Suasana Warung yang Sederhana dan Bikin Betah

Begitu masuk ke area warung, suasananya langsung terasa Jogja banget: sederhana, hangat, dan jauh dari bising jalan raya. Tempatnya memang kecil, tapi justru itu yang menambah kesan rumahan. Pembeli duduk dengan sabar menunggu pesanan sambil menghirup aroma bumbu yang ditumis di atas tungku arang yang bikin kamu bernostalgia.

Penilaian para pengunjung yang datang pun rata-rata positif. Banyak yang memuji keramahan Pak Uun dan pelayanannya yang gesit, meski harus memasak hingga empat wajan sekaligus ketika sedang ramai-ramainya.

Salah satu keunikan Bakmi Pak Uun ada pada proses memasaknya yang tetap mempertahankan cara tradisional. Wajan panas diletakkan di atas tungku arang, lalu minyak dituang untuk menumis bumbu yang harum. Setelah itu baru ditambahkan daging ayam, air, sayuran, dan mie. Untuk nasi goreng, tahapannya hampir sama. Bedanya, setelah bumbu matang, nasi langsung digoreng hingga warnanya merata.

Teknik memasak ini menghasilkan aroma smokey yang lembut, khas masakan Jawa tempo dulu. Kuah bakmi godok-nya cenderung creamy, gurih, dan penuh rasa. Banyak pelanggan menyebut bakmi di sini terasa semakin nikmat karena menggunakan telur bebek. Pantas saja rasanya begitu kaya dan bikin susah lupa.

"Kuahnya creamy, kematangan mi pas, porsinya juga bikin kenyang," ungkap salah seorang pembuat konten kuliner terkemuka di Instagram @dyodoran.

Menu yang paling populer di sini tentu saja bakmi godok. Versi gorengnya juga tidak kalah sedap, cocok buat kamu yang kurang suka makanan berkuah. Ada juga nasi goreng dengan cita rasa klasik ala kampung. Harga per porsinya mulai sekitar Rp17.000 saja, murah untuk ukuran cita rasa yang bikin pelanggan balik lagi berkali-kali.

Beberapa pengunjung punya rekomendasi personal. Ada yang selalu pesan bakmi godok telur bebek, ada pula yang menyarankan minuman jahe serai sebagai pendamping biar tubuh hangat di malam hari. Kalau mau lebih nendang, teh hangat atau kopi juga cocok menemani makanmu.

Bakmi Palbapang Pak Uun bukan sekadar tempat kuliner karena menawarkan pengalaman dari suasana kampung yang tenang sampai aroma arang yang menguar dari dapur kecilnya. Jadi kalau kamu sedang di Bantul atau lagi kangen cita rasa bakmi Jawa yang otentik, warung ini wajib banget kamu sambangi. 

Ingat, datang lebih awal, ya, Gez, biar nggak kehabisan! (Arie Widodo/E07)

Inibaru.id - Kalau kamu penyuka bakmi Jawa, nama Bakmi Palbapang Pak Uun rasanya wajib masuk daftar kunjungan. Warung kecil yang tersembunyi di tengah permukiman Bantul ini sudah jadi legenda sejak tahun 2000. Meski lokasinya nyempil di Karasan, Palbapang, banyak orang rela “blusukan” demi seporsi bakmi godok gurih yang konon bikin ketagihan.

Warung Bakmi Pak Uun buka setiap hari mulai pukul 17.00 sampai 22.00 WIB. Tapi jangan tertipu jam tutupnya ya karena sering kali dalam tiga jam saja setelah buka, seluruh menu sudah ludes. Banyak food hunter yang sudah mengingatkan: kalau mau dapat jatah, datanglah sebelum malam benar-benar larut.

Meski buka sejak pukul 17.00 sampai 22.00 WIB, terkadang Bakmi Palbapang Pak Uun sudah kehabisan makanan saking banyaknya pembeli yang datang.

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

Salah satu penyebab utama risiko ini datang dari kualitas charger itu sendiri. Banyak charger murah atau palsu yang beredar, dan sayangnya, masih sering kita temui di rumah-rumah.

Charger semacam ini biasanya tidak punya sistem perlindungan arus, panas, atau pemutus otomatis. Jadi saat tetap terhubung ke listrik, ia akan terus bekerja dan menghasilkan panas. Kalau komponennya kurang bagus, panas yang menumpuk bisa memicu kerusakan, bahkan kebakaran.

Selain kualitas, faktor lingkungan juga berpengaruh. Charger yang dibiarkan menancap dan berada di area tertutup, misalnya dekat tumpukan barang atau di belakang furnitur, lebih mudah terperangkap panas. Apalagi kalau ruangan cenderung panas atau lembap, risiko kerusakan pada charger pun semakin tinggi.

Walau jarang terjadi, fluktuasi listrik dan sambaran petir bisa mempengaruhi perangkat yang sedang terhubung ke soket. Charger yang tidak punya pelindung arus bisa rusak seketika saat ada lonjakan tegangan. Dalam kasus ekstrem, korsleting bisa terjadi dan menimbulkan percikan api. Memang bukan sesuatu yang terjadi setiap hari, tapi cukup banyak orang yang baru sadar setelah perangkat mereka gosong duluan.

Peluang Muncul Ledakan Kecil, Tapi Tetap Ada

Tenang, bukan berarti setiap charger yang kamu biarkan menancap bakal “meledak”. Kalau kamu memakai charger asli dari jenama terpercaya, risiko masalah ini jauh lebih kecil. Produk resmi biasanya sudah melewati uji keselamatan dan punya fitur pencegahan panas berlebih. Tapi tetap saja, risiko kecil bukan berarti nol, apalagi kalau chargermu sudah menua, sering jatuh, atau pernah terasa panas berlebihan.

Untuk charger palsu, ceritanya beda. Risiko korsleting atau kebakaran naik berkali-kali lipat karena komponennya nggak dirancang tahan lama. Jadi lebih baik hindari, ya.

Biar nggak waswas, kamu bisa melakukan beberapa langkah sederhana:

Jadi, meski kelihatannya sepele, kebiasaan membiarkan charger tetap menancap tetap punya risiko. Baiknya segera lepas dari stopkontak deh kalau memang sudah nggak dipakai. Setuju, Gez? (Arie Widodo/E07)

Inibaru.id - Kita semua pasti pernah melakukan ini: selesai ngecas, ponsel dicabut, tapi kepala chargernya tetap anteng nempel di stopkontak. Kelihatannya sih nggak masalah. Toh nggak lagi dipakai, kan? Tapi ternyata kebiasaan kecil ini bisa menimbulkan risiko yang jarang kita sadari.

Meski jarang terjadi, ada kemungkinan kepala charger yang dibiarkan terus menancap bisa bermasalah. Tapi, jangan keburu membayangkan munculnya ledakan dramatis seperti di film, ya. Masalahnya biasanya jauh lebih sederhana, tapi tetap berbahaya kalau dibiarkan.

Banyak dari kita yang membiarkan kepala charger terus menancap di stop kontak meski sudah nggak lagi dipakai. Apakah hal ini berbahaya jika dibiarkan?

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

Peresmian dilakukan oleh Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan Drs Agus Andrianto SH MH bersama jajaran pejabat kementerian, pimpinan Undip, dan perwakilan pemerintah daerah.


Dalam sambutannya, Menteri Agus menegaskan komitmen pemerintah untuk memperluas akses layanan keimigrasian. Dia mengatakan, keberadaan titik layanan di kampus menjadikan pelayanan semakin cepat, responsif, dan dekat dengan masyarakat.

"Saya berharap layanan ini bisa menjadi model bagi daerah lain," sebutnya.

Layanan yang dibuka meliputi penerbitan dan penggantian paspor WNI, BAP paspor hilang atau rusak, pelayanan izin tinggal WNA, serta konsultasi dan informasi keimigrasian.


Usai peresmian yang dilakukan dengan memukul gong, Menteri Agus meninjau ruang pelayanan yang telah dilengkapi ruang tunggu kondusif, sistem antrean terintegrasi, serta petugas yang telah dipersiapkan secara khusus.

Kepala Kantor Wilayah Direktorat Imigrasi Jateng Haryono Agus Setiawan menyampaikan, layanan ini merupakan langkah strategis untuk mendekatkan pelayanan keimigrasian kepada masyarakat.


"Kehadiran layanan ini juga mempermudah mahasiswa asing Undip untuk mengurus izin tinggal, jadi akan mendukung kenyamanan mereka menjalani aktivitas akademik," jelasnya.

Setali tiga uang, Rektor Undip Prof Dr Suharmono SE MSi juga menyambut baik kerja sama tersebut dan menyatakan bahwa Undip siap menyediakan segala fasilitas yang diperlukan agar pelayanan imigrasi dapat berjalan optimal dan mudah diakses.

Campus Immigration Point di Undip diharapkan menjadi percontohan nasional dan mendorong kampus lain menghadirkan layanan publik serupa, terutama di lingkungan perguruan tinggi dengan aktivitas internasional yang tinggi.

Keberadaan layanan ini di kampus menegaskan bahwa Undip memiliki "aktivitas internasional" yang cukup baik. Kampus lain gimana, nih? (Murjangkung/E10)&nbsp;

Inibaru.id - Kantor Imigrasi Kelas I Khusus TPI Semarang meresmikan Campus Immigration Point di Universitas Diponegoro (Undip) pada Senin (1/12/2025) kemarin. Layanan ini menjadi yang pertama di Indonesia, yang memungkinkan pengurusan dokumen keimigrasian langsung di lingkungan kampus.

Dengan hadirnya fasilitas tersebut, mahasiswa, dosen, tenaga kependidikan, di lingkungan Undip bisa mengurus paspor hingga izin tinggal tanpa harus datang ke kantor imigrasi. Hal tersebut juga berlaku untuk masyarakat umum yang bukan merupakan bagian dari Undip.

Layanan Campus Immigration Undip ini menjadi yang pertama di Indonesia dan memungkinkan pengurusan dokumen keimigrasian langsung di lingkungan kampus, sekaligus menegaskan 'aktivitas internasional' yang cukup baik di salah satu kampus terbaik di Kota Semarang ini.

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

Tas rajut buatan tangan dari perempuan kreatif asal Kota Semarang yang sehari-hari berprofesi sebagai ibu rumah tangga tersebut telah menempuh perjalanan jauh: menembus pasar dunia, menguatkan pejuang kanker, dan membuka ruang pemberdayaan bagi warga binaan Lapas Perempuan Semarang.

"Merajut itu awalnya hanya hobi. Karena anak-anak sudah besar, saya mengisi waktu luang dengan merajut. Saya ibu rumah tangga, ikut suami dinas di daerah terpencil, sehingga memilih fokus mengurus anak-anak," ujar Indah saat ditemui Inibaru.id akhir November lalu.

Indah mengaku belajar merajut secara autodidak sejak 2011. Gurunya adalah internet dan Youtube. Awal-awal berkreasi, dia hanya membuat taplak meja dan dompet kecil. Namun, seiring waktu, keterampilannya meningkat hingga bisa membuat tas rajut sendiri.

Sedikit demi sedikit, dunia rajut yang awalnya hanya pengisi waktu luang justru menjadi peluang. Indah merasa bangkit dan berdaya. Sembari melakoni keseharian sebagai ibu rumah tangga, dia mulai bisa melihat betapa besar peluang bisnis yang tersimpan dalam setiap karyanya.

Pada 2017, ketika sebagian besar pelaku UMKM masih berkutat di pasar lokal, Indah justru sudah merasakan aroma pasar global. Melalui PT Mas di Solo, dia dipercaya mengerjakan produk home decor untuk dikirim ke negara-negara di Eropa.

Sistemnya maklun; perusahaan menyediakan bahan, lalu Indah menangani produksi dan merekrut tenaga kerja yang dia latih sendiri.

Tas rajut buatan Indah merambah hingga Dubai setelah karya-karyanya dua kali lolos kurasi mengikuti pameran BRI UMKM EXPO(RT). Dalam sesi business matching, dia bertemu buyer luar negeri yang kemudian memesan 1.000 tas makram untuk pasar Dubai.

"Semula diminta selesai satu bulan, saya nggak sanggup. Akhirnya dinego jadi lima bulan, per bulan 200 pieces. Saya ngajari orang-orang, mereka ikut mengerjakan," ungkap Indah.&nbsp;

Di antara banyak teknik, tapestri menjadi yang paling dia kuasai karena memungkinkan eksplorasi pola dan gambar. Dari sinilah lahir tas rajut bermotif batik berbahan dasar kulit yang harganya menyentuh angka Rp900 ribu per item.

Namun, di antara deretan pencapaian tersebut, ada satu bab yang paling mengesankan di pikiran Indah, yakni perjalanannya keliling Indonesia mengedukasi cara mengolah plastik menjadi tas rajut, kemudian mendonasikan hasil kegiatannya untuk menguatkan anak-anak penyandang kanker.

"Tahun 2019 itu kan lagi ramainya kampanye pengurangan plastik. Buat saya, plastik itu memang sulit dihilangkan total. Jadi, bagaimana cara mengurangi, bagi saya salah satunya ya diubah jadi tas rajut, karena bisa dipakai selama bertahun-tahun," kata Indah.

Plastik-plastik itu dipotong selebar kurang lebih dua sentimeter, lalu dirajut seperti biasa. Prosesnya memang lebih sulit dibanding merajut benang biasa, tetapi hasilnya kuat dan tahan lama. Namun, karya ini bukanlah produk komersial utama. Dia lebih sering membawanya untuk kampanye reduksi sampah sekali pakai.

Profit memang nggak selalu menjadi tujuan utamanya berkarya. Bahkan, pada pameran ini pun, dia dan temannya sudah sepakat untuk menyumbangkan dana yang terkumpul ke Yayasan Kanker Anak Indonesia sebagai dukungan moral bagi anak-anak yang tengah berjuang melawan penyakit ganas itu.

"Tidak semua hal harus berupa profit. Saya senang kalau apa yang saya kerjakan bisa bermanfaat buat orang lain," lontarnya.

Memberdayakan Warga Binaan Lapas Perempuan

Jiwa sosial Indah terus tumbuh, termasuk dalam berbagi ilmu. Ibu tiga anak itu mengaku akan dengan senang hati membagikannya, termasuk saat mengajari warga binaan di Lapas Perempuan Semarang merajut tanpa meminta bayaran sepeser pun.

"Di Lapas Perempuan itu saya nggak dibayar sama sekali. Murni untuk berbagi ilmu. Kalau ada yang benar-benar tertarik, saya kasih alatnya, saya kasih benangnya. Biar nanti kalau mereka keluar (bebas), bisa melanjutkan yang dia bisa," paparnya.

Warga binaan yang telah diajari Indah juga diberdayakan untuk membantu produksi. Bahan dan desain berasal darinya, lalu mereka mengerjakan sesuai kemampuan dan waktu. Setiap pekerjaan mereka tetap dibayar sebagai tambahan penghasilan dari dalam penjara.&nbsp;

Bagi Indah, menguatkan penyandang kanker dan berbagi ilmu dengan warga binaan adalah dua wajah dari misi yang sama, yakni untuk memanusiakan manusia lewat keterampilan. Merajut baginya bukan lagi sekadar aktivitas tangan, melainkan cara menyalurkan empati.

Saat ini Indah hanya dibantu satu karyawan tetap yang menjaga tokonya di kawasan Sambiroto. Proses produksi sehari-harinya masih dikerjakan sendiri, tetapi jika pesanan membludak, barulah dia melibatkan orang lain.

"Saya nggak menyangka bisa sejauh ini. Saat pandemi Covid-19, saya sempat kena saraf terjepit. Suami menyarankan untuk berhenti dan menjual seluruh benang. Namun, meski sudah didiskon, benang-benang itu nggak laku. Artinya, saya disuruh untuk terus merajut," tukas Indah, lalu tertawa ringan.&nbsp;

Nggak hanya menghasilkan profit, keterampilan merajut Indah juga telah menjalin asa untuk para penyandang kanker dan warga binaan di lapas. Panjang umur ya, Bu Indah! (Sundara/E10)

Inibaru.id - Di bawah tenda pameran UMKM di halaman Balai Kota Semarang, Indah Prihatiningsih, pemilik Ekkyta Collection duduk dengan tenang, tapi jemarinya lincah menari di atas gulungan benang, menuntaskan seutas tali tas yang belum selesai.

Sesekali, perempuan 60 tahun itu juga terlihat mengangkat wajah, menyapa pengunjung yang mampir, sebelum kembali pada ritme rajutannya.

Belajar merajut secara autodidak pada 2011, pemilik Ekkyta Collection, Indah Prihatiningsih, konsisten menyisihkan sebagian keuntungannya untuk anak-anak penyandang kanker; sekaligus mengajari warga lapas perempuan Semarang untuk belajar membuat tas rajut berkelas yang membuat Indah menjelajah pasar global.

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

Sebaliknya, kebun sawit adalah kawasan monokultur. Satu jenis tanaman mendominasi, lantai tanah sering terbuka, dan lapisan ekosistemnya sangat sederhana. Studi yang dikutip The Jakarta Post menegaskan, perkebunan sawit hanya mampu mendukung sebagian kecil spesies hutan. Riset lain yang dipublikasikan ScienceDaily menunjukkan hal serupa. Kebun sawit bukan habitat setara hutan tropis dan sebagian besar spesies nggak mampu beradaptasi di dalamnya.

Hasilnya sudah terlihat di banyak desa sekitar hutan. Semakin sedikit pepohonan asli, semakin sering satwa liar turun ke permukiman mencari makan. Mereka nggak “menyerang”, mereka hanya kehilangan ruang hidup.

Stok Karbon: Hutan Menyimpan, Sawit Membuang

Banyak klaim menyebut sawit “lebih efisien menyerap karbon,” namun para ilmuwan mengingatkan bahwa klaim itu menyesatkan. Menurut Profesor William Laurance yang dikutip Eco-Business, meski sawit tumbuh cepat, total karbon yang disimpan selama daur hidupnya jauh lebih rendah dibanding hutan primer.

Ketika hutan ditebang, karbon yang terkunci selama ratusan tahun terlepas ke atmosfer. Mongabay mencatat, konversi hutan ke sawit terutama di lahan gambut melepaskan emisi dalam jumlah masif. Sawit nggak mampu mengimbangi kehilangan itu, bahkan bisa menjadi sumber emisi baru ketika tanaman tua ditebang dan tanah kehilangan karbon.

Hutan tropis adalah bank karbon raksasa. Sawit hanyalah buku tabungan kecil.

Fungsi ekologis hutan juga nggak berhenti pada keanekaragaman hayati dan karbon. Hutan menjaga kesuburan tanah melalui siklus organik mulai daun gugur membentuk humus, mikroorganisme mengolah nutrisi, dan akar pohon menahan air. Tanah yang sehat membuat debit air stabil, sungai terjaga, dan wilayah terlindungi dari erosi.

Begitu hutan digantikan sawit, siklus itu terputus. Lahan menjadi lebih kering, tanah cepat padat, dan kebutuhan pupuk serta pestisida meningkat. Debit air menurun, longsor dan banjir menjadi lebih sering terjadi, dan suhu kawasan meningkat karena hilangnya kanopi yang meneduhkan.

Di banyak tempat, mata air mati bukan karena kemarau panjang, tetapi karena hilangnya pepohonan hutan.

Beberapa penelitian, seperti yang dirilis University of York, menemukan bahwa menyisakan sekitar 10 persen hutan asli dalam lanskap perkebunan dapat membantu menjaga sebagian kecil karbon dan biodiversitas. Namun angka itu tetap terlalu kecil untuk menggantikan kehilangan ekosistem hutan yang jauh lebih luas. Fragmentasi tetap terjadi, dan fungsi ekologis hutan tetap menurun drastis.

Hutan adalah satu kesatuan. Memisahkannya menjadi potongan-potongan kecil nggak akan membuat ekosistem bekerja seperti sediakala.

Hutan memberikan manfaat yang nggak bisa dihitung hanya dengan angka ekonomi. Ia menjaga air, menopang tanah, menstabilkan iklim, menyediakan habitat satwa, hingga menjadi benteng terakhir keanekaragaman hayati. Sementara perkebunan baik sawit, kopi, maupun karet memberi manfaat ekonomi jangka pendek yang penting bagi masyarakat, tetapi nggak dapat menggantikan kehidupan yang diberikan hutan.

Ketika hutan hilang, yang hilang bukan hanya pepohonan. Kita kehilangan penyangga kehidupan.

Karena itulah, setiap wacana mengganti hutan dengan kebun monokultur harus dilihat sebagai lebih dari sekadar keputusan tata guna lahan. Itu keputusan tentang masa depan, apakah kita ingin lingkungan yang stabil, atau ladang luas yang perlahan mengering. (Siti Zumrokhatun/E05)

Inibaru.id - Di sejumlah daerah, barisan sawit yang rapi dan menghijau sering dianggap sebagai “pengganti” hutan. Dari kejauhan, pemandangannya tampak meyakinkan bahwa pohon-pohon tumbuh tinggi, daun lebat di kanan–kiri jalan, dan hamparan hijau sejauh mata memandang. Namun, poster edukasi lingkungan yang banyak beredar akhir-akhir ini sebenarnya memberi petunjuk penting hutan bukan sekadar deretan pohon. Ia adalah sistem kehidupan yang jauh lebih kompleks, sesuatu yang nggak dapat ditiru oleh kebun monokultur apa pun, termasuk sawit.

Hutan alami menyimpan biodiversitas yang luar biasa. Di dalamnya ada pepohonan raksasa, semak belukar, lumut, jamur, hingga organisme mikro yang hidup berdampingan dalam jaringan ekologis berlapis yaitu kanopi, bawah tajuk, hingga lantai hutan. Satwa liar seperti burung, primata, mamalia kecil, reptil, serangga penyerbuk menjadikannya rumah.

Hutan nggak bisa digantikan oleh kebun sawit atau tanaman monokultur lainnya. Di balik hamparan hijau yang tampak serupa, hutan menyimpan fungsi ekologis yang jauh lebih kompleks mulai dari biodiversitas, penyimpanan karbon, hingga penjaga tanah dan air yang nggak mampu ditiru perkebunan.

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

Maudy patut merasa bangga, sebab film yang bakal tayang dua pekan mendatang itu menjadi salah satu karya yang dinantikan keberadaannya. Sebagai informasi, You Are The Apple of My Eye
adalah remake dari&nbsp;drama Taiwan dengan judul sama yang rilis pada 2011 lalu.

Hingga kini, film versi Taiwan yang dibuat berdasarkan novel
semi-autobiografi dengan judul yang sama buatan Giddens Ko tersebut masih diyakini sebagai salah satu drama bergenre coming of age paling menarik dalam
sejarah.

Sebetulnya, bukan kali ini saja seniman Indonesia turut terlibat dalam proyek film Korea, khususnya untuk mengisi soundtrack. Sebelumnya, lagu kepunyaan grup band asal Bandung, Mocca, juga pernah menjadi bagian dari film Korea&nbsp;Inseparable Brother.

Salah satu lagu Mocca yang berjudul "Happy" pernah menjadi soundtrack film yang dibintangi Shin Hya-kyun, Lee Kwang-so, dan Esom tersebut. Namun, kala
itu bukan Mocca yang menyanyikannya, melainkan ketiga bintang utama dalam film tersebut.

Untuk pemusik Tanah Air yang menyanyikannya, Maudy Ayunda memang yang pertama. Tentu saja ini membanggakan. Terlebih, sejumlah media lokal di Korsel menyebut, "Now Do You" diyakini sebagai lagu yang pas dan bakal cocok banget mewakili keseluruhan film&nbsp;You Are The Apple of My Eye.

“Liriknya bakal mengingatkan kisah cinta pertama dan
membahagiakannya masa-masa sekolah antara Jinwoo dan Seon-ah. Pendengar pasti
bakal bisa merasakan nostalgia,” tulis Lee Jung Choi di Daum.

Alur Cerita 'You Are The Apple of My Eye'

Agak sedikit berbeda dengan versi Taiwan yang menceritakan kehidupan para remaja pada dekade 1990-an,&nbsp;You Are The Apple of My Eye&nbsp;versi Korea akan menceritakan kehidupan anak sekolah pada dekade pertama 2000-an sampai 2010-an.

Alur utama ceritanya bakal berkutat seputar sosok Jinwoo yang diperankan oleh Jung Jin-young bersama teman mainnya yakni Seon-ah yang diperankan oleh Dahyun (Twice), yang menjalani hari-hari semasa SMA.

Gimana gambaran detail ceritanya, tungguin saja tanggal mainnya ya, Millens! Nggak lama lagi kok. Sembari menanti, kamu bisa dengerin sountrack-nya dulu yang sudah rilis. Semoga pencapaian ini juga menjadi kebanggaan buat kita ya!

Kalau sudah dengerin, jangan lupa kasih pendapatmu juga, karena itu juga merupakan bentuk dukungan sekaligus apresiasi!&nbsp;(Arie Widodo/E10)

Inibaru.id – Jelang dirilisnya film Korea You Are
The Apple of My Eye&nbsp;di bioskop pada 21 Februari 2025 nanti, kabar mengejutkan
muncul. Diva Indonsia Maudy Ayunda dikabarkan akan mengisi soundtrack film drama tersebut.

Lagu yang dimaksud berjudul "Now Do You". Lagu yang disebut-sebut bakal jadi soundtrack utama ini rilis hari ini, Rabu (5/2/2025) atau dua pekan lebih cepat dibanding penayangan filmnya.

“Aku merasa bangga bisa jadi seniman Indonesia pertama yang
bernyanyi untuk sebuah film Korea. Semoga saja lagunya bisa disukai banyak
penonton di seluruh dunia,” ucap Maudy sebagaimana dilansir dari Daum,
Selasa (4/5).

Siapa sangka, pengisi soundtrack film Korea 'You Are The Apple of My Eye' adalah Maudy Ayunda. Lagunya yang berjudul 'Now Do You' bakal dirilis hari ini, Rabu (5/2/2025).

Keren, Maudy Ayunda Bakal Isi Sountrack Film Korea 'You Are The Apple of My Eye'

Sang selebritas pun menyambut penunjukan ini dengan penuh
suka cita. Selebritas yang dikenal karena prestasi akademiknya ini bahkan nggak
berpikir lama untuk menerima tawaran tersebut.

“Tidak butuh waktu lama saya menyetujui sebagai bagian tim
juru bicara pemerintah Republik Indonesia untuk presidensi G20. Saya ingin
sekali terlibat dalam momen bersejarah ini,” ungkap Maudy dalam kesempatan yang sama, Kamis (31/3).

Dia menganggap G20 sebagai ajang yang penting bagi Indonesia
sehingga mengajak semua pihak, khususnya generasi muda untuk menyukseskannya.
Gelaran ini juga dia anggap sebagai kesempatan emas bagi Indonesia untuk meningkatkan
kembali ekonomi pasca-pandemi.

“Keberhasilan presidensi G20 Indonesia akan jadi catatan
sejarah membanggakan,” ujarnya.

Alasan Maudy Ayunda Ditunjuk Jadi Jubir Indonesia

Pemerintah nggak asal tunjuk selebritas populer untuk jadi
jubir Presidensi Indonesia di G20, Millens.
Semua juga tahu seperti apa rekam jejak pendidikan dari Maudy Ayunda. Selain
itu, penunjukkan Maudy juga dianggap bisa menjangkau generasi milenial dan gen
Z.

“Maudy merupakan lulusan program sarjana filosofi politik
dan ekonomi di Universitas Oxford, pun lulusan Master of Business Administrasi
dari Universitas Stanford,” beber Johny terkait dengan pendidikan Maudy.

Nantinya, Maudy juga bakal memberikan informasi terkait Konferensi Tingkat Tinggi G20 yang bakal diadakan pada akhir 2022 di
Bali. Ingat ya, Millens, KTT ini cukup berpengaruh karena bakal&nbsp;dihadiri sejumlah pemimpin negara besar.

Nah, sebagai tuan rumah, tema yang diusung Indonesia dalam
KTT G20 nanti adalah ‘Recover Together, Recover Stronger’. Selain itu, isu yang bakal
diprioritaskan untuk dibahas dalam gelaran ini adalah perbaikan infrastruktur
kesehatan, peralihan ke dunia digital, serta peralihan penggunaan energi.

“Indonesia mengajak seluruh dunia berkolaborasi. Pulih
bersama dari pandemi Covid-19 dan bersama tumbuh menjadi lebih kuat secara
berkelanjutan,” kada Maudy dengan senyum merekah.

Keren ya, Millens.
Maudy Ayunda memang pantas ditunjuk jadi juru bicara Presidensi Indonesia di
KTT G20 nanti! (Cnn/IB09/E05)

Inibaru.id – Maudy
Ayunda ditunjuk jadi juru bicara (jubir) presidensi Indonesia di G20. Hal ini
diungkap langsung oleh Menteri Komunikasi dan Teknologi RI Johny G Plate melalui&nbsp;kanal YouTube Sekretariat Presiden, Kamis (31/3)

“Pada kesempatan ini, saya ingin memperkenalkan saudari
Maudy Ayunda sebagai juru bicara pemerintah untuk presidensi G20 Indonesia,”
ungkap Johny dalam siaran itu.

Selebritas Maudy Ayunda ditunjuk pemerintah jadi juru bicara (Jubir) presidensi Indonesia di KTT G20 yang diadakan di Bali akhir tahun 2022 nanti. Dia bakal jadi jubir di pertemuan yang bakal dihadiri sejumlah kepala negara, Millens!

Jadi Jubir Presidensi Indonesia di G20, Maudy Ayunda: Momen Bersejarah!

Nama-nama
ini nggak asal masuk daftar Forbes 30 Under 30 Asia, Millens. Mereka disaring dengan
sangat ketat. Tebak, berapa jumlah total nominasinya? Yap, mencapai 2.500! Dari
total daftar itu, tim peneliti serta pemeriksa fakta kemudian memilih 500
semifinalis. Nah, mereka kemudian dicek oleh para juri A-list serta pakar industri.

Dari pengecekan
itu, tersisa hanya 300 finalis. Mereka kemudian dicek dalam hal kriteria
kepemimpinan, dampaknya, potensi kesuksesan, semangat kewirausahaan, serta
demonstrasi yang memang sangat identik dengan Forbes. Barulah tersaring 30 anak
muda dalam daftar prestisius tersebut.

Yang lebih
hebat, Jerome Polin nggak sendirian mendapatkan penghargaan ini di keluarganya.
Kakaknya, Jehian Panangian juga ikut masuk daftar tersebut. Tepatnya di kategori
Media, Marketing, dan Advertising.

Keduanya
dikenal sebagai pendiri agensi hiburan Q&amp;A Group Indonesia. Agensi ini
menaungi cukup banyak influencer dan youtuber. Total, sudah ada 11 youtuber
yang ada dalam agensi ini. Yang cukup terkenal adalah Jang Hansol yang sudah
memiliki 4 juta subsribers.

Laki-laki asal
Surabaya ini dikenal sebagai Youtuber yang mengunggah kehidupannya di Jepang di
kanal Youtube Nihongo Mantappu. Di sana, dia mengunggah konten tentang
matematika serta kehidupan sehari-hari dengan teman-temannya. Selain
mengenalkan banyak hal tentang Indonesia terhadap teman-teman dari Jepang, dia
juga memberikan tips mudah mengerjakan dan memahami matematika.

Kini,
pengikut kanal tersebut mencapai 6,3 juta subscriber. Menariknya, meski sudah
sukses dan mendapatkan penghargaan bergengsi, Jerome mengaku belum puas. Dia
masih ingin melakukan berbagai hal yang bermanfaat.

“Masih banyak perjuangan dan perjalanan.
Semoga bisa terus menebar hal positif dan bermanfaat,” tulisnya.

Selamat
Jerome Polin karena masuk daftar Forbes 30 Under 30 Asia 2021. Semoga semakin
Mantappujiwa! (Tem,Med/IB09/E05)

Inibaru.id – Youtuber Indonesia, Jerome Polin masuk Forbes
30 Under 30 Asia 2021. Mahasiswa yang sedang mengejar pendidikan di Waseda
University ini mengaku terkejut bisa mendapatkan penghargaan untuk kategori
anak muda dengan usia kurang dari 30 tahun ini.

“Shock parah. What?! Dari dulu ngeliatin orang
dapet penghargaan Forbes 30 Under 30, Cuma bisa mimpi ‘kapan ya aku dapet’
Harus bener-bener berprestasi kalau mau dapet,” ungkapnya di Instagramnya, Selasa (21/4/2021).

Laki-laki
berusia 22 tahun ini masuk daftar tersebut bersama dengan sejumlah tokoh anak
muda Indonesia seperti selebritas Maudy Ayunda (26) dan sprinter Lalu Mohammad
Zohri (20). Nama lain yang juga masuk daftar adalah Co-founder Bukawarung Chinmay
Chauhan, Nashin Mahtani (29) yang merupakan Director Yayasan Peta Bencana,
Ifandi Khainur (23) yang merupakan founder
dari Satu Persen, dan yang terakhir adalah duet Anbita Nadine Siregar (26)
serta Tania Soerianto (29) yang merupakan Co-founders
dari Yayasan Generasi Maju Berkarya.

Youtuber Jerome Polin masuk daftar Forbes 30 Under 30 Asia 2021. Selain Jerome, ada sejumlah anak muda Indonesia lain yang masuk daftar ini. Siapa saja mereka?

Mantap Jiwa! Jerome Polin Masuk Forbes 30 Under 30 Asia&nbsp;

Inibaru.id &ndash; Setelah sukses dengan film pertama dan sekuelnya, MD Pictures kembali memproduksi film ketiga Habibie &amp; Ainun. Inti cerita di film ketiga ini dipastikan berbeda dari film pertama dan sekuelnya. Sebagai informasi, film pertama bercerita tentang pertemuan BJ Habibie dan Hasri Ainun Besari, sedangkan film kedua tentang masa muda BJ Habibie.
Nah, film ketiga ini disebut akan mengisahkan kehidupan Hasri Ainun Besari saat muda. Hal ini diungkap produser Habibie dan Ainun 3 Manoj Punjabi.&nbsp;
"Jadi apa bedanya? Permulaan mulai dari Habibie &amp; Ainun yang adalah menurut saya Romeo and Juliet-nya kita semua. Kedua Rudy Habibie, kita bicarakan cerita perjalannya Pak Habibie dari masa mudanya, perjuangannya. Sekarang kita akan angkat cerita Ainun di masa muda. Saya nggak akan panjang lebar. Soon kita akan first look tentang Habibie &amp; Ainun 3,&rdquo; ungkap Manoj saat jumpa pers di MD Place, Setiabudi, Jakarta Selatan, seperti ditulis laman Kompas (4/4/2019).
Hanung Bramantyo yang dipercaya sebagai sutradara film ini juga mengiyakan hal tersebut.
"Jadi ini tentang Ainun saat SMA. Sementara Habibie-nya saat tua. Film ini 50 persen berisi Habibie tua bercerita kepada cucunya. Sementara Habibie muda hanya 10 persen gitu, lo. Habibie remaja itu bertemu dengan Ainun hanya saat SMA itu di opening saja," kata Hanung ketika diwawancarai usai jumpa pers peluncuran poster dan trailer film Habibie &amp; Ainun 3 yang ditulis laman Kompas (26/9/2019).
Selain ceritanya yang berbeda, pemain yang memerankan Ainun juga berbeda. Pada film pertama dan kedua, BJ Habibie diperankan Reza Rahardian, sedangkan Ainun diperankan Bunga Citra Lestari. Nah, pada film ketiga ini Maudy Ayunda yang berperan sebagai Ainun, sementara pemeran Habibie masih sama.
Film ini direncanakan tayang pada 19 Desember mendatang. Kalau kamu penasaran dengan jalan ceritanya, jangan lupa tandai kalendermu ya supaya nggak lupa nonton nanti. He-he. (IB07/E04)

Film Habibie dan Ainun 3 segera rilis Desember nanti. Bila filmm pertama bercerita tentang kisah cinta Habibie dan Ainun, sekuelnya bercerita tentang Habibie muda, lantas film ketiga ini bercerita tentang apa ya?

Begini Inti Cerita Film Habibie & Ainun 3

Inibaru.id &ndash; Pekan ini, Maudy Ayunda akan berangkat ke Amerika Serikat untuk belajar di Stanford University. Maudy akan menempuh pendidikan S2 di bidang bisnis dan pendidikan.
Laman Kompas, Sabtu (7/9/2019) menulis, meski sudah pernah belajar di luar negeri sebelumnya, Maudy mengaku kepergiannya untuk kali ini terasa jauh lebih berat.
&ldquo;Rasanya jauh lebih berat dibandingkan dengan saat pertama kali belajar di luar negeri untuk S1. Mungkin karena pendidikan S2 lebih optional. Kalau S1 kan bentuknya masih seperti orang kuliah biasa,&rdquo; ucap Maudy.
Dia juga menyebut meninggalkan orang-orang terdekat sebagai salah satu alasan mengapa kepergiannya ke Amerika Serikat kali ini terasa sangat berat.
&ldquo;Aku harus meninggalkan keluarga dan teman-teman. Kenyamanan yang biasa aku rasakan di sini juga harus aku tinggalkan,&rdquo; lanjutnya.
Ditanya soal karier, Maudy nggak begitu memusingkannya.
&ldquo;Kalau karier aku sebenarnya sedang senang-senangnya. Banyak proyek yang memang terasa cocok dengan minat aku. Tapi karena pendidikan S2 ini seperti chapter baru bagi kehidupanku, aku merasa bersemangat,&rdquo; terangnya.
Maudy mengaku sudah mempersiapkan beberapa hal sebelum berangkat ke Negeri Paman Sam. Dia juga mengaku sudah siap untuk kembali beradaptasi layaknya mahasiswi pada umumnya.
&ldquo;Aku nanti bakalan tinggal di asrama gitu. Balik lagi ke dunia mahasiswa. Yang susah sekarang adalah packing. Sudah sejak beberapa hari lalu membuka koper, tapi masih bingung barang-barang mana saja yang mau dimasukkan dan mana yang tidak. Sampai sekarang belum selesai,&rdquo; pungkasnya.
Pergi ke luar negeri demi menempuh pendidikan memang nggak mudah untuk dilakukan, ya Millens. Apalagi harus jauh dari orang-orang terdekat untuk beberapa waktu. Namun, kesempatan seperti yang didapatkan Maudy memang sayang untuk dilewatkan. (IB09/E04)

Maudy Ayunda akan menempuh pendidikan S2 di Stanford University, Amerika Serikat mulai pekan ini. Seperti apa persiapannya?

Curhat Maudy Ayunda Sebelum Belajar ke Stanford

Inibaru.id &ndash; Baru-baru ini artis peran Maudy Ayunda menghebohkan publik. Perempuan yang juga berkiprah sebagai musikus itu mengumumkan bila dirinya diterima di dua universitas ternama, Harvard University dan Stanford University untuk pendidikan pascasarjana.
Hal ini tentu saja membuat warganet geger. Dua universitas bergengsi tersebut terkenal menerapkan sistem seleksi yang ketat. Namun, gadis cerdas dan multitalenta ini mampu menembusnya.
Catatan prestasi di bidang pendidikan perempuan kelahiran Jakarta 24 tahun silam ini nggak perlu diragukan lagi. Saat memasuki S1, dia berhasil diterima di beberapa universitas ternama di dunia seperti Columbia University, Brown University, New York University, dan Oxford University. Setelah menimbang, pilihannya jatuh pada Oxford University.
Di universitas yang berlokasi di Inggris itu, Maudy kuliah di jurusan PPE (Philopsophy, Politics, and Economics). Dia kemudian menyelesaikan studinya pada 2016 lalu.
Saat kuliah, Maudy sempat aktif di Oxford Economics Society. Dia menjabat sebagai Head of Speakers yang juga memiliki tugas mengundang para pembicara untuk program-program yang diadakan.
Selain cemerlang dalam bidang pendidikan, aktris yang bernama lengkap Ayunda Faza Maudy ini sering diundang ke berbagai forum diskusi tingkat nasional maupun internasional untuk mewakili anak muda Indonesia. Dia juga pernah menjadi pembicara termuda di forum global The Regional Conference Evaluate the Milennium Development Goals and Looks to Creating a Foundation for the Post 2015 di Nusa Dua, Bali.
Dilansir Cosmogirl (12/1/2016), nggak hanya fasih berbahasa Inggris, pelantun lagu "Untuk Apa" itu juga menguasai bahasa Mandarin dan Spanyol. Bahkan, dia pernah meraih juara kedua untuk speech competition di sekolahnya, British International School.
Saat ini, Maudy masih belum menentukan pilihan bakal melanjutkan studinya di mana. Namun, dia berjanji akan memberitahu warganet jika sudah memastikan pilihan.
Duh, Maudy emang top, deh! Eits, kamu juga bisa kok Millens seperti Maudy Ayunda, asalkan terus belajar dan tahu di mana letak kemampuanmu. Semangat! (IB24/E04)

Meski sibuk berkarya sebagai musikus sekaligus aktris, pendidikan tetap nomor satu bagi Maudy Ayunda. Hal ini dibuktikan dengan rekam pendidikannya yang top.

Berbakat dan Cerdas, Begini Rekam Jejak Pendidikan Maudy Ayunda 

Inibaru.id &ndash; Artis peran sekaligus musikus Maudy Ayunda kembali membawa kabar gembira. Pemilik nama lengkap Ayunda Faza Maudya itu diterima di dua universitas mentereng sekaligus yakni Harvard University dan Stanford University. Kabar itu pun menghebohkan dunia maya.
Selain dibanjiri ucapan selamat, banyak warganet yang juga memberikan komentar yang lucu dan unik untuk pemeran Kugy dalam film Perahu Kertas (2012) itu. Berikut adalah beberapa komentar unik warganet terkait hal ini. Memuji Tuhan Karena Menciptakan Maudy Ayunda
Travel blogger Alexander Thian dengan akun @aMrazing menyebut Maudy sebagai sosok yang terlalu sempurna sehingga menganggap Tuhan dalam suasana hati yang bahagia saat menciptakannya. &ldquo;So, Maudy Ayunda. Fisik cantik. Kelakuan mangstab dan attitude cakep. Otak cerdas. Suara bagus. God was in a good mood when creating her,&rdquo; tulisnya di media sosial Twitter. Maudy Gampang Masuk Perusahaan
Akun @pervertauditor yang dikenal luas sering menulis cuitan yang lucu terkait dengan pekerjaan atau kampus menyebut, Maudy bakal mudah melamar pekerjaan di perusahaan bergengsi selepas lulus kuliah. &ldquo;Maudy Ayunda ngelamar ODP Mandiri pasti keterima, pasti nih. Atau tes CPNS DepKeu atau BPK lah. Jebol kayaknya,&rdquo; tulis akun tersebut. Maudy Bakal Cari Makanan Murah Saat Ngekos di Harvard Akun @ajiejati berseloroh, Maudy akan mencari makanan murah saat kuliah nanti, sebagaimana anak kos pada umumnya. Dia pun mengunggah tangkapan layar tentang pencarian warung burjo di dekat Harvard.
<img class="media-image" style="margin-top: 0px;" src="https://pbs.twimg.com/media/D00iHorVsAMMK1u.jpg:large" alt="" data-height="364" data-width="1080" /> <code>Tangkapan layar yang diunggah akun @ajiejati. (Twitter/ajiejati)</code>
&ldquo;Maudy Ayunda pas lagi bokek,&rdquo; tulis akun ini melengkapi gambar yang diunggah. Maudy Wanita Hebat dan Independen Akun @slytherren menyebut Maudy sebagai pribadi independen yang luar biasa. &ldquo;Do you know why people are happy for her? She&rsquo;s a public figure that knows how to use her privilege, barely or even never do bad things explicitly. This girl, Maudy Ayunda, has a credibility of her own. Real definition of independent,&rdquo; tulis akun tersebut. Jadi Acuan Ibu-Ibu untuk Memarahi Anaknya yang Malas Kecerdasan Maudy dianggap bisa menjadi contoh dan pedoman bagi orang tua untuk memarahi anak-anaknya yang malas belajar. Hal ini diungkap akun Twitter milik @MatthewTanoe. &ldquo;Coming soon mantra para emak-emak Indonesia: Main HP terusss&hellip; Tuh liat kayak Maudy Ayunda,&rdquo; tulisnya. Respons warganet memang ada-ada saja, ya. Ha-ha.
Selamat Maudy atas kabar bahagianya! Kalau Millens berada di posisi Maudy Ayunda, bakal bingung juga nggak memilih kampus yang mana? (IB09/E04)

Selain mengucapkan selamat kepada Maudy Ayunda, banyak warganet yang bercanda atau membaut meme terkait dengan dilema yang dialami artis ini dalam memilih univeritas antara Harvard dan Stanford. Seperti apa candaan para warganet ini?

Respons Warganet Tanggapi Kegalauan Maudy Ayunda

Inibaru.id &ndash; Melalui akun Instagram pribadinya, musikus sekaligus aktris Maudy Ayunda membagikan kabar bahagia sekaligus membuatnya dilema. Maudy membeberkan, dirinya diterima di dua kampus bergengsi, Harvard dan Stanford. Dia pun mengaku bingung akan memilih kampus mana untuk melanjutkan pendidikannya. Cnnindonesia.com, Senin (4/3/2019) menulis, Maudy mengunggah foto yang memperlihatkan dirinya duduk di bawah patuh John Harvard, pria yang namanya diabadikan sebagai nama dari Harvard University. Dia juga mengunggah surat yang menyebut dirinya diterima di jurusan Master of Education. Di keterangan foto, Maudy menulis tentang rasa bahagianya bisa diterima di kampus yang ada di Cambridge, Massachusetts, Amerika Serikat itu. &ldquo;Kegembiraan jelas. Syukur, pasti. Tapi yang terpenting, saya diingatkan sekali lagi bahwa mimpi, ketika diejawantahkan ke tujuan yang konkret, menjadi rencana yang bisa dicapai,&rdquo; tulis Maudy sambil mengingat momen dua tahun lalu yang membuatnya terpesona dengan aura dari kampus Harvard. Beberapa jam kemudian, Maudy kembali mengunggah foto lain. Unggahannya itu berupa foto dirinya memakai kaus bertuliskan Stanford University. Dia juga menunjukkan surat yang menyatakan dirinya diterima di kampus yang ada di California, Amerika Serikat tersebut. Hanya saja, jurusan yang diterima berbeda, yakni Master of Business Administration. &ldquo;Sejujurnya saya tidak berpikir bisa masuk. Sangat sedikit pendaftar yang bisa diterima. Saya juga tidak berharap terlalu tinggi,&rdquo; cerita pemilik nama lengkap Ayunda Faza Maudya itu. Kini, Maudy dihadapkan pada sebuah dilema yang sebenarnya cukup menyenangkan karena harus memilih di antara kedua kampus bergengsi tersebut. Hingga saat ini, dia belum menentukan pilihan. Namun, dia berjanji akan memberitahukan warganet jika sudah memastikan akan melanjutkan di mana. Sebelum ini, Maudy menuntaskan gelar sarjana di Oxford University. Di kampus yang ada di Inggris itu, Maudy kuliah di jurusan Filsafat, Politik, dan Ekonomi hingga lulus pada 2016 silam. Saat masuk ke Oxford, Maudy juga sempat dihadapkan dilema karena dirinya juga diterima di sejumlah universitas ternama seperti New York University, Columbia University, dan Brown University. Wah, sudah berbakat, cerdas pula. Luar biasa deh Maudy Ayunda. Hayo, siapa nih sobat Millens yang pengin seperti Maudy? (IB09/E04)

Maudy Ayunda mengunggah foto yang menunjukkan dia diterima di dua kampus bergengsi sekaligus, yakni Harvard dan Stanford. Kira-kira, mana yang akan dipilih?


Diterima di Harvard dan Stanford, Maudy Ayunda Dilanda Dilema

Inibaru.id &ndash; Mantan penyanyi cilik Tasya Kamila baru saja merampungkan studi S2-nya di School of International Public Affairs, Columbia University, Amerika Serikat, pada Senin (14/5/2018). Melalui akun Instagram pribadinya, penyanyi kelahiran Jakarta, 22 November 1992 tersebut mengungkapkan rasa syukurnya sembari mengunggah foto dirinya yang tengah mengenakan kebaya, toga, dan jas kelulusan.
Dalam unggahan tersebut, Tasya menulis, &ldquo;Alhamdullilah. Segala puji setinggi-tingginya kepada Allah SWT. Semoga ilmu yang kudapat ini tidak hanya bermanfaat bagi diriku sendiri, tapi juga untuk nusa, bangsa, negara, dan agama.&rdquo;
Sebelum melanjutkan studi di Amerika Serikat, Tasya menempuh pendidikan S1 Akutansi di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia terlebih dahulu. Dia lantas mengajukan beasiswa S2 dari Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP). Perjuangan Tasya untuk mendapatkan beasiswa LPDP juga nggak mulus, lo. Dia mengaku butuh waktu satu tahun untuk menembus beasiswa tersebut.
Sobat Millens, selain Tasya, sejumlah artis ini juga menyelesaikan studinya di luar negeri. Hm, siapa saja ya? Yuk, check these out!
Maudy Ayunda
<img src="/nuploads/1/maudy%20ayunda.jpg" alt="" width="859" height="600" /> 
Maudy Ayunda dan temannya setelah upacara wisuda. (Instagram/Maudy Ayunda)
Muda, cantik, dan berprestasi. Itulah kata-kata yang tepat untuk mendeskripsikan Ayunda Faza Maudya atau yang akrab dengan nama Maudy Ayunda. Pemeran Zakiah Nurmala dalam film Sang Pemimpi ini meraih gelar sarjananya di bidang Politics, Philosophy, and Economics (PPE) University of Oxford pada September 2016 silam. Maudy juga dikabarkan menjadi orang Indonesia pertama yang berhasil lulus dari universitas terbaik di dunia tersebut.
Gita Gutawa
<img src="/nuploads/1/gita%20gutawa.jpg" alt="" width="863" height="647" />
Setelah lulus S1, Gita langsung melanjutkan S2 di universitas yang sama (Instagram/Gita Gutawa)
Ingat lagu Bukan Permainan yang sempat meledak pada tahun 2007 lalu? Yap, lagu tersebut dinyanyikan Gita Gutawa. Pada 2015 lalu, Gita mendapatkan gelar masternya di London School of Economics and Political Science, LSE Inggris. Dia disebut hanya membutuhkan waktu satu tahun untuk lulus dari LSE Inggris. Wah!
Setelah lulus dari SMA Bina Nusantara Jakarta, pemilik nama lengkap Aluna Sagita Gutawa ini melanjutkan pendidikan sarjananya di University of Birmingham. Gita lantas meneruskan pendidikannya di LSE Inggris. Sama seperti Tasya, Gita juga mendapatkan beasiswa LPDP karena prestasinya yang dinilai luar biasa.
Isyana Sarasvati
<img src="/nuploads/1/isyana.jpg" alt="" width="860" height="860" /> 
Isyana mendapat beasiswa S1 di Inggris. (Cumicumi.com)
Nggak seperti siswa pada umumnya, Isyana Sarasvati justru nggak menyelesaikan SMA-nya ketika mendapat beasiswa S1 dari Nanyang Academy of Fine Arts, Singapura. Perlakuan istimewa itu didapatkan Isyana karena bakat bermusik yang dimilikinya. Di bawah bimbingan para dosen yang profesional, Isyana akhirnya meraih gelar sarjananya di Royal College of Music London dengan IPK cumlaude. Dia bahkan disebut sebagai srjana musik terbaik,lo. Keren!
Cinta Laura
<img src="/nuploads/1/cinta%20laura.JPG" alt="" width="855" height="726" /> 
Cinta Laura lulus dari Columbia University dengan gelar dobel. (Instagram/Cinta Laura)
Siapa yang nggak ingat dengan artis yang terkenal dengan jargon "Udah hujan, becek, nggak ada ojek" ini? Yap, Cinta Laura. Setelah lulus dari Jakarta International School, Cinta Laura Kiehl memilih kuliah di Columbia University, Amerika Serikat. Nggak tanggung-tanggung, putri dari Michael Kiehl dan Herdina ini bisa meraih dua gelar sekaligus sebagai sarjana dalam ilmu psikologi dan sastra Jerman. Selain itu, Cinta juga berhasil mendapat beasiswa Marshal &amp; Rhodes di University of Oxford dan Gates Cambridge di University of Cambridge.
Wah, kece banget ya, Millens. Meski sibuk dengan dunia entertainment, nyatanya mereka masih mengedepankan pendidikan.&nbsp;Hayo, siapa nih yang pengin mengikuti jejak mereka? (IB15/E04)

Tasya Kamila baru-baru ini menyelesaikan studi pascasarjananya di Columbia University, Amerika Serikat. Selain Tasya, sederet artis Indonesia ini juga menyelesaikan studinya di luar negeri, lo.

Selain Tasya Kamila, Sederet Artis Ini Juga Selesaikan Studinya di Luar Negeri, Lo!

Inibaru.id &ndash; Tak ada yang bisa membantah pesona keindahan yang tersebar di seluruh Nusantara. Gambaran keindahan Tanah Air itu tak hanya ditampilkan dalam foto para fotografer ternama atau tulisan para blogger kawakan.
Beberapa penyanyi, lewat klip videonya, juga menampilkan keindahan Nusantara. Mereka mengambil latar di beberapa spot wisata yang punya sangat indah. Klip Video klip siapa saja? Berikut 10 klip video yang ditulis Chichafrancisca dalam IDN Times (20/10/2017).
Baca juga:&nbsp;<a href="/jalan-jalan/ingin-foto-berlatar-bunga-kunjungi-6-taman-ini" target="_blank">Ingin Foto Berlatar Bunga? Kunjungi 6 Taman Ini</a>
<ol>
<li> Man Upon the Hill - Stars and Rabbit&nbsp; </li>
</ol>
Duo musikus indie itu mengambil latar Sumba untuk klip video mereka yang berjudul &lsquo;&rsquo;Man Upon the Hill&rsquo;&rsquo;. Dalam video klip tersebut, Sumba digambarkan sebagai sebuah tempat yang sangat menakjubkan.
<ol start="2">
<li> Memulai Kembali - Monita </li>
</ol>
Pada bagian awal video, Monita Tahalea melihat ingar-bingar Jakarta saat malam hari. Lalu, ia menutup matanya. Saat membuka mata lagi, ia berada di sebuah pantai yang indah di Lombok.
<ol start="3">
<li> Definisi Bahagia - Vidi Aldiano </li>
</ol>
Ada dua versi klip video "Definisi Bahagia" buatan Vidi Aldiano. Keduanya menggambarkan keindahan alam Indonesia. Satu menggambarkan keindahan alam Bromo, satunya lagi menampilkan lansekap Labuan Bajo.
<ol start="4">
<li> Mercusuar - Kunto Aji </li>
</ol>
Pesisir pantai selatan Yogyakarta, tepatnya di Parangtritis dan sekitarnya, menjadi latar utama untuk klip video Kunto Aji. Di dalam video itu, Rio Dewanto, si pemeran utama, digambarkan sedang terdampar di suatu pantai.
<ol start="5">
<li> Indahnya Dunia - Andien </li>
</ol>
Dalam lagunya berjudul &lsquo;&rsquo;Indahnya Dunia&rsquo;&rsquo;, Andien mengambil latar Pantai Pinang di Desa Bobanehena, Halmahera Barat; Pantai Disa Susupu, Sahu, Halmahera Barat; dan Benteng Toloko, Ternate Utara, Maluku Utara.
<ol start="6">
<li> Hi - Monita </li>
</ol>
Penyanyi yang satu itu memang doyan traveling. Tak heran kalau klip video juga mengambil latar tempat-tempat indah di Indonesia. Dalam klip video berjudul &ldquo;Hi&rdquo;, ia memilih Semarang sebagai lokasi syuting. Monita dalam berkeliling Kota Tua, naik becak, sambil membagikan bunga matahari.
<ol start="7">
<li> Dekat di Hati - RAN </li>
</ol>
Labuan Bajo juga menarik perhatian RAN. Di klip video ini RAN menampilkan lokasi alam Pulau Rinca yang berlokasi di Labuan Bajo.
<ol start="8">
<li> Aku Tenang - Fourtwnty </li>
</ol>
Dalam klip Video lagu ini digambarkan sebuah pantai, matahari terbit, dan barisan gunung dengan komposisi yang sangat menarik. Video ini diambil di Gili Trawangan, Nusa Tenggara Barat.
<ol start="9">
<li> Untuk Apa - Maudy Ayunda </li>
</ol>
Kemolekan Sumba menarik perhatian Maudy Ayunda. Karena itu, dalam klip video ini, ia dia menghidangkan pulau tercantik di Indonesia Timur itu.
<ol start="10">
<li> Someday - MLTR </li>
</ol>
Tak hanya penyanyi Indonesia yang mengangkat klip video keindahan Nusantara. MLTR, grup musik asal Denmark, juga turut mengambil potret keindahan Tanah Air. Dalam klip video di lagu berjudul &ldquo;Someday&rdquo;, MLTR menampilkan lansekap sebuah pantai di Bali.
Baca juga:&nbsp;<a href="/jalan-jalan/eksotika-pula-kenawa-1-surga-tersembunyi-di-ntb" target="_blank">Surga Tersembunyi di NTB Ini Bakal Bikin Pengalaman Liburan Anda Tak Terlupakan</a>
Menarik, bukan? Tonton saja&hellip;. (EBC/SA)

Tak hanya penyanyi kita, MLTR pun kepincut bikin klip video yang mengeksplorasi keindahan alam Nusantara.