Prepegan yang dilakukan pada dua hari sebelum Lebaran
biasanya disebut sebagai prepegan kecil. Sementara itu, prepegan yang dilakukan
persis sehari sebelum Lebaran disebut sebagai prepegan besar. Khusus untuk yang
prepegan besar, pasarnya bisa benar-benar ramai dari matahari terbit sampai
sore hari, lo!

Salah seorang pakar budaya Jawa bernama Ilham Prasetyo
menyebut prepegan bisa jadi berasal dari kata Bahasa Jawa ‘prepeg’ yang
bermakna ‘mendesak’. Ya, bisa dikatakan, pada dua hari itulah, warga membeli
berbagai barang yang dianggap sebagai kebutuhan mendesak untuk merayakan hari
raya.

“Kalau sejarah literasinya memang nggak ada. Tapi kamuy akin
kalau asalnya dari kata ‘prepeg’ dan diberi imbuhan ‘-an’ yang bisa dimaknai
melakukan aktivitas bersiap untuk hal yang mendesak, dalam hal ini perayaan
Idulfitri,” ungkap Ilham sebagaimana dinukil dari Dialogmasa, Senin
(8/4/2024).

Memangnya, barang apa saja sih yang dibeli? Kalau soal ini,
salah seorang warga Purwokerto yang bekerja sebagai penjual minuman berbahan
durian bernama Widi punya ceritanya sendiri.

“Sebenarnya kalau baju baru saya sekarang lebih suka beli di
online shop, ya. Tapi terkadang ada kebutuhan Lebaran lain seperti janur
untuk dibikin ketupat, bumbu untuk bikin opor, atau kue-kue kering Lebaran yang
rasanya masih belum lengkap, bisa dibeli pas prepegan,” ungkapnya pada Jumat
(21/3/2025).

Soal harga barang, Widi mengaku nggak ada perbedaan berarti
jika dibandingkan dengan saat dia berbelanja pada hari biasa. Yang bikin dia
sedikit merasa capek barangkali adalah banyaknya orang yang datang ke pasar.

“Jadi desak-desakan dan terasa panas. Kadang untuk beli satu
barang saja harus antre beberapa orang. Tapi tetap saja sih rasanya seru kalau
bisa ikut prepegan di pasar. Suasana mau Lebaran yang meriah jadi terasa
banget,” lanjut Widi.

Yap, bisa jadi, banyak orang tetap melanjutkan tradisi
prepegan karena pengin merasakan kemeriahan di pasar jelang Lebaran seperti
yang Widi rasakan. Kalau kamu sendiri, apakah juga melakukan tradisi ini, Millens?
(Arie Widodo/E05)

Inibaru.id – Sudah jadi rahasia umum kalau di
Indonesia, pasar tradisional jadi lebih ramai jelang Lebaran. Banyak orang yang
membeli kebutuhan Lebaran seperti baju baru, peralatan ibadah, hingga bahan
makanan yang nantinya akan disajikan pada Hari Raya Idulfitri. Nah, di sejumlah
daerah seperti Purwokerto, Jawa Tengah, tradisi meramaikan pasar jelang Lebaran
ini dikenal dengan istilah ‘Prepegan’.

Jika di daerah-daerah lain warga melakukan prepegan seminggu
atau dua minggu sebelum Lebaran, biasanya warga Purwokerto melakukannya persis
dua hari dan sehari sebelum Idulfitri. Alasannya, tentu saja karena tradisi ini
sudah dilakukan secara turun-temurun.

Pada H-2 atau H-1 Lebaran, pasar-pasar tradisional bakal dijejali warga yang membeli banyak barang. Tradisi ini dikenal dengan tradisi prepegan.

Tradisi Prepegan Bikin Pasar Tradisional Semakin Meriah Sebelum Lebaran

“Sudah jadi kebiasaan di sini, kalau lantai ya memakai ubin
keramik. Kalau zaman dahulu ya tegel. Soalnya tampilannya bagus untuk rumah.
Meski pada akhirnya nanti sebagian ubin juga akan ditutupi dengan babut,” ucap
Rokimun pada Jumat (7/3/2025).

Nah, karena ubin keramik yang sudah dia pesan dari toko
bangunan terdekat telah sampai. Rokimun pun membantu para tukang di rumahnya
dengan cara merendam ubin-ubin tersebut di ember berukuran lebar sebelum
ubin-ubin tersebut dipasang. Apa ya alasan dari proses ini?

Usut punya usut, hal ini disebabkan oleh bagian dasar ubin
yang punya banyak pori. Artinya, pada pori-pori itu juga banyak udaranya. Nah,
agar bisa melekat di dasaran lantai, ubin harus direkatkan dengan semen. Kalau
yang direkatkan dengan semen itu adalah ubin kering dengan banyak udara pada
bagian dasarnya, maka ubin bakal lebih mudah retak, lepas, atau bahkan rusak di
kemudian hari.

“Biasanya saya rendam sampai gelembung-gelembung udaranya
hilang. Setelah diangkat dari air, para tukang bisa segera memasangnya,” lanjut
Rokimun.

Tapi, ternyata nggak semua ubin keramik yang akan dipasang
Rokimun dan tukang bangunan lainnya di rumah tersebut direndam di dalam air,
lo. Beberapa dibiarkan saja karena akan dipotong untuk dijadikan potongan ubin
yang nantinya ditempatkan mepet dengan tembok.

“Dipotong dulu. Kalau sudah pas ukurannya, baru direndam dan
ditempel ke lantai yang mepet dengan tembok. Jadi bisa pas dan awet. Kalau
dipotong setelah direndam, bisa-bisa ujung hasil pemotongan jadi bergerigi atau
malah pecah,” terangnya.

Hm, ternyata itu ya, Millens alasan mengapa ubin
keramik direndam dulu sebelum dipasang di lantai. Kamu pernah melihat proses
perendaman ini secara langsung, nggak, nih? (Arie Widodo/E05)

Inibaru.id – Di bulan puasa ini, Rokimun masih
disibukkan dengan renovasi rumah bagian belakang. Dia memang nggak ikut bekerja
untuk mengurus renovasi karena sudah ada beberapa tukang. Tapi, dia juga nggak
hanya bisa mengawasi atau berpangku tangan. Agar proses renovasi bisa segera
selesai sebelum Lebaran, dia pun ikut membantu mengurus pemasangan ubin keramik
untuk lantainya.

Warga Kecamatan Sumowono, Kabupaten Semarang ini memang
unik. Mereka nggak memakai lantai kayu yang lebih hangat dan memilih untuk
tetap memakai ubin keramik. Padahal, suhu udara sehari-hari di sana cukup
dingin untuk wilayah Indonesia. Untuk menyiasatinya, mereka pun akan membeli
karpet meteran panjang yang mereka sebut dengan ‘babut’.

Sebelum di pasang di lantai, tukang bangunan merendam ubin di dalam air dulu. Kepikiran nggak apa alasannya?

Buat Apa Ubin Direndam Sebelum Dipasang di Lantai?

Barang-barang ini memang diberikan ke penumpang. Sebutannya
adalah amenity kit. Yang menerima nggak hanya penumpang dari kelas
bisnis, melainkan juga kelas ekonomi. Biasanya sih, amenity kit
diberikan untuk penumpang perjalanan udara yang cukup lama, seperti lebih dari
7 jam.

Nah, berikut adalah barang-barang yang bisa kamu bawa pulang
dari pesawat tersebut, Millens. Simak baik-baik, ya!

1.&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;
Kantung muntah

Ada alasan mengapa kamu bisa menemukan kantung muntah dari
bahan kertas dari maskapai tertentu pada akhirnya berakhir sebagai bungkus
gorengan di pinggir jalan. Yap, kantung muntah ini boleh dibawa pulang
penumpang sebagai souvenir. Tapi, ingat ya, yang dibawa yang masih kondisinya
bersih. Kalau sudah dipakai, dibuang saja.

2.&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;
Pouch bag untuk amenity kit

Pouch bag yang dipakai untuk menyimpan sejumlah barang amenity
kit ternyata boleh lo kamu bawa pulang. Ukurannya kecil dan memang
diperuntukkan bagi penumpang. Jadi, aman-aman saja untuk kamu bawa usai turun
dari pesawat.

3.&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;
Kaus kaki

Salah satu barang yang biasanya disimpan di pouch bag amenity
kit adalah kaus kaki. Barang ini boleh kamu bawa pulang meski nggak kamu
gunakan selama penerbangan. Pasalnya, kaus kaki ini memang diperuntukkan bagi
mereka yang pengin menghangatkan kaki di tengah suhu udara di dalam kabin
pesawat yang biasanya cukup dingin.

Terkadang, suara bising di dalam pesawat sangat mengganggu.
Ada juga suara penumpang lain yang bikin waktu tidurmu selama penerbangan jadi
nggak nyaman. Makanya, sejumlah maspakai menyediakan earplug di pouch bag amenity
kit. Barang ini juga bisa kamu bawa pulang meski nggak kamu pakai.

5.&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;
Hand sanitizer

Hand sanitizer dari pesawat yang bisa membuatmu bisa menjaga
kebersihan tangan saat nggak mudah mencari air mengalir juga bisa kamu bawa
pulang. Pasalnya, andai kamu nggak memakainya pun, bakal dibuang kok.

Di sisi lain, barang-barang seperti selimut, bantal, pelampung, hingga headphone dan
kartu keselamatan pesawat jangan sampai kamu bawa pulang ya. Barang-barang itu
bakal digunakan penumpang berikutnya, Millens. (Arie
Widodo/E05)

Inibaru.id – Belakangan ini semakin banyak orang yang
menggunakan pesawat untuk bepergian ke mana-mana. Selain bisa menghemat waktu
perjalanan, pesawat juga bisa menjangkau banyak kota lain di luar pulau atau
negara. Makanya, banyak yang membutuhkannya.

Kalau kamu adalah salah satu orang yang kerap menggunakan
transportasi udara ini, sudah tahu belum kalau ternyata ada beberapa barang
yang bisa kamu bawa pulang dari pesawat? Sama halnya dengan hotel, kamu nggak akan dianggap
mencuri kok kalau memang mengambilnya.

Kamu nggak akan dituduh jadi pencuri jika membawa pulang barang-barang dari pesawat ini. Simak yuk daftarnya.

Daftar Barang yang Bisa Kamu Bawa Pulang dari Pesawat

Mengingat kerugian akibat mobil dibobol maling biasanya
nggak sedikit, lantas, apakah nggak ada cara yang bisa kita lakukan untuk
mencegahnya?

Terkait dengan pertanyaan ini, Wakil Bidang Pendidikan dan
Pelatihan Perkumpulan Keamanan dan Keselamatan Indonesia (Kamselindo) Erreza
Hardian punya beberapa tips demi mencegah mobil dibobol maling di rest area.
Apa saja ya yang perlu kita lakukan?

1.&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;
Bergantian keluar mobil

Kalau kamu kebetulan berkendara dengan beberapa orang,
sebaiknya tinggalin deh salah satu orang tetap di dalam mobil selama orang lain
beribadah, makan, atau ke toilet. Biasanya sih, pencuri nggak akan berani
membobol mobil yang masih ada orangnya. Tapi, tentu saja dengan catatan ya,
pintu di mana nggak ada orang menjaga sebaiknya tetap dipasang.

Setelah ada yang selesai dengan urusannya, baru deh yang
sebelumnya menjaga mobil bisa keluar mobil. Mobil pun dipastikan akan tetap
aman karena selalu dijaga selama berada di rest area.

“Idealnya memang bergantian menjaga mobil. Jadi
barang-barang di mobil aman,” ucap Erreza pada Jumat (27/12/2024).

2.&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;
Barang berharga dibawa keluar mobil

Kalau nggak ada orang yang bisa diminta untuk tetap berada
di mobil, pastikan untuk membawa benda berharga keluar. Sebagai contoh, laptop,
ponsel, dompet, atau perhiasan, dimasukkan ke dalam satu tas yang bisa kamu
bawa saat perlu beribadah, makan, atau ke toilet.

3.&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;
Simpan barang berharga di bagasi tersembunyi

Sejumlah mobil kini dilengkapi dengan bagasi tersembunyi.
Nah, kamu pun bisa menempatkan barang berharga di sana saja agar nggak mudah
diketahui pencuri, deh.

4.&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;
Gunakan kaca film gelap dari luar, tapi terang
dari dalam

Dengan menggunakan kaca film yang bikin kita kesulitan
melihat kondisi dalam mobil, namun nggak mengganggu pandangan orang yang ada di
dalam mobil, maka pencuri biasanya akan berpikir dua kali untuk membobol mobil
tersebut. Takutnya ada orang di dalamnya.

Itulah cara mencegah mobil dibobol maling selama berhenti di
rest area, Millens. Semoga saja bermanfaat, ya? (Arie Widodo/E05)

Inibaru.id – Di musim mudik Lebaran seperti sekarang
ini, rest area di jalan tol jadi lebih ramai dari biasanya. Banyak orang
yang mengisi BBM, beribadah, mencari toilet, atau bahkan mencari makanan di
sana. Masalahnya, di rest area ini pula, banyak mobil dibobol maling!

Kita memang sudah berusaha sebaik mungkin mengamankan mobil
seperti dengan mengunci pintu, menutup rapat kaca jendela, hingga memasang
alarm. Tapi, banyak pencuri yang dengan lihai mengakali semua hal tersebut dan
mengambil sejumlah barang berharga di mobil saat kita tinggalkan.

Nggak pengin kan barang di mobil dibobol maling saat mobil diparkir di rest area jalan tol? Simak deh cara mencegah mobil dibobol berikut ini.

Tips Mencegah Mobil Dibobol Maling di Rest Area

Isi dari rantang tersebut biasanya adalah makanan khas
Lebaran seperti ketupat, opor ayam, sambal goreng ati, dan lain sebagainya.
Alasan mengapa diberikan mepet dengan Hari Raya Idulfitri tentu saja karena
daya tahan makanan tersebut juga nggak lama.

Meski begitu, sebenarnya ada tiga jenis makanan yang dulu
‘wajib’ diberikan kepada sanak saudara yang lebih tua, yaitu daging ayam
kampung, daging ikan laut, dan juga telur asin. Kuliner khas Pantura banget,
deh.

“Kalau sekarang sepertinya lebih bervariasi ya jenis makanan
yang dikirim. Kalau dulu ya telur asin, ikan laut, sama daging ayam kampung
itu. Ada juga yang sekarang hanya mengirim kue kering Lebaran. Intinya sih yang
penting mempertahankan tradisi ini sembari menjalin tali silaturahmi,” ucap
salah seorang warga asli Tegal bernama Durotun Nasriyah, Sabtu (22/3/2025).

O ya, yang lebih menarik dari tradisi ini adalah pihak yang
diminta mengantarkan makanan adalah anak-anak, bukannya orang dewasa. Jadi
contohlah, anak dari satu keluarga yang sudah bisa naik sepeda motor diminta
mengirimkan makanan ke keluarga pakdhenya yang ada di seberang desa. Kalau
anaknya masih kecil dan kebetulan rumah tujuan pengantaran dekat, ya yang
diminta mengantarnya adalah anak kecil tersebut dengan berjalan kaki.

Belum ada naskah sejarah yang mengungkap sejak kapan tradisi
Lebaran kiriman di Tegal ini bermula. Yang pasti, tradisi ini masih
dipertahankan hingga sekarang. Kalau di tempat tinggalmu sendiri, apakah juga
ada tradisi serupa, Millens? (Arie Widodo/E05)

Inibaru.id – Di Indonesia, ada banyak banget tradisi Lebaran
yang unik dan sulit ditemukan di negara-negara lainnya. Nah, khusus untuk
wilayah Tegal, Jawa Tengah, ada sebuah tradisi Idulfitri yang terus eksis
hingga masa sekarang. Tradisi tersebut adalah kiriman, Millens.

Dari namanya saja, kiriman bermaknya mengirim atau
mengantarkan suatu barang ke orang lain ya. Maklum, baik itu dalam Bahasa
Indonesia atau pun dalam Bahasa Jawa, kiriman bermakna sama. Tapi, khusus untuk
kiriman yang jadi tradisi Lebaran di Tegal ini, punya makna yang lebih spesial.

Jadi begini, dalam tradisi ini, warga Tegal mengirim makanan
dengan wadah berupa rantang yang berisi nasi dan lauk pauk kepada saudaranya
yang berusia lebih tua. Biasanya sih, tradisi ini dilakukan sehari jelang
Lebaran, Millens.

Jelang Lebaran, banyak warga Tegal, Jawa Tengah yang melakukan tradisi kiriman. Seperti apa ya tradisi ini?

Kiriman, Tradisi Lebaran yang Masih Setia Dilakukan Warga Tegal

Meskipun sekarang ketan banyak dipadupadankan dengan topping-topping
yang terkesan 'lebih modern', nyatanya jajanan yang terkesan zadul ini masih mempertahankan
konsep tradisionalnya. Menariknya, karena tetap tradisional, ketan pecok justru mampu eksis di tengah gempuran makanan-makanan modern dan makanan cepat saji.

Oya, yang jadi pelopor ketan pencok di Bumiayu adalah Ibu Bariyah. Jadi, awal cerita, Bariyah
menjual pecel di jalan protokol Bumiayu. Sayangnya, dagangannya ini kurang laku. Dia pun terpikir untuk membuat sesuatu yang berbeda dan belum ada
sebelumnya. Tercetuslah ide membuat jajanan ketan yang ditaburi serundeng. Nah, ternyata banyak orang yang suka dengan inovasinya ini.

Yang menarik dari ketan pencok adalah nasi ketannya yang cenderung halus, pulen, dan lembut. Nasi ketannya seperti ditumbuk, padahal nggak melalui proses ini sama sekali.

Maklum, usai beras ketan dicuci dan direbus, nasi ketan yang sudah tanak kemudian dipukul dengan lempengan kayu. Proses ini dikenal sebagai nggeblek, Millens. Nah, proses inilah yang membuatnya terasa halus dan lembut saat dimakan.

Beda dengan proses pembuatan nasi ketan yang mudah dan cepat, proses pembuatan pencok atau serundeng cukup lama. Maklum, proses menyangrai kelapa parut hingga wangi dan berwarna kecokelatan ini membutuhkan waktu dan kesabaran. Selain itu, kelapa parut juga masih harus diberi tambahan bumbu dan kemudian dicampur dengan gula jawa agar lebih nikmat.

Taburan pencok di atas ketan inilah yang membuatnya jadi jajanan
tradisional yang istimewa, terkenal, dan disukai banyak orang, Millens. Di
Bumiayu, kamu bisa menikmati ketan pencok dengan harga mulai dari Rp 5 ribu sampai
dengan Rp 15 ribu saja. Sudah murah, nikmat pula.

Konon, saat banyak orang melewati Bumiayu di akhir pekan atau saat mudik lebaran, mereka mampir untuk membeli ketan pencok untuk dijadikan
oleh-oleh. Biasanya sih, ketan pencok yang dijadikan oleh-oleh dijual dengan harga paling murah Rp 20 ribu per besek. 

Kamu pernah mencoba ketan pencok khas Bumiayu ini, belum, Millens? (Food, Kul/IB32/E07)

Inibaru.id – Jika berbicara tentang kuliner khas Bumiayu,
nama ketan pencok pasti jadi salah satu yang disebut. Perpaduan nasi ketan dengan
pencok atau serundeng dengan kombinasi rasa legit, gurih, dan manis bakalan memanjakan lidah siapa saja yang menyantapnya. Omong-omong, kamu tahu nggak kalau makanan khas Brebes ini sudah ada sejak 1960?

Brebes lebih dari sekadar telur asin. Ada kuliner lain yang juga diburu wisatawan yang datang ke sana. Kuliner tersebut adalah ketan pencok Bumiayu.

Ketan Pencok Bumiayu, Kuliner Brebes yang Melintasi Batas Waktu

Inibaru.id &ndash; Kamu pernah mencoba ketan susu, Millens? Perpaduan ketan dengan susu atau bahan pelengkap lain nan manis memang menggoda selera, ya? Nah, ada menu serupa yang bisa jadi pilihan santapan untuk sahur, nih. Namanya adalah mango sticky rice.
Sajian yang populer sebagai street food di Thailand hingga menjalar ke Indonesia ini memadukan nasi ketan dengan potongan buah mangga yang disiram saus santan kental. Coba bayangkan gurihnya nasi ketan, santan, dan segarnya buah mangga! Nikmat sekali, bukan?
Selain lezat, seperti ditulis Okezone.com (21/5/2018), kandungan vitamin A, zat besi, dan kalium yang terdapat pada buah mangga juga bisa membangkitkan energi, lo. Terus, kandungan&nbsp;fruktosa (gula buah) pada mangga&nbsp;juga bisa menjadi sumber energi sekaligus penjaga stamina tubuh.
Nggak hanya itu, jika dikonsumsi dengan&nbsp; porsi yang pas, kandungan serat mangga juga dipercaya bisa menciptakan rasa kenyang yang lebih lama. Nah, mengonsumsi mangga sebagai menu sahur tentu menjadi pilihan tepat.
<img src="/nuploads/39/0617-lau-judy-mango-sticky-rice.jpg" alt="" width="713" height="400" />
Mango sticky rice. (Bonappetit.com)
Nah, kalau tertarik menjajal mango sticky rice, kamu bisa mengacu pada resep yang ditulis Resepkoki.id ini. Langkah-langkahnya mudah, lo!
Bahan-Bahan:
<ul>
<li>Potongan buah mangga yang sudah didinginkan;</li>
<li>250 gram beras ketan yang sudah dicuci bersih dan direndam selama 1 jam;</li>
<li>500 ml santan;</li>
<li>Garam secukupnya;</li>
<li>Gula pasir;</li>
<li>2 lembar daun pandan yang sudah disobek-sobek.</li>
</ul>
Bahan Saus Santan:
<ul>
<li>200 ml santan;</li>
<li>Setengah sendok teh garam;</li>
<li>3 sendok makan gula;</li>
<li>1 lembar daun pandan;</li>
<li>2 sendok teh tepung maizena yang dilarutkan dalam 2 sendok makan air.</li>
</ul>
Bahan Pelengkap:
<ul>
<li>Wijen sangrai secukupnya.</li>
</ul>
<img src="/nuploads/39/maxresdefault%20%283%29.jpg" alt="" width="717" height="404" />
Mango sticky rice. (Ytimg.com)
Cara Membuat:
<ol>
<li>Campur semua bahan saus santan dan masak di atas api kecil. Aduk-aduk hingga mengental. Angkat dan dinginkan.</li>
<li>Panaskan panci kukusan, lalu masukkan ketan ke dalam panci. Kukus selama 30 menit.</li>
<li>Rebus santan, garam, gula pasir, dan daun pandan. Masak hingga mendidih sembari terus diaduk-aduk.</li>
<li>Masukkan ketan kukus ke dalam rebusan santan. Masak dengan api kecil.</li>
<li>Ulangi proses pengukusan ketan selama kurang lebihi 30 menit.</li>
<li>Sajikan ketan. Tambahkan potongan buah mangga di atasnya. Siramkan saus santan dan taburi wijen sangrai.</li>
</ol>
Dengan begitu, mango sticky rice siap memanjakan lidah kamu di waktu sahur. Buah mangga yang segar juga bakal membantu menghilangkan kantukmu. Setelah sahur, kamu jadi siap deh untuk beraktivitas seperti biasa. (IB08/E03)

Sahur dengan nasi ketan yang dilumuri saus santan dan dilengkapi potongan mangga? Hm, pasti menggugah selera! Menu yang satu ini bisa kamu pilih sebagai sajian sahur istimewa yang penuh dengan sumber energi.