah pohon untuk memetakan serapan karbon di negaranya.

Respons Perubahan Iklim, Ilmuwan Berhasil Hitung Jumlah Pohon di Tiongkok

Iris yang diperankan oleh Sophie Tatcher&nbsp;diciptakan untuk menjadi pendamping bagi orang yang belum memiliki pasangan. Iris dibekali dengan memori yang
membuatnya seakan-akan punya kenangan, misalnya tentang pertemuannya dengan Josh (Jack Quaid) yang dia dampingi.

Iris yang nggak mengetahui jati dirinya sebagai robot kemudian dimodifikasi Josh untuk membunuh Sergei. Sergei adalah teman Josh. Dia dihabisi agar Josh bisa menguasai uang tabungannya sebesar 12
juta dollar. 

Begitu Sergei berhasil dieksekusi, barulah Josh mengatakan bahwa Iris sejatinya bukanlah manusia, melainkan sebuah
robot. Dia adalah&nbsp;robot "companion", yang dibuat sebagai pendamping manusia, dalam hal ini adalah Josh.

Iris yang jatuh cinta pada Josh tentu saja merasa
dikhianati. Terlebih, terkuak fakta bahwa nantinya Iris akan dijadikan sebagai kambing hitam atas kematian Sergei. Josh berencana melaporkan tindakan Iris
sebagai sebuah "kesalahan program" agar kematian itu nggak dicurigai pihak berwajib.

Dengan segala keterbatasan, termasuk kemungkinan
dimatikan tiba-tiba oleh alat pengendali yang dimiliki Josh, Iris berniat kabur agar
nggak dijadikan kambing hitam. Nah, perjuangan Iris melawan kesewenangan Josh
inilah yang jadi inti cerita dari film tersebut.

Lantas, apakah Iris pada akhirnya bisa terbebas dari semua
masalah ini? Kalau soal ini, kamu harus nonton sendiri ya untuk mengetahuinya.
Yang pasti, film berdurasi 97 menit ini nggak akan bikin kamu bosan karena plotnya cukup menarik.

Inilah yang membuat rating Companion di situs Rotten Tomatoes
cukup tinggi, yaitu 94 persen. Bisa dikatakan, film ini memang disukai banyak
orang.

Buat kamu yang butuh hiburan selama libur Lebaran ini, nggak
ada salahnya menonton film Companion. Selamat menikmati!&nbsp;(Arie Widodo/E10)

Inibaru.id – Sudah ada beberapa film yang menunjukkan
tentang konflik antara manusia dan robot. Di Ex Machina (2014), misalnya,
sebuah robot melakukan aksi tipu daya ke manusia agar terbebas dari laboratorium
yang jadi lokasi pembuatannya.

Nah, pada film Companion yang dirilis pada
31 Januari 2025 lalu, situasi yang terjadi justru sebaliknya, yakni tentang sesosok robot yang dikhianati manusia. Saat ini, film besutan Drew
Hancock itu bisa kamu tonton di layanan streaming berbayar Apple TV.

Sebagaimana Ex Machina, robot dalam Companion juga berwujud dan berperilaku laiknya perempuan. Bedanya, Iris yang merupakan nama robot dalam Companion nggak menyadari bahwa dirinya adalah seorang robot.

Film Companion sebenarnya punya plot yang sederhana, yaitu konflik antara manusia dan robot. Tapi, kesederhanaan ini dikemas dengan cerita yang membuatnya seru.

Memahami Perasaan Robot yang Dikhianati Manusia dalam Film 'Companion'

Berdasarkan sejarah, roti jala merupakan adaptasi dari
kuliner India yang dikenal sebagai roti prata, Millens. Menurut Suarausu
(15/7/2022), dulu, para pedagang India yang datang ke wilayah Melayu nggak
hanya membawa barang dagangan, tapi juga budaya dan kuliner mereka.

Budaya dan
makanan inilah yang kemudian diadaptasi oleh masyarakat setempat, termasuk roti jala.
Jika diamati, pengaruh budaya India ini sangat kentara yaitu
penggunaan kari sebagai pendamping roti jala.

Dinamakan "roti jala" karena bentuknya yang
menyerupai jala atau jaring nelayan. Melansir Goodnewsfromindonesia
(10/3/2025), hal ini diilhami dari pekerjaan mayoritas masyarakat Melayu di
daerah pesisir kala itu.

Sementara itu, warna kuning pada roti jala menggambarkan
warna jala yang digunakan oleh nelayan di sungai Johor pada masa lalu, yang terbuat
dari benang berwarna kuning atau jingga. 

Di negeri asalnya, India, roti jala (roti prata) bercita rasa
asin. Namun, kebanyakan yang dijual di Indonesia memiliki rasa manis karena
disuguhkan bersama saus kinca. Itu sebabnya, roti jala sangat pas dijadikan
menu takjil.

Kalau tertarik mencobanya, kamu nggak harus beli kok Kamu
bisa membuatnya sendiri di rumah dengan bahan yang sederhana.

Roti jala terbuat dari campuran tepung terigu, telur,
santan, dan sedikit garam. Adonan ini kemudian dibentuk sehingga menyerupai pola jala atau jaring tipis. Setelah matang, roti jala
biasanya disajikan dengan kuah kari kental yang gurih atau saus kinca yang
manis.

Dengan sejarah yang kaya dan makna budaya yang dalam, roti
jala nggak hanya menjadi hidangan lezat tetapi juga simbol identitas dan
warisan kuliner masyarakat Melayu. Apa kamu juga suka makan roti jala, Millens?
Pilih rasa gurih atau manis nih? (Siti Zumrokhatun/E10)

Inibaru.id – Salah satu makanan yang banyak ditemukan
ketika Ramadan adalah Roti Jala. Roti jala adalah makanan khas masyarakat
Melayu yang populer di wilayah seperti Johor, Semenanjung Malaysia, Sumatra
Utara, dan Kepulauan Riau.

Hidangan ini biasanya disajikan bersama kuah kari, seperti
kari ayam atau kambing, dan sering ditemukan saat acara-acara istimewa atau
perayaan tertentu.

Hidangan ini nggak hanya lezat tetapi juga mencerminkan kehidupan masyarakat pesisir yang erat kaitannya dengan laut. Biasanya disajikan dengan kuah kari, roti jala menjadi bagian penting dari tradisi kuliner di Malaysia, Sumatera Utara, dan Kepulauan Riau.

Roti Jala: Warisan Kuliner yang Mencerminkan Kehidupan Nelayan Melayu

“Bahkan jika dibandingkan Kamis biasanya, di luar Ruwah atau
jelang Lebaran, harga mawar bisa lebih dari Rp50 ribu. Ini agak mengherankan
karena pada Kamis (20/3) lalu juga mawar hanya laku Rp10 ribu per keranjang.
Padahal, biasanya permintaan mawar meningkat untuk keperluan nyekar di
Kamis sore,” keluh Umi, salah seorang petani mawar dari Sumowono, Kabupaten
Semarang.

Layaknya kebanyakan petani di daerah tempat tinggalnya, Umi
sudah melakukan pruning dan perawatan lainnya terhadap mawar di ladangnya agar bisa mekar
maksimal sejak seminggu jelang Lebaran. Alasannya, tentu saja karena pada momen
tersebut, harga jual mawar petik bisa meningkat berkali-kali lipat dari
biasanya.

Jelang Lebaran tahun lalu, misalnya, perempuan yang bisa
membawa 7-8 keranjang mawar setiap kali menjualnya di Pasar Bunga Bandungan
bisa mendapatkan harga Rp100 ribu – Rp200 ribu per keranjang. Saking banyaknya
mawar yang mekar di ladangnya, dia bahkan bisa panen 2-3 kali dalam sehari.
Makanya, keuntungan yang dia dapatkan jelang Lebaran 2024 lalu menembus jutaan rupiah.

“Keuntungan menjual mawar ini seperti THR buat kami untuk
keperluan belanja Lebaran. Makanya, kami heran kok pada tahun ini harganya
nggak sebagus tahun lalu,” ungkap adik Umi yang membawa 6 keranjang mawar,
Khoiriyah.

Keduanya kemudian berasumsi kalau pasokan mawar pada tahun
ini jauh lebih melimpah dari sebelumnya. Hukum ekonomi kemudian berlaku, jika
pasokan barang berlebih namun permintaan sama, tentu saja harga barangnya akan
turun.

“Tahun kemarin banyak mawar yang lomot alias gagal
mekar. Mungkin karena hal itu jadi harganya tinggi. Kalau sekarang, hampir
semua orang berhasil menjadikan mawarnya mekar semua,” ungkap keduanya diamini
tetangga lainnya yang hanya mendapatkan uang Rp310 ribu untuk 7 keranjang
mawar, Yani.

Meski begitu, karena mereka juga mampu memanen banyak mawar,
setidaknya mampu mengumpulkan sejumlah uang untuk keperluan belanja Lebaran.
Makanya, meski harganya nggak sebagus tahun lalu, para petani dari Sumowono tersebut
tetap bersyukur.

Apalagi, masih ada 3 hari tersisa jelang Lebaran. Mereka
berharap ada pengepul bunga dari daerah lain yang akan berdatangan ke Pasar
Bunga Bandungan. Semakin banyak pengepul yang berdatangan, harapannya bakal bikin
permintaan meningkat dan berimbas pada harga mawar jauh lebih mahal dari harga sekarang.

Semoga saja harapan tentang harga mawar ini beneran kejadian
ya, Millens. Jadi, para petani ini bisa berlebaran dengan senyum secantik
mawar yang mereka rawat selama ini. (Arie Widodo/E05)

Inibaru.id – Harapan warga Bandungan dan Sumowono
mendapatkan harga jual mawar petik yang mahal pada Kamis (27/3/2025) pagi,
pupus. Meski banyak orang sudah berdatangan ke Pasar Bunga Bandungan sejak
pukul 04.30 WIB, harga mawar yang kebanyakan dipanen sejak pukul 02.00 WIB
tersebut nggak pernah menembus Rp50 ribu per keranjang.

Padahal, hari ini sudah H-4 Lebaran. Pada tahun-tahun
sebelumnya, sejak H-5 Lebaran, harga mawar petik sudah berangsur naik dan
biasanya mulai menyentuh angka Rp70 ribuan – Rp100 ribuan per keranjang. Warga
yang mengharapkan keuntungan dari penjualan mawar untuk bisa membeli banyak
keperluan Lebaran pun mulai resah.

Hingga H-4 Lebaran, harga mawar dari tangan petani yang dijual di Pasar Bunga Bandungan hanya laku kurang dari Rp50 ribu per keranjang. Padahal, pada masa yang sama Lebaran 2024, harganya bisa jauh lebih mahal. Apa penyebabnya?

Jelang Lebaran 2025 Harga Mawar Belum Seharum Tahun Lalu, Petani Sumowono: Tetap Alhamdulillah

“Tujuannya diadakan untuk mendapatkan data umum dari
masyarakat umum yang mungkin ada Covid-19 ya melalui pengadaan rapid test
secara masal dan gratis,” tutur Bagus.

Dia juga menuturkan bahwa target&nbsp;rapid test
ini sebanyak 1.500 peserta dengan rincian masyarakat umum sebanyak 600 orang,
karyawan The Papandayan Hotel sebanyak 400 orang dan sisanya merupakan anggota
TNI AU Husein Sastranegara.

Bagi masyarakat yang ingin mengikuti rapid test, bisa mendaftar secara daring melalui aplikasi Homecare 24 yang bisa diunduh di
Google Playstore dan App Store. Setelah diunduh, kamu bisa mengisi formulir di aplikasi
tersebut untuk menentukan pelaksanaan rapid test.

Sementara itu, bagi karyawan The Papandayan Hotel serta anggota TNI AU Husein Sastranegara, pendaftaran rapid test diserahkan
ke masing-masing instansi.

“Nanti masyarakat datang sesuai dengan tanggal dan jam yang
sudah tersedia di barcode masing-masing. Barcode ini tinggal ditunjukkan&nbsp;kepada petugas,” jelas Bagus.

Tes Dilakukan dengan Memperhatikan
Protokol Kesehatan

Pelaksanaan rapid test ini dilakukan dengan dua metode yaitu
drive thru bagi yang menggunakan kendaraan pribadi dan antrean yang sudah mempertimbangkan standar
protokol kesehatan bagi yang datang tanpa kendaraan pribadi.

“Kami memilih drive thru supaya tidak terjadi kerumunan dan
juga memudahkan peserta untuk mengikuti kegiatan ini. Bisa dilakukan dari atas kendaraan langsung ataupun berjalan kaki. Antreannya diatur jaraknya sesuai
dengan physical distancing satu meter,” ungkap bagus.

General Manajer The Papandayan Hotel Bobby Renaldi bersyukur
dengan adanya rapid test ini karena banyak karyawannya yang&nbsp;rentan terpapar virus karena harus berinteraksi langsung dengan
tamu setiap hari.

“Rapid test ini bisa membantu masyarakat untuk dapat
memproteksi dirinya dan mengetahui posisi keadaan status
dirinya sendiri. Dia pun bisa memproteksi lingkungannya dan juga memproteksi orang
lain.” Ungkap Bobby.

Kalau kamu tinggal di Bandung, tertarik ikut rapid test&nbsp;ini nggak, Millens? Yuk segera daftar!&nbsp;(Med/ IB27/E07)

Inibaru.id – Pada Kamis
(21/5/2020), Media Group dan&nbsp; Homecare24 menggelar rapid test
secara gratis di kawasan Papandayan Hotel, Jl Gatot Subroto, Kota Bandung, Jawa
Barat. Tes Cepat tersebut juga akan dilakukan besok, Jumat (22/5).

Rapid test yang merupakan bentuk kepedulian terhadap
penanganan Covid-19 ini menyasar karyawan The Papandayan Hotel, anggota TNI
Angkatan Udara Husein Sastranegara dan masyarakat Kota Bandung.

Statistic, Partnership and Project Coordinator Rapid Test
Nasional Homecare24 Bagus Mulya Anggoro mengatakan bahwa rapid test ini
bertujuan untuk mendapatkan data masyarakat yang berisiko terpapar Covid-19.

Tes cepat yang digelar oleh Media Group bekerja sama dengan The Papandayan Hotel Bandung ini menyasar masyarakat umum, anggota TNI Angkatan Udara Husein Sastranegara dan karyawan The Papandayan Hotal. Tes dilakukan pada 21-22 Mei 2020.

Media Group dan Homecare 24 Gelar Rapid Test Gratis di Hotel Papandayan Bandung

Inibaru.id - Era industri 4.0 sudah di depan mata. Setiap perusahaan mesti menyiapkan strategi untuk menghadapi era serbadigital ini supaya bisa terus bersaing dengan perusahaan lain. Chief IT Officer Media Group News Muhammad Islam menjawab tantangan ini dengan konsep paperless document system.
Konsep ini sudah diterapkan Islam di dalam perusahaannya. Implementasi konsep paperless document system tersebut berupa penggunaan sejumlah program seperti E-Booking, E-Work Orders, dan E-Memo. Program-program itu diterapkan supaya kerja para karyawan lebih efisien. 
Selain itu, konsep ini juga bisa mengurangi penggunaan kertas sehingga menghemat biaya operasional. Program-program itu juga memudahkan para Human Resource Development (HRD) di Media Group News untuk mengetahui performa setiap karyawan.
Kendati konsep ini sudah berjalan dengan baik, ada sejumlah hambatan yang dihadapi Islam.
&ldquo;Hambatannya adalah tidak semua dokumen dapat terangkum di paperless. Banyak juga dokumen yang masih menggunakan kertas. Di samping itu juga masih butuh sosialisasi lebih,&rdquo; ujarnya.
Islam menganggap pelaksanaan konsep paperless document system di Media Group News sudah cukup efisien. Namun, pihaknya masih akan terus mengembangkan program-program tersebut agar lebih sesuai dan responsif dengan kebutuhan perusahaan.
Implementasi paperless document system ini dibuat Islam dalam suatu makalah yang disampaikan pada International Scientific, Educational and Technological Conference di Hotel Grasia, Semarang, Sabtu (5/10/2019). Pada acara yang digelar Fakultas Sains dan Teknologi UIN Walisongo itu hadir pula sejumlah akademisi serta pakar bidang sains dan teknologi di dunia.
Konferensi tersebut juga menghadirkan tiga pembicara utama yang konsen di bidang sains dan teknologi. Ketiga pembicara itu adalah Tetsuo Sogo dari Nagoya Institute of Technology, Jepang; Hadi Nur dari Universiti Teknologi Malaysia; dan Muhammad Zaris yang berasal dari Universitas Sumatera Utara.
Wah, konsep ini bisa banget diadopsi di perusahaan atau kantor lain. Penerapan konsep paperless document system juga termasuk kampanye lingkungan karena mengurangi kertas. Kamu tertarik pakai konsep ini, Millens? (Audrian F/E04)

Setiap perusahaan mesti menyiapkan strategi khusus untuk menghadapi tantangan di era industri 4.0 yang saat ini sudah berlangsung. Merespons hal tersebut, Chief IT Officer Media Group News tawarkan ide paperless document system layaknya yang sudah dipakai di perusahaannya.

Respons Era Industri 4.0, Chief IT Officer Media Group News Ajukan Ide Paperless System

Inibaru.id - Senin (19/8), Media Group menandatangani nota kesepahaman (MoU) dengan Universitas Trisakti. MoU ini terkait dengan kerjasama keduanya dalam bidang pendidikan dan publikasi media. Penandatanganan dilakukan oleh Plt. Rektor Universitas Trisakti Ali Ghufron dan perwakilan Media Group Muhammad Mirdal Akib.
Menurut Wakil Rektor I, Asri Nugrahanti, kerjasama ini meliputi banyak hal di bidang tri dharma perguruan tinggi. &ldquo;Meliputi kegiatan pendidikan pemagangan bagi mahasiswa, program pembelajaran&nbsp;e-learning, publikasi dan penelitian. Keikutsertaan dalam berbagai kegiatan atau acara, penyelenggaraan kegiatan bersama dan kehumasan,&rdquo; kata Asri dalam sambutannya yang dimuat oleh medcom.id, Senin (19/8).
<img src="/uploads/c%20%281%29.jpg" alt="" width="1200" height="800" />
<code>Foto bersama antara jajaran Media Group dengan sivitas akademika Trisakti usai penandatanganan kerja sama antara kedua belah pihak. (Medcom.id)</code>
Dalam beberapa tahun terakhir, Universitas Trisakti menjadi mitra perguruan tinggi swasta penyedia beasiswa Online Scholarship Competition (OSC) yang digagas&nbsp;Medcom.id, salah satu anak perusahaan Media Group.
&ldquo;Trisakti sudah melakukan kerja sama akademik berupa penerimaan mahasiswa baru melalui jalur beasiswa (Online Scholarship Competition) OSC,&rdquo; jelas Asri. Beasiswa ini diberikan kepada 20 mahasiswa yang lolos seleksi OSC setiap tahunnya yang membiayai mahasiswa selama studi.
Asri berharap, di tahun kelima yang merupakan tahun kelulusan bagi penerima beasiswa OSC dari medcom.id bisa menjadi lulusan dengan predikat memuaskan. &ldquo;Tahun ini, Oktober ini sudah ada yang lulus (mahasiswa dari beasiswa OSC),&rdquo; papar Asri.
&ldquo;Kami sangat berharap kerja sama ini dapat dimanfaatkan oleh semua fakultas serta lini yang ada dalam lingkup Trisakti maupun Media Group. Sehingga tercapai&nbsp;link and match&nbsp;antara perguruan tinggi dengan dunia industri,&rdquo; pungkasnya.&nbsp;
Semoga kerjasama ini menjadi inspirasi bagi perusahaan besar lain untuk ikut membangun Sumber Daya Manusia berkualitas untuk bangsa ya, Millens. (IB27/E05)

Media Group jalin kerjasama dengan Universitas Trisakti di bidang pendidikan dan publikasi media. Sebelumnya Universitas Trisakti sudah menjadi mitra perguruan tinggi swasta penyedia beasiswa Online Scholarship Competition (OSC) yang digagas Medcom.id.

Deal, Media Group Tandatangani MoU dengan Universitas Trisakti Bidang Pendidikan dan Publikasi Media

Inibaru.id - Indonesia punya cita-cita besar untuk melahirkan generasi emas pada 2045 mendatang. Menanggapi hal tersebut, Media Group dan Universitas Trisakti optimis cita-cita tersebut bakal terwujud.
Optimisme tersebut nampak nggak terlalu berlebihan jika melihat perkembangan generasi X yang mampu beradaptasi dengan perkembangan zaman. Hal ini juga kerap disinggung Presiden Joko Widodo yang juga pengin membangun Sumber Daya Manusia (SDM) unggul di periode kedua masa pemerintahannya.
<img src="/uploads/2%281%29.jpg" alt="" width="1200" height="800" />
<code>Foto bersama perwakilan Medcom dan Universitas Trisakti saat acara penandatanganan MoU, Senin (19/8). (Medcom)</code>
Seperti yang dimuat oleh medcom.id, Muhammad Mirdal Akib saat itu hadir dalam Talkshow bertema 'Menyiapkan Mahasiswa USAKTI Menjadi Generasi Emas Untuk Indonesia Unggul' memberikan motivasi kepada mahasiswa pasa Senin (19/8) lalu. &ldquo;Hari ini seluruh potensi dan prasyarat menjadi negara unggul telah dimiliki oleh negara ini. (Sekitar) Dua puluh tahun dari sekarang itu adalah Indonesia Emas dan 100 tahun Indonesia merdeka,&rdquo; katanya&nbsp;optimis.
Dia juga menambahkan, di era generasi emas ini sudah bukan waktunya untuk mengandalkan Sumber Daya Alam (SDA) sebagai penopang bangsa. Inovasi dan Teknologi menjadi syarat majunya sebuah bangsa. Hal ini diamini oleh Plt. Rektor Universitas Trisakti, Ali Ghufron. Menurut Ghufron, SDM yang dimiliki oleh indonesia saat ini sudah mampu untuk mewujudkan cita-sita menuju generasi emas.
Riset nasional dan internasional menyebutkan bahwa Indonesia berpotensi akan tumbuh pesat di 2045 kelak. &ldquo;SDM kita amati semakin lama semakin cerdas, kompetitif dan makin responsif terhadap perubahan. Terutama teknologi yang bergerak cepat," ujar Ghufron. Di samping kualitas SDM, dia juga optimis kuantitas penduduk Indonesia yang terbanyak keempat di dunia juga menjadi penunjang keberhasilan perwujudan generasi emas mendatang. Yuk, jadi generasi emas yang membanggakan bangsa, Millens. (IB27/E05)

Cita-cita Indonesia untuk melahirkan generasi emas dalam beberapa tahun ke depan nampaknya bukan impian belaka. Hal ini terbukti dengan komitmen pemerintah untuk membangun Sumber Daya Manusia dalam lima tahun ke depan. Menanggapi hal ini, Media Group dan Universitas Trisakti optimis dan mendukung terwujudnya generasi emas.

Optimisme Media Group dan Universitas Trisakti dalam Mewujudkan Generasi Emas

Inibaru.id &ndash; Menjelang pemilihan umum, media sosial dipenuhi beragam konten yang sering menjatuhkan kedua pihak. Yang memprihatinkan, konten-konten itu nggak jarang memberi informasi yang nggak akurat. Ini tentu berpotensi menimbulkan hoaks jika si pembaca nggak kritis dalam menyerapnya.
Untuk meminimalisasi penyebarannya sekaligus mengedukasi anak muda, Media Group dan Universitas Muria Kudus (UMK) mengadakan seminar bertema &ldquo;Cerdas Melawan Hoax&rdquo; pada Rabu (23/1/2018).
Dihadiri ratusan peserta dari kalangan millenials Kota Kretek, seminar berlangsung seru. Semuanya antusias, nggak tekecuali Nadia Marlika. Seminar tersebut diakuinya cukup membuka wawasan tentang hoaks.
Namun, saat ditanya apakah kebanyakan media di masa kini sudah ideal, mahasiswa Jurusan Manajemen UMK ini tidak sepakat. Menurutnya, masih banyak yang perlu dibenahi.
"Saya cukup sering menjumpai media yang terkesan asal-asalan dalam menyebarkan informasi.
Supaya nggak kemakan hoaks, Nadia biasanya memilih untuk nggak hanya membaca dari satu sumber saja.
&ldquo;Saya biasa cari tahu lebih lanjut suatu informasi karena menurut saya masih cukup banyak media yang nggak berimbang. Pembaca juga seharusnya lebih kritis dalam menyerap berita,&rdquo; kata Nadia.
Rihana Fida sepakat dengan Nadia. Dia pun cenderung sulit percaya pada media massa lantaran kerap menemukan berita yang nggak berimbang. Mahasiswa Jurusan Bahasa Inggris UMK ini melihat media juga memiliki kepentingan yang mengurangi independensinya.
&ldquo;Saya sering berpikir berita yang disebarluaskan itu mungkin saja mengandung informasi yang dilebih-lebihkan atau dikurang-kurangi. Sebagai pembaca, saya nggak langsung percaya, apalagi sekarang ada banyak media yang alamat situsnya nggak meyakinkan,&rdquo; ujar Fida.
Hm, ternyata anak muda sekarang cenderung kritis, ya. Kritis memang sikap yang dianjurkan dalam menerima suatu informasi, biar kamu nggak jadi bagian dari penyebaran hoaks.
Kalau hoaks sudah tersebar, bukannya nggak mungkin bakal merugikan pihak-pihak tertentu, termasuk kamu. Jadi, sebelum menekan tombol &ldquo;bagikan&rdquo;, konfirmasi dulu kebenarannya ya, Millens! (Artika Sari/E03)

Di tengah gencarnya penyebaran hoaks, media memegang peranan penting dalam penyebaran informasi berdasarkan data. Namun, sudahkah media menjadi sesuatu yang ideal di mata millenial?

Media di Mata Millenial, Sudahkah Ideal?

Saat ini, sebagian kaum millenials memilih untuk menjadi wirausahawan muda. Ini terlihat dari banyaknya usaha-usaha baru yang didirikan anak muda. Nah, Deputy Chairman Media Group Lestari Moerdijat memiliki tips agar usaha yang sedang kamu kembangkan bisa sukses. Yuk intip tips-tips berikut.