Nah, karena dikenal sebagai jajanan tradisional yang digemari
warga Pekalongan dan sekitarnya, sejak lebih dari 20 tahun silam, warga
Kelurahan Pekajangan Gang 20, Kecamatan Kedungwungi Kabupaten Pekalongan, menjadikan
gebral sebagai bagian dari tradisi lebaran bernama Gunungan Gebral Syawalan.

Dari namanya saja, kita sudah tahu kalau tradisi ini digelar
saat Syawalan alias H+7 Idulfitri. Tapi, proses persiapan tradisi ini bahkan
sudah dilakukan sejak beberapa hari sebelum lebaran, lo! Ini dilakukan karena nantinya gunungan gebral ini bakal berukuran
raksasa, bisa sampai setinggi 2-3 meter, lo!

Karena jumlah gebral yang dibuat cukup banyak, jangan heran
kalau singkong yang disiapkan bisa sampai lebih dari 100 kilogram, gula jawa
yang dipakai mencapai 5 kilogram, gula pasir mencapai 10 kilogram, hingga lebih
dari 50 butir buah kelapa. Seperti mempersiapkan pesta besar, ya?

Yang pasti, gebral-gebral yang akan dijadikan gunungan ini
nantinya akan diberi pewarna makanan agar lebih menarik. Makanya, di
gunungannya, kamu bisa melihat gebral berwarna cokelat, hijau, merah, biru,
atau kuning.

Setelah gunungan gebral jadi, warga biasanya mulai mengaraknya
sejak pukul 08.00 WIB bersamaan dengan agenda jalan sehat. Setelah itu, pada
pukul 11.00 WIB, proses pemotongan gunungan dilakukan. Gebral pun kemudian
diperebutkan oleh warga. Setelah puas mendapatkan gebral, warga masih bisa
mencicipi sejumlah jajanan yang juga disediakan di Pekajangan.

“Tradisi ini penuh dengan nilai kebaikan dan kebersamaan
bagi warga dalam memperingati Syawalan,” ungkap mantan Bupati Pekalongan Asip
Kholbihi saat ikut serta dalam tradisi ini pada 21 Juni 2018.

Seru banget ya tradisi Gunungan Gebral Syawalan di
Pekalongan ini. Kalau kebetulan ada di sana, coba deh menontonnya langsung Siapa tahu bisa mendapatkan gebral yang lezat juga kan?&nbsp;(Arie Widodo/E10)

Inibaru.id – Warga Pekalongan dan sekitarnya pasti akrab
dengan jajanan tradisional dari singkong bernama gebral. Selain mudah ditemukan
di pasar tradisional atau penjual aneka jajanan, gebral juga hadir dalam bentuk
tradisi lebaran benama Gunungan Gebral Syawalan.

Buat kamu yang belum tahu, gebral terbuat dari singkong yang
diberi tambahan parutan kelapa dan gula merah. Kombinasi ketiga bahan ini
membuat gebral memiliki rasa manis dan gurih yang bikin nagih.

Digelar pada H+7 Lebaran, tradisi gunungan gebral syawalan bikin meriah suasana Lebaran Ketupat di Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah,

Gunungan Gebral Syawalan Bikin Meriah Lebaran di Pekalongan

Menurut cerita yang beredar, Batu Bleneng telah ada sejak zaman dahulu dan memiliki peran penting dalam keseimbangan alam. Batu ini diyakini digunakan untuk menutup sebuah mata air raksasa yang terus menyembur tanpa henti, mengancam pemukiman di sekitarnya. 

Kepercayaan lain menyebutkan bahwa batu ini menjadi tempat semedi para leluhur, menambah kesan magis yang menyelimutinya.

Konon, setiap usaha untuk memindahkan batu ini selalu gagal dan berujung pada kejadian aneh atau malapetaka. Selain itu, batu Bleneng dipercaya memiliki energi spiritual yang kuat, sehingga banyak orang menganggapnya sebagai tempat yang sakral.&nbsp;

Beberapa orang menghubungkan keberadaan batu ini dengan tingginya angka kecelakaan di tol tersebut, meskipun faktor keselamatan jalan dan kelalaian pengemudi lebih masuk akal sebagai penyebab utama.

Di lain sisi, mitos dan kepercayaan seputar Batu Bleneng memang menarik untuk dikaji. Namun, dari perspektif ilmiah, nggak ada bukti yang secara langsung mengaitkan keberadaan batu ini dengan kecelakaan yang terjadi. Sepertinya, faktor kelelahan pengemudi, kondisi jalan, serta aspek teknis kendaraan lebih berpengaruh terhadap keselamatan berkendara dibanding unsur mistis.

Meski begitu, kepercayaan terhadap Batu Bleneng tetap menjadi bagian dari kearifan lokal yang diwariskan secara turun-temurun. Bagi sebagian orang, mitos ini bukan sekadar cerita, melainkan bagian dari sejarah dan identitas budaya yang perlu dihormati.

Batu Bleneng di Tol Cipali adalah salah satu fenomena unik yang menggabungkan sejarah, mitos, dan kepercayaan masyarakat. Terlepas dari benar atau tidaknya cerita mistis yang menyelimutinya, keberadaan batu ini tetap menjadi daya tarik tersendiri bagi mereka yang melintasi jalan tol tersebut. 

Apakah Batu Bleneng memang memiliki kekuatan gaib, atau hanya sekadar batu biasa yang dilingkupi legenda? Jawabannya kembali pada kepercayaan masing-masing individu. Kalau kamu percaya nggak, Millens? (Siti Zumrokhatun/E05)

Inibaru.id - Di tengah hiruk-pikuk Tol Cikopo-Palimanan (Cipali), terdapat sebuah batu besar yang menyimpan berbagai kisah mistis. Batu Bleneng, demikian masyarakat setempat menyebutnya, diyakini memiliki aura gaib dan nggak dapat dipindahkan. Keberadaannya di Kilometer 182 kerap dikaitkan dengan mitos yang berkembang turun-temurun.

Tol Cipali merupakan bagian dari Tol Trans Jawa yang menghubungkan Cikopo, Purwakarta, hingga Palimanan, Cirebon. Meski baru diresmikan pada 2015, tol ini telah menjadi saksi banyak peristiwa, termasuk kecelakaan yang kerap dikaitkan dengan hal-hal mistis. Salah satu cerita yang paling terkenal adalah tentang Batu Bleneng yang berdiri kokoh di tepi jalan tol.

Konon, semua cara yang digunakan untuk memindahkan batu ini berakhir dengan kegagalan

Kisah Batu Bleneng di Tol Cipali yang Misterius

Lalu, apakah kimchi bisa
memberikan manfaat kesehatan bagi kulit? Jawabannya, benar! Karena kaya probiotik, sudah banyak penelitian yang menyebut
kimchi sebagai salah satu makanan yang paling sehat di dunia.

Selain bikin
pencernaan jadi lebih sehat, kandungan di dalam kimchi yang kaya akan vitamin
serta antioksidan juga bisa bikin sistem kekebalan tubuh lebih baik.
Artinya, makan kimchi memang bisa bikin kita jadi nggak mudah jatuh sakit.

Namun, apakah rutin makan kimchi bisa bikin kulit
glowing dan nggak jerawatan? Kalau ini, belum ada penelitian yang membuktikannya.
Meski begitu, ahli kesehatan membenarkan kemungkinan bahwa rutin makan kimchi bisa membantu kulit lebih sehat.

Fakta bahwa rutin makan kimchi bisa membantu kulit lebih sehat sempat diungkapkan ahli kulit dr Ruri Diah Pamela SpKK. Alasannya, kimchi kaya akan nutrisi sehat seperti probiotik
alias bakteri baik layaknya Lactobacilllus yang punya kemampuan unik berupa
menjaga keseimbangan mikrobioma pada usus.

Selama mikrobioma usus terjaga, peradangan pada tubuh bisa dicegah. Perlu kamu tahu, peradangan-peradangan pada tubuh adalah kondisi yang memicu munculnya jerawat pada wajah.

“Kimchi juga kaya antioksidan dan vitamin C yang baik untuk
kulit dan mampu melawan radikal bebas penyebab penuaan dini atau kulit kusam,”
ungkap dr Ruri sebagaimana dikutip dari Detik, Kamis (13/3/2025).

Meski baik untuk kesehatan kulit, bukan berarti hanya dengan
makan kimchi masalah kulit seperti jerawat bakal otomatis kelar. Mencegah kemunculan jerawat hanya bisa dilakukan dengan menerapkan pola makan dan gaya hidup yang lebih sehat
secara keseluruhan demi mendapatkan manfaat tersebut.

Namun begitu, nggak ada salahnya untuk sering-sering mengonsumsi kimchi. Kamu suka
makan kimchi juga, Millens? (Arie Widodo/E10)

Inibaru.id – Kamu gemar mengonsumsi makanan khas
Korea, Millens? Kalau iya, pasti nggak asing dengan kimchi, bukan?
Sayuran fermentasi dengan rasa asam ini memang hampir selalu hadir di setiap menu kuliner di Negeri Gingseng.

Selain rasanya yang unik, banyak orang suka makan kimchi
karena konon bisa bikin kulit glowing. Bahkan, beberapa saat lalu, di media
sosial X, ada warganet yang mengaku kulitnya jadi nggak jerawatan lagi
setelah rutin makan kimchi selama enam bulan.

Di media sosial X, muncul narasi yang menyebut rutin makan kimchi bisa bikin kulit glowing. Beneran nggak, ya?

Benarkah Rutin Makan Kimchi Bikin Kulit Glowing?

Nah, agar semangat tetap terjaga dan nggak kehilangan spirit Ramadan, sebagai umat muslim, kita sejatinya bisa belajar dari sosok inspiratif dalam sejarah Islam, yaitu Umar bin Khattab.

Umar adalah salah seorang sahabat Nabi Muhammad SAW dan khalifah kedua yang menggantikan Abu Bakar As-Siddiq. Khalifah yang berkuasa pada 634-644 ini dikenal karena ketegasan, kedisiplinan, dan komitmennya dalam menjalankan ajaran Islam.

Khalifah Umar bin Khattab hidup sekitar pertengahan abad ke-6. Sosoknya tinggi dan kuat serta piawai menunggang kuda dan bergulat. Semasa muda, dia memang dikenal sebagai pegulat tangguh yang sangat disegani kaumnya.

Kemampuan orasi Umar juga luar biasa, membuatnya acap diminta mewakili sukunya saat menghadapi konflik dengan suku lain di Arab. Kemampuan itu terus diasahnya setelah masuk Islam dan menjabat sebagai khalifah. Umar sangat disegani negara lain dan kepemimpinannya menjadi salah satu kekuatan besar di Timur Tengah.

Sosok yang semasa hidup dikenal dengan kesederhanaannya ini diberi julukan oleh Nabi Muhammad SAW sebagai Al-Faruq atau orang yang bisa memisahkan antara kebenaran dan kebatilan.

Kematian sosok yang dijanjikan surga kepadanya ini adalah duka bagi umat Islam di seluruh dunia hingga sekarang.

Tiga Cara Menjaga Spirit Ramadan ala Umar

Menjadikan Umar bin Khattab sebagai anutan bukanlah sebuah kesalahan, karena bisa memotivasi kita untuk menjaga konsistensi dalam beribadah. Berikut adalah tiga cara menjaga spirit Ramadan dengan mengambil inspirasi dari kepemimpinan sang Khalifah kedua tersebut.

1. Menjaga konsistensi ibadah seperti kedisiplinan Umar

Salah satu sifat utama Umar bin Khattab adalah disiplinnya dalam beribadah. Dia selalu menjaga salat tepat waktu dan nggak membiarkan dirinya terlena dalam kenyamanan dunia.

Setelah Ramadan, kita bisa meneladani Umar dengan tetap menjaga konsistensi ibadah yang telah terbiasa selama sebulan penuh, seperti:

Ramadan bukan hanya tentang beribadah selama satu bulan, tetapi latihan untuk menjadi lebih baik sepanjang tahun. Seperti Umar yang tetap teguh dalam keimanannya setelah masuk Islam, kita pun harus tetap teguh dalam ibadah meskipun Ramadan telah berlalu.

2. Mengendalikan diri seperti Umar setelah menjadi pemimpin

Umar bin Khattab dikenal sebagai pemimpin yang tegas, tetapi juga mampu mengendalikan emosinya. Ketika seseorang mengkritiknya, dia nggak marah, justru menjadikannya sebagai pelajaran.

Ramadan mengajarkan kita untuk mengendalikan hawa nafsu dan emosi. Maka, setelah Idulfitri, kita harus tetap menjaga sikap ini, dengan cara:

Sebagaimana Umar yang mengendalikan dirinya dalam menghadapi kritik dan ujian, kita pun bisa menerapkan pengendalian diri yang kita latih selama Ramadan dalam kehidupan sehari-hari.

3. Memperkuat kepedulian seperti kedekatan Umar dengan rakyat

Sebelum mendirikan Baitul Mal, Umar&nbsp;bin Khattab memilih tinggal di rumah lumpur sederhana di dekat kaum marjinal agar lebih mengenal rakyatnya. Untuk memastikan kesejahteraan rakyatnya, selama menjadi khalifah dia&nbsp;juga sering menyamar pada malam hari untuk menyelinap di antara mereka.

Ramadan seharusnya berhasil membentuk kita menjadi sosok yang seperti Umar yang peduli terhadap sesama, bahkan merelakan sebagian besar hartanya untuk rakyat dan menegakkan agama.

Setelah Idulfitri, kita bisa mempertahankan kebiasaan baik ini dengan:

Sebagaimana Umar yang tidak berhenti membantu rakyatnya, kita pun bisa menjadikan Ramadan sebagai titik awal untuk terus berbagi kebaikan pada hari-hari ke depan.

Spirit Ramadan bisa terus hidup dalam keseharian jika kita mau berpikir bahwa bulan suci itu bukanlah semata momen sesaat, tapi bagian dari perjalanan spiritual yang berkelanjutan. Maka, tujuannya bukanlah menjadi bersih, tapi bertahan dalam kebersihan itu. Sepakat, Millens? (Siti Khatijah/E07)

Inibaru.id - Ramadan disebut sebagai Bulan Suci, salah satunya karena pada bulan tersebut kita seperti yang "kotor" pada bulan-bulan sebelumnya direndam, dikucek, lalu dibilas agar menjadi pribadi yang bersih saat merayakan kemenangan Hari Raya Idulfitri.

Setelah bersih, tentunya kita nggak pengin kotor-kotor lagi dong? Kita berharap menjadi pribadi baru yang lebih baik dengan semangat menggebu dalam beribadah, disiplin waktu, dan kebiasaan baik lainnya. Sayangnya, acap kali semangat itu mengendur setelah kita kembali ke rutinitas lama.

Idulfitri bukanlah momen untuk melupakan Ramadan yang telah berlalu, tapi menjadikannya patokan akan seperti apa kita selanjutnya.

3 Cara Menjaga Spirit Ramadan setelah Idulfitri: Belajar dari Umar bin Khattab

Sindrom metabolik adalah kumpulan kondisi yang mencakup tekanan dan gula darah tinggi, kelebihan lemak tubuh di sekitar pinggang, dan kadar kolesterol atau trigliserida yang nggak normal, yang semuanya meningkatkan risiko penyakit jantung, stroke, dan diabetes tipe 2.

Selain itu, kebiasaan makan sendirian juga dikaitkan dengan peningkatan risiko depresi. Penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Age and Ageing meneliti sekitar 35.000 pria dan wanita mengenai kebiasaan makan mereka melansir Kumparan (15/11/2021).

Hasilnya menunjukkan bahwa mereka yang sering makan sendiri, terutama laki-laki, lebih berisiko mengalami depresi. Hal ini mungkin disebabkan oleh kurangnya interaksi sosial dan perasaan kesepian yang muncul saat makan tanpa ditemani.

Penelitian lain yang dipublikasikan dalam jurnal Menopause&nbsp;mengutip Suara (10/12/2021) menunjukkan bahwa perempuan yang terbiasa makan sendiri memiliki risiko 2,58 kali lebih tinggi mengalami angina, yaitu gejala penyakit arteri koroner yang melibatkan berkurangnya aliran darah ke jantung.

Selain itu, mereka cenderung kurang memperhatikan asupan nutrisi seperti kalori, serat, dan karbohidrat, yang dapat berdampak negatif pada kesehatan jantung.

Kebiasaan makan sendirian dapat membawa dampak negatif bagi kesehatan fisik dan mental, termasuk peningkatan risiko obesitas, sindrom metabolik, depresi, dan masalah jantung.

Oleh karena itu, disarankan untuk meningkatkan interaksi sosial saat makan, seperti makan bersama keluarga atau teman, untuk mendukung kesehatan secara keseluruhan. Ternyata hal yang kita anggap sepele punya efek kesehatan yang cukup serius ya?

Kalau kamu suka cari teman nggak waktu makan, Millens? (Siti Zumrokhatun/E10)

Inibaru.id -&nbsp;Siapa sangka jika kebiasaan makan sendirian bukan hanya memengaruhi aspek sosial seseorang, tetapi juga berdampak signifikan pada kesehatan fisik dan mental?

Yap, menurut Klikdokter (26/5/2020) berbagai penelitian menunjukkan bahwa sering makan sendiri dapat meningkatkan risiko sejumlah masalah kesehatan

Sebuah penelitian yang dipublikasikan dalam Obesity Research and Clinical Practice menemukan bahwa individu yang sering makan sendirian mengalami peningkatan risiko obesitas hingga 45 persen dan sindrom metabolik hingga 64 persen.

Kerap makan sendirian bisa membuatmu terkena gangguan kesehatan.

Sering Makan Sendiri Berpotensi Pengaruhi Kesehatan Fisik dan Mental

Psikolog klinis Dr Julie Smith mengungkapkan bila tantangan yang dilakukan dalam video TikTok bisa memengaruhi kesehatan mental dan menghibur seseorang di masa pandemi seperti saat
ini.

“Tantangan-tantangan yang ada bisa
menjadi cara positif seseorang untuk merasa terhubung dengan orang lain dan
merasakan kebahagiaan dengan bergabung di permainan tersebut,” kata Julie.

Menurutnya, platform TikTok harus
digunakan sebagai media untuk bersenang-senang, bukan untuk membandingkan diri
dengan orang lain agar kesehatan mental bisa terus terjaga. Bila melihat TikTok sebagai ajang membanding-bandingkan, justru akan membuat suasana hati seseorang memburuk. Dampaknya bagi kesehatan mental juga akan tidak baik.

Penelitian lain&nbsp; dilakukan oleh Professor Sarah Coyne dari Brigham Young University selama delapan tahun untuk mempelajari efek media
sosial terhadap kesehatan mental seseorang.

Hasil dari penelitian ini adalah, efek kesehatan mental nggak berpaku
pada seberapa banyak kita menggunakannya, namun lebih pada bagaimana kita menggunakannya. Khusus untuk Tiktok, tantangan dalam platform ini termasuk dalam partisipasi
aktif, dan ini menjadi hal krusial dalam bermedia sosial. Keseruan saat menggunakannya justru memberikan dampak positif bagi mental seseorang.

“Koneksi sangat penting untuk dibangun di tengah masa pandemi
seperti saat ini, dan media sosial menjadi salah satu cara utama untuk
menjangkau orang lain,” kata Coyne.

Dia pun sependapat dengan Julie dalam hal tujuan menggunakan
media sosial untuk bersenang-senang, bukan untuk membandingan diri dengan orang
lain.

“Jangan terjebak dengan membandingkan diri dengan orang
lain, misalnya membandingkan likes pada unggahan yang kamu buat atau folllowers
akun,” tambah Coyne.

Wah, ternyata main TikTok bagi untuk kesehatan mental, ya.
Kalau kamu sudah buat video TikTok apa saja, nih Millens? (Kom/MG31/E07)

Inibaru.id – Anjuran untuk di rumah aja demi mencegah penularan Covid-19 membuat banyak orang bosan. Bahkan, nggak jarang orang yang stres akibat nggak bisa ke mana-mana. Hal ini membuat banyak orang mencoba aplikasi yang tengah digandrungi banyak orang. Salah satunya adalah TikTok.

Sebuah riset mutakhir yang
dilakukan oleh situs Audley Villages mengungkapkan peningkatan penggunaan sejumlah aplikasi populer selama masa karantina virus corona. Termasuk di antaranya adalah bermain tantangan
dalam platform TikTok.

Aplikasi TikTok booming kembali belakangan ini. Berbagai kalangan, baik itu masyarakat biasa hingga para pesohor berlomba-lomba mengunggah video yang unik dan menarik. Nggak hanya asyik dilakukan, bermain TikTok ternyata bisa memberikan manfaat bagi kesehatan mental, lo. Kok bisa?

Ternyata, Main TikTok Bermanfaat Bagi Kesehatan Mental, Lo

Kegiatan ini disinyalir diawali akun @excelalkamandka. Pada Sabtu (18/4/2020), dia mengunggah hasil susunan mesesnya yang cukup rapi. Dia juga menambahkan takarir, “Inspirasi untuk mengisi waktu di rumah.”

Pada Senin (20/4), akun Twitter @zindra_fernan mengunggah hasil kegabutannya menyusun meses. Dia mengaku membutuhkan waktu tiga jam untuk menyusun meses dengan model seperti itu. Warganet-warganet lain pun akhirnya banyak yang terinspirasi untuk melakukan hal yang sama.

Sehari setelahnya, akun Twitter
@cloudyhuff juga memamerkan roti tawar dengan meses yang tersusun rapi di
atasnya. Nggak lupa, dia juga menyertakan takarir berikut.

“Shep Juna
ga mungkin nangis liat platting kyk gini kan? alias cape bgt woi.” Tulisnya.

Akun @aquareg1a malah membentuk
mesesnya menyerupai bentuk penampakan virus. Dia mengibaratkan bentuk tersebut
seperti virus corona.

Ada pula yang susunan mesesnya
seperti lingkaran hipnotis. Bentuk meses itu dibuat dengan rapi oleh pemilik akun @MRTNZIG_.
Ha-ha, pasti sayang untuk dimakan ya? Rapi banget!

Bahkan, ada pula yang melukis
wajah politikus Basuki Tjahaja Purnama dengan meses! Akun @PutuWardhani
mengunggah foto meses yang membentuk gambar wajah mantan Gubernur DKI Jakarta
itu.

Akun @nuggetenak malah menggambar
bentuk rumah, lengkap dengan pekarangan dan matahari menggunakan meses. Dia
menggunakan meses warna-warni untuk membuatnya lebih menarik.

Akun @shundaes juga turut
meramaikan aksi “kegabutan” ini. Dia mengaku menghabiskan waktu lima jam untuk
menyusun meses dengan model mirip anyaman tersebut.

Berbeda dari yang lain, akun
@ootttaaaaa menata mesesnya secara vertikal. Hasil karyanya itu malah tampak
seperti penampang listrik statis.

Untuk masalah kreatif, warganet
Indonesia memang nggak diragukan lagi ya! Ha-ha. Eh, formasi meses favoritmu
yang mana nih,&nbsp;Millens? (IB03/E07)

Inibaru.id
–
Lebih dari sebulan pemerintah memberlakukan kampanye di rumah aja dan&nbsp;Work
from Home (WFH) untuk meminimalisasi penularan Covid-19. Sejumlah
perusahaan, kampus, dan sekolah pun memberlakukan kebijakan yang sama. Alhasil
sebagian karyawan, mahasiswa, dan siswa bekerja atau belajar dari rumah.

Meski sama-sama bekerja atau
belajar, saat pengerjaannya dialihkan di rumah, banyak waktu luang yang
dimiliki. Beragam jalan jadi pilihan untuk mengisi waktu luang seperti
olahraga, bercocok tanam, atau memasak kue. Namun, ada juga sejumlah orang yang
memanfaatkan waktunya dengan iseng menata meses di atas roti tawar dengan
bentuk-bentuk unik.

Waktu luang selama Di Rumah Aja dimanfaatkan warganet untuk berkreasi. Salah satu bentuk kreasi mereka adalah membentuk formasi meses unik di atas roti tawar. Seperti apa hasilnya?

Isi Waktu Saat Karantina, Warganet Bikin Formasi Meses di Atas Roti, Mana Favoritmu?

Memang
sih, di balik pembatasan interaksi ini pasti ada hal-hal positif lain yang
akhirnya buat kita jadi bersyukur juga. Salah satunya bersyukur atas&nbsp; kesempatan untuk lebih mengutamakan kesehatan
dan menghargai “me time” yang
seringnya terabaikan.

Ngomongin
soal “me time”, karena Awan statusnya masih mahasiswa, dia lebih menyarankan waktu menjalani karantina dimaksimalkan untuk
menyelesaikan tugas. Apalagi semenjak sistem perkuliahan diubah menjadi daring,
tugasnya juga jadi banyak.

Tapi, kalau sudah jenuh, kamu bisa banget untuk maraton
nonton film, baca buku, latihan masak dan melakukan hal-hal produktif lainnya. Awan juga menyarankan untuk belajar hal-hal baru agar soft skill&nbsp;kian terasah.

Sesekali buka
media sosial juga boleh, tapi jangan keseringan! Soalnya efek dari berita yang ada di
medsos bisa ganggu pikiran dan membuat kita stres!

Satu
lagi nih, jangan lupa untuk berolah raga! Meskipun hanya 10 menit, usahakan
untuk tetap olah raga ringan. Ingat, tubuhmu punya hak untuk dijaga kesehatannya!
Jangan cuma nurutin ego buat rebahan aja! Haha. 

Sempat-sempatin juga buat
berjemur di bawah sinar matahari pagi. Jangan pas siang ya! Nanti bukannya
sehat, malah kulitmu yang gosong, Millens!&nbsp;(Sitha Afril/E07)

Inibaru.id – Nggak hanya orang dengan status&nbsp;PDP, menurutku, hampir semua orang yang di rumah aja sekarang sudah mulai bosan. Bagaimana tidak, telah berminggu-minggu kita nggak bisa bersosialisasi dengan normal atau pergi ke tempat-tempat yang kita inginkan. Apalagi jika kamu sebelumnya memang hobi nongkrong di luar rumah. Rasa bosan yang melanda tentu jauh lebih parah, bukan?

Nah,
untuk membunuh kebosanan ini, ada tips dari Awan (nama disamarkan) yang sempat
menjalani isolasi di rumah sakit dengan status PDP. Meski harus dibatasi ruang geraknya untuk beberapa waktu, dia merasa bersyukur karena bisa mengambil jeda dari hiruk-pikuk kegiatan di luar.

“Awalnya
aku ngerasa ada yang kurang dari hidup karena nggak bisa jalan dan main bebas
kayak dulu. Tapi setelah aku pikir-pikir, enak juga lho jalanin karantina ini.
Aku jadi lebih punya waktu buat belajar dan lebih bisa fokus ngerjain tugas.”
katanya.

Meski negatif Covid-19, pasien PDP tetap nggak leluasa melakukan kegiatan. Pulang dari rumah sakit, dia harus tetap menjalani karantina mandiri di rumah. Bagaimana caranya agar tidak mudah terkena rasa bosan, ya?

Membunuh Kebosanan dengan Lebih Produktif selama Karantina Mandiri

Olahraga merupakan hal pertama yang wajib kamu
lakukan saat karantina mandiri. Selain mengisi waktu luang di rumah,
berolahraga bisa menyehatkan tubuhmu.&nbsp; Jika kamu memiliki alat olahraga di rumah
mungkin akan lebih memudahkanmu. Namun jika nggak punya, kamu bisa olahraga sambil membuka Youtube untuk mencari tutorial senam atau zumba yang nggak butuh alat apapun. 

Agar tak bermalas-malasan di rumah,
cobalah untuk membuat jadwalmu sendiri. kamu bisa memulainya dengan bersih-bersih rumah,
mengerjakan tugas, berolahraga, minum air putih, dan lain-lain. Lakukan jadwalmu dengan disiplin ya, Millens!

Disaat sendiri seperti ini, kamu mungkin membutuhkan orang lain untuk mengobrol. Cobalah menghubungi
temanmu untuk saling berbagi cerita agar tak terlalu bosan. Kamu juga bisa membuat panggilan konferensi video untuk melepas kangen dengan banyak teman.

Jika selama ini kamu kurang membaca berita,
saat karantina mandiri adalah waktu yang pas untukmu untuk menambah wawasan sekaligus memantau situasi di luar dengan rutin membaca berita. Tapi pintar-pintarlah dalam memilih berita. Jangan termakan berita palsu atau hoaks&nbsp;serta pilihlah media yang memberimu optimisme dalam menghadapi wabah ini&nbsp;ya
Millens!

Jika selama ini kamu nggak bisa melakukan
hobimu karena terhalang oleh aktivitas yang padat, inilah saatnya kamu untuk
melakukan hobimu yang bisa dilakukan di rumah. Seperti memainkan alat musik, belajar memasak, atau belajar berkebun yang bisa kamu tiru dari Youtube.

Dengan berbagai kegiatan di atas, karantina mandirimu bakal jauh dari kata bosan, Millens!&nbsp;(IB24/E06)

Inibaru.id&nbsp;- Saat ini pemerintah&nbsp;mengimbau kepada seluruh masyarakat untuk
berada di rumah hingga waktu yang belum ditentukan. Tagar #DirumahAja semakin
ramai diperbincangkan di media sosial. Namun banyak warganet mengaku bosan berada di rumah. Apakah kamu juga begitu, Millens?

Nah agar nggak bosan, ada beberapa hal yang bisa kamu lakukan selama karantina di rumah. Apa saja?

Tak perlu khawatir bosan saat karantina mandiri. Berikut adalah kegiatan di rumah yang bisa kamu lakukan. Simak yuk!

Antibosan, Lakukan Hal ini Saat Karantina Mandiri

Membatasi kontak dengan orang lain meskipun masih dalam satu
keluarga merupakan anjuran selama karantina. Misal dengan tidur di kamar berbeda atau
menggunakan kamar mandi yang berbeda jika memungkinkan. Hal lainnya adalah membatasi
diri sendiri dan orang lain untuk saling berkunjung. Batasi pula kontak
dengan binatang, terkhusus hewan peliharaan.

Perantara penularan virus COVID-19 terjadi melalui cairan
tubuh yang mengandung partikel virus. Apabila cairan tubuh itu menempel pada
barang kemudian barang itu kamu bagikan pada orang yang sehat, ada kemungkinan
virus tersebut akan berpindah. Sebab itu, hindarilah berbagi barang pribadi
pada orang lain seperti handuk, selimut, hingga alat-alat makan.

Covid-19 ternyata bisa menempel di perabotan rumah yang kamu
gunakan lo. Seperti meja, kursi, pintu, hingga peralatan makan yang kamu pakai
sehari-hari. Sebelum memakai atau menyentuhnya, bersihkan dulu perabotan rumah dengan
lap atau cairan disinfektan secara rutin.

Sebelum kamu menyiapkan makan, cucilah tangan terlebih
dahulu. Gunakan air yang mengalir dan gunakan pula sabun selama sekitar 20
detik. Setelah batuk, bersih, dan membuang lendir, jangan lupa juga untuk
mencuci tanganmu. Sabun setidaknya akan membuat dirimu tetap bersih. 

Nggak susah kan,&nbsp;Millens?&nbsp;Terus jaga kesehatan ya dan periksakan diri jika mengalami gejala tertentu ya!&nbsp;(MG26/E06)

Inibaru.id – Karantina&nbsp; merupakan sebuah tindakan berada di dalam sebuah ruang tertentu
untuk sementara waktu. Dalam konteks corona (COVID-19), karantina diartikan pemisahan
dan pembatasan gerak orang sehat terhadap suatu penyakit tertentu agar nggak
tertular. Karantina dalam wabah corona yang telah merambah seperti sekarang ini
ramai dilakukan untuk mencegah penyebarannya menjadi lebih luas.

Bahkan Centers for Disease Control and Prevention (CDC)
memberi saran agar karantina ini dilakukan di rumah masing-masing atau mandiri. Jika
karantina nggak dilakukan dikawatirkan bisa memperburuk keadaan diri sendiri
dan membahayakan orang lain. Nah, berikut
hal-hal yang harus kamu lakukan selama menjalani karantina mandiri.

Batasi Kontak dengan
Orang dan Binatang

Melakukan karantina bisa menjadi salah satu jalan untuk mencegah penyebaran virus corona. Sampai saat ini belum ada ketentuan pasti terkait lama waktu karantina selama virus masih menyebar. Apa saja yang mesti kamu lakukan saat karantina mandiri?

Hal-Hal yang Harus Kamu Lakukan Selama Karantina Mandiri

Karena seringnya beraktivitas di luar kamu jarang bisa masak makanan yang lezat di rumah. Jam kuliah maupun jam kerja sering membuatmu harus beli makanan cepat saji. Nah dengan karantina di rumah kamu bisa masak makanan yang kamu suka. Nggak hanya sesuai selera tapi juga lebih higienis dan sehat.

Kamu Bisa Berolahraga Tanpa Takut Telat Ke Kantor

Banyaknya rutinitas bikin hobi dan sesi olahragamu terlupakan. Nah, dengan kecanggihan teknologi kamu bisa berolahraga di rumah dengan tutorial dari Youtube. Nggak hanya itu, kamu juga bisa menjalankan hobi nonton dan main gim di rumah sepuasnya lo. Apalagi mabar sekarang bisa via daring.

Dengan anjuran nggak keluar rumah bukan berarti kamu nggak bisa memanjakan diri. Kamu masih bisa melakukan perawatan diri di rumah kok. Kamu bisa membeli masker maupun sabun perawatan kulit yang nantinya bakal kamu pakai di rumah. Kalau biasanya kamu jarang bisa melakukan ini saat banyak aktivitas, dengan mengkarantina diri kamu bisa melakukannya di rumah.

Sebelum tidur dan bangun tidur kamu perlu meditasi diri. Kamu perlu memeriksa kembali hasil pencapaianmu dari kesibukan yang kamu lakukan selama ini. Refleksikan dirimu dari semua hal itu dan berbanggalah atas semua pencapaianmu. Semangati dirimu sendiri agar semua tujuanmu tercapai.

Itulah cara sederhana menikmati me time saat karantina COVID-19. Nggak buruk kan? Manfaatkan waktu ini untuk membangun kualitas diri. Yuk semangat Millens. (IB30/E05)

Inibaru.id - Demi memenuhi anjuran pemerintah dalam pembatasan diri di kehidupan sosial agar terputus penyebaran COVID-19, kamu harus melakukan karantina di rumah. Tentu hal ini bakal bikin kamu bosen karena nggak bisa ke mana-mana. Nah, sebelum kamu berpikir buruk tentang kebosanan ini kamu perlu menengok apa keuntungannya. Berikut adalah keuntungan bagi kamu saat mengikuti imbauan melakukan karantina.

Kamu Bisa Memakan Makanan Favorit di Rumah

Siapa bilang di rumah aja bikin bosen? Justru, ini menjadi waktu yang tepat untuk memanjakan diri. Nih, ada berbagai ide menarik yang layak dicoba.

Cara Memanjakan Diri Biar di Rumah Aja Nggak Membosankan&nbsp;

Belajarlah untuk mengerti keadaan ini demi orang-orang tercinta. Ubah pola pikirmu dengan selalu berpikir positif demi kebaikan banyak orang. Semua ini nggak bakal lama kalau kamu nurut dengan anjuran pemerintah buat menjaga jarak sementara waktu.

2. Jangan Karena Daerahmu Belum Terpapar, Lalu Kamu Nggak Mau Menataati Anjuran Pemerintah

Namanya juga virus. Mustahil terlihat dengan mata telanjang. Jadi jangan sesumbar kalau belum menyentuh lingkungan tempat tinggalmu. Nggak ada yang nggak mungkin. Tetaplah waspada dengan melakukan langkah preventif.

Kecanggihan teknologi memudahkan kamu untuk tetap menjaga komunikasi meskipun nggak bertemu langsung. Kamu tetap bisa berkomunikasi via fitur panggilan video kalau lagi kangen sama teman atau gebetan. Sudah nggak ada alasan lagi untuk nggak mengikuti anjuran social distancing ya.

4. Jika Nggak Sengaja Ketemu Teman di Luar, Tetap Terapkan Preventif

Bisa saja kamu bertemu teman saat pergi keluar dalam keadaan mendesak. Nah, usahakan jangan langsung menyentuhnya seperti berjabat tangan atau cipika-cipiki. Kamu nggak akan tahu seperti apa keadaannya yang sebenarnya dan juga kondisimu yang sebenarnya. Sudah tahu kan, kalau nggak semua orang yang terinfeksi menunjukkan gejala?

5. Jangan Parno, Alihkan Perhatian Pada Hobi yang Lama Tak Tersentuh

Biar kamu nggak baper dan nggak parno, kamu bisa melakukan hal yang kamu sukai seperti main gim dan nonton film favorit.

Nah, semoga imbauan untuk "mengurung diri" di rumah nggak bikin kamu uring-uringan ya. Ingat, ini demi kebaikan bersama. (IB30/E05)

Inibaru.id - Pemerintah sudah memberikan arahan kepada seluruh masyarakat hingga menginfokan ke seluruh perusahaan agar seluruh masyarahat Indonesia menerapkan WFH (work from home)&nbsp;dan menjalankan&nbsp;social distancing.

Mungkin memang berat karena kebiasaan orang Indonesia adalah bergerombol. Tapi nggak ada salahnya untuk sementara waktu kamu coba menerapkan ini. Kamu bisa mencoba cara bijak ini untuk memahami social distancing.

1. Sikon yang Memaksa untuk Melakukan Hal Ini

Nggak perlu baper kalau ada imbauan tertentu demi kelangsungan hidup banyak orang. Pahami saja kalau keadaan memang sedang nggak asyik.

Jangan Baper, Ini Cara Bijak Hadapi Social Distancing

Angka kasus positif COVID-19 yang semakin meningkat sejak pemerintah Indonesia mengumumkan kasus perdana awal bulan ini patut kita waspadai. Berkaca dari hal tersebut, tentu harus ada langkah konkrit sebagai upaya pencegahan agar virus tersebut nggak semakin bergerak aktif.

Jadi kamu nggak boleh anggap anjuran dari pemerintah ini sepele. Karena virus ini bakal terus bergerak aktif jika kamu masih masa bodoh dengan sosial distancing.

2. Tenaga Media Semakin Kewalahan Tangani COVID-19

Seperti yang kita ketahui saat ini banyak sekali media sosial yang memberitakan sejumlah tenaga medis gugur akibat terpapar virus tersebut. Potensi mereka terpapar virus ini sangat besar mengingat keseharian mereka berinteraksi dengan pasien yang positif COVID-19.

Jadi kamu bisa mulai dari diri sendiri untuk nggak menambah para tenaga media kewalahan. Tetap jaga kesehatan dan ikuti anjuran pemerintah. Karena jika kamu masih bandel, bisa jadi kasus Corona Virus ini semakin meningkat.

Akhirnya pemerintah memperpanjang masa darurat Corona hingga 29 Mei mendatang. Keputusan ini nggak diambil bukan sembarangan tapi mengingat semkin meluasnya penyebaran Corona Virus. Karena itu pemerintah benar-benar siaga dalm pencegahan COVID-19 agar nggak meluas.

Coba bayangkan kalau kamu masih nggak mau menghiraukan anjuran pemerintah ini, nggak hanya penyebarannya yang semakin luas tapi perpanjang waktunya yang semakin ditambah. 

4. Semakin Berkurangnya Tempat yang Steril dari COVID-19

Tempat yang steril dari Corona Virus bakal semakin langka hingga berefek pada perluasan pergerakan virus. Jika semakin banyak orang berkerumun maka tingkat penularan bakal semakin luas. Apalagi di daerah yang darurat Corona.

Bayangkan saja jika akhirnya keluargamu ada yang masuk dalam salah satunya. Bukan lagi kamu yang terpapar tapi seluruh keluarga.

Jangan egois! Mungkin hari-hari ini terasa begitu berat, tapi akan lebih berat lagi kalau kamu mengabaikan anjuran ini. Yuk jadi lebih cerdas demi orang-orang tersayang. Mari bantu pemerintah dengan rebahan di rumah saja. Setuju, Millens?&nbsp;(IB30/E05)

Inibaru.id - Upaya pemerintah menghadapi COVID-19 yaitu dengan mengkarantina masyarakat di rumah masing-masing. Imbauan ini diberikan pemerintah kepada masyarakat agar tetap bertahan di rumah dan nggak mendatangi kerumunan. Dengan melakukan pembatasan jarak sosial atau social distance ini diharapkan penyebaran COVID-19 nggak meluas.

Namun nggak semua orang memahami maksud baik dari pemerintah ini. Masih banyak orang menyepelekan hal ini hingga nekat ke tempat ramai seperti tempat liburan dan berlama-lama di tempat makan.

Nah, apa sih yang bakal terjadi kalau kamu masih nggak menghiraukan anjuran dari pemerintah ini?

Apa sih salahnya #diRumahAja buat sementara? Toh ini demi kebaikan diri kamu sendiri. Kalau kamu ngeyel, lima hal ini mungkin bakal terjadi.