Namun, sebetulnya hal ini bisa dimaklumi, karena alamat yang dicari berada di bilangan Genuk Krajan, Kelurahan Tegalsari, Kecamatan Candisari; sedangkan dia tersasar di Kecamatan Genuk. Ya, keduanya sama-sama menyandang nama "Genuk", meski nggak berada di satu wilayah.

“Kalau yang asli Semarang mungkin langsung tahu bahwa Genuk Krajan dan Genuk itu beda. Tapi kan saya dari luar kota? Pas dengar kata Genuk, ingatan saya langsung merujuk pada Genuk yang ada di dekat dengan Terboyo itu,” ungkapnya pada Senin (3/3/2025).

Kejadian itu membuat Asri menjadi jauh lebih berhati-hati saat berurusan dengan pencarian alamat di Kota Lunpia. Ini sudah tepat, karena beberapa nama daerah di Semarang memang agak mirip, bahkan sama persis seperti daerah Genuk ini.&nbsp;

Di kota ini, nama "Genuk" merujuk pada dua wilayah berbeda. Yang pertama adalah nama kecamatan di sisi timur laut Kota Semarang, sedangkan yang kedua adalah sebuah daerah di Kelurahan Tegalsari, Kecamatan Candisari, sekitar 500 meter dari Simpanglima.

Genuk yang terakhir ini sejatinya merupakan nama tiga gang di sekitar Jalan Sriwijaya; yakni Genuk Krajan, Genuk Karanglo, dan Genuk Perbalan. Ketiganya adalah kampung padat penduduk yang luas di
lereng bukit dengan vibes ala favela Brasil, membuatnya seolah terpisah dari Kelurahan Tegalsari.

Seperti sudah saya katakan sebelumnya, kedua Genuk di Kota Semarang ini berjarak cukup jauh, sekitar 12-an kilometer atau 30 menit berkendara dengan kecepatan normal. Pertanyaannya, kenapa bisa ada dua wilayah berbeda dengan nama yang sama di kota tersebut?

Perlu kamu tahu, kedua Genuk di Semarang mempunyai sejarah penamaan yang berbeda, lo. Kecamatan Genuk yang berbatasan langsung dengan Laut Jawa di bagian utara ini semula merupakan bagian dari Kabupaten Demak. Semarang baru mengadopsinya pada 1976.

Sebagaimana banyak wilayah lain di Demak, penamaan Genuk ini juga nggak lepas dari peran Sunan Kalijaga, ulama terkenal sekaligus anggota dewan Walisongo pada Zaman Kesultanan Demak.

Suatu hari, sosok yang hidup sekitar awal abad ke-16 itu akan membuat permukiman serta pesantren baru di sebuah wilayah tanpa nama. Dia kemudian menemukan gentong, penampung air untuk membasuh dan minum yang dalam bahasa Jawa juga disebut "genuk".

Saat wilayah yang berada di pesisir utara Jawa itu berdiri, konon Sunan Kalijaga terinspirasi dari gentong yang ditemukannya tersebut. Maka, dinamailah wilayah ini sebagai Genuk.

Sementara itu, nama Genuk yang ada
di Tegalsari disebut-sebut
berasal dari nama seorang tokoh yang dimakamkan di belakang kawasan Wonderia, taman hiburan yang kini
terbengkalai, sepelemparan batu dari Taman Budaya Raden Saleh. Namanya Mbah Genuk.

“Kalau menurut cerita yang diturunkan
dari leluhur, Mbah Mintoloyo yang makamnya ada d kawasan Taman Budaya Raden
Saleh (TBRS) adalah yang membabat alas di kawasan ini sekaligus menjaga kondisi
Sendang Panguripan agar tetap baik bersama dengan Mbah Genuk, Mbah Balal, dan
Mbah Kliwon,” ucap salah seorang warga Genuk Krajan, Witha.

Sayangnya, layaknya sebagian
besar warga Genuk Krajan, Genuk Perbalan, dan Genuk Karanglo lainnya, Witha
nggak tahu pasti mengapa justru nama Mbah Genuk yang jadi inspirasi ketiga nama
kampung tersebut, bukannya Mbah Mintoloyo.

Terkait Mbah Genuk dan Mbah Mintoloyo ini kita bahas kapan-kapan ya? Yang pasti, kini kamu sudah tahu kan kenapa ada dua nama Genuk di Kota Semarang. Kamu pernah punya pengalaman kesasar juga nggak, nih?&nbsp;(Arie
Widodo/E10)

Inibaru.id – Asri, rekan
saya yang berasal dari Jakarta suatu kali mengaku sempat salah alamat saat mencari rumah temannya di Kota Semarang. Sejujurnya dia malu, mengingat sudah empat tahun tinggal di ibu kota Jawa Tengah ini.

Mahasiswa Universitas Diponegoro Semarang itu kesasar jauh hingga perbatasan Semarang-Demak, padahal alamat yang dicari berada di pusat kota yang terpaut jarak belasan kilometer.

Belasan kilometer dari Kecamatan Genuk, ada tiga kampung di dekat kawasan Simpanglima Semarang yang menyandang nama 'Genuk'. Mengapa bisa begitu?&nbsp;

Nama 'Genuk' Merujuk pada Dua Wilayah Berbeda di Kota Semarang

Jika hingga Juni 2025 belum menikah juga, perusahaan yang membawahi 1.200 pegawai ini akan mengevaluasi kontrak kerja karyawan yang bersangkutan. mereka akan dievaluasi. Puncaknya, karyawan akan diberhentikan andai belum menikah hingga September 2025.

Perusahaan ini berdalih menerapkan
aturan tersebut sebagai upaya untuk mendukung program pemerintah yang mengharapkan kenaikan jumlah
perkawinan di Tiongkok. Maklum, mereka juga mulai merasakan apa yang dialami Jepang dan Korea Selatan dalam beberapa tahun belakangan, yaitu angka
pernikahan dan kelahiran bayi yang rendah.

“Karyawan yang melajang sama saja
dengan mengabaikan panggilan negara,” ungkap pengumuman perusahaan tersebut
sebagaimana dinukil dari Sky, Selasa (25/2/2025).

Per 2024 lalu saja, hanya ada 6,1
juta pernikahan di Tiongkok, anjlok dari 7,68 juta pada tahun sebelumnya. Angka
ini juga terus menurun dalam satu dekade belakangan; mengakibatkan grafik populasi Negeri Tirai Bambu terus turun dalam tiga tahun belakangan.

Biarpun dibilang turun drastis, sejatinya jumlah penduduk di Tiongkok masih cukup besar, yakni mencapai sekitar 1,4 miliar jiwa.

Oya, meski tujuannya mendukung program
negara, nyatanya pemerintah Tiongkok justru nggak berkenan dengan aturan Shuntian
Chemical Group karena dianggap sudah melanggar aturan Ketenagakerjaan
dan Kontrak Kerja negara tersebut.

Lebih dari itu, sejumlah pakar seperti Yan
Tian dari Peking University Law School menyebut aturan ini telah mengebiri hak
asasi manusia karena menentukan kapan akan menikah adalah hak setiap orang.

Tingginya kritik yang muncul dari
sana-sini, termasuk warganet di sosial media pada akhirnya bikin perusahaan
tersebut sadar diri. Mereka langsung mencabut aturan tersebut hanya sehari
setelah ditetapkan.

“Pengumumannya sudah dicabut
karena adanya sejumlah kata-kata yang nggak pantas,” ungkap salah seorang juru
bicara perusahaan.

Yap, aturan memberikan deadline
untuk menikah bagi karyawan memang sudah di luar batas ya, Millens. Pantas
jika akhirnya dikritik oleh berbagai pihak. Setuju? (Arie Widodo/E10)

Inibaru.id – Saat perusahaan di Indonesia masih acap menyematkan syarat harus berstatus lajang atau nggak berencana menikah sampai usia tertentu pada lowongan pekerjaan mereka, sebuah perusahaan di Tiongkok justru memberlakukan sebaliknya.

Perusahaan bernama Shuntian
Chemical Group ini justru memberikan deadline bagi karyawan lajang untuk segera
menikah. Aturan unik ini berlaku untuk para karyawan lajang berusia 28-58 tahun. Per 1 Januari lalu, para karyawan lajang diminta untuk segera menikah dengan deadline maksimal September 2025.&nbsp;&nbsp;

Lalu, apa konsekuensinya? Perusahaan yang berbasis di
Shandong ini akan memberikan sejumlah sanksi.&nbsp;

Apabila hingga Maret 2025 belum juga menikah, karyawan lajang diharuskan&nbsp;menandatangani surat pernyataan berisi kekecewaan karena belum bisa menemukan pasangan.

Karyawan lajang di perusahaan di Tiongkok ini diminta segera menikah sebelum September 2025. Kalau gagal menikah, bisa dipecat, lo!

Kebijakan Perusahaan yang Aneh di Tiongkok: Menikah atau Dipecat!

"Thank's to Polri sih menurutku. Andai lagunya nggak diberedel, mungkin masyarakat awam nggak tahu tuh siapa Sukatani. Ironis nggak, sih? Niatnya mau ngebungkam, eh malah meluber ke mana-mana," kelakarnya pada Senin (3/3/2025).

Menurutnya, intimidasi yang dilakukan pihak kepolisian terhadap Sukatani terlalu berlebihan. Jadi, sudah sewajarnya jika publik, khususnya para seniman, naik pitam lalu membuat gerakan "Kami Bersama Sukatani" dan viral di berbagai platform media sosial.

"Intimidasi semacam itu bisa dialami siapa saja di dunia kreatif, jadi wajar jika banyak yang marah dan mengecam tindakan tersebut," seru mahasiswa Sastra Indonesia di salah satu perguruan tinggi di Kota Semarang tersebut. "Nggak boleh dibiarkan, sih!"

Kasus dugaan intimidasi yang dilakukan oknum kepolisian terhadap Sukatani rupanya belum usai. Dikutip dari Tempo pada&nbsp;Minggu (2/3), saat ini band beranggotakan dua personel itu bersama Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Semarang tengah menyiapkan langkah hukum terkait dugaan intimidasi yang dilakukan polisi.

"Langkah hukum sedang kami siapkan, sembari menunggu kondisi Sukatani pulih," kata Direktur LBH Semarang Ahmad Syamsuddin Arief, Minggu (2/3).

Seperti diketahui, saat ini para personel Sukatani dikabarkan tengah rehat untuk proses recovery setelah terus-menerus mengalami intimidasi yang berlangsung sejak Juli 2024 lalu. Intimidasi itu terjadi karena lagunya yang dianggap menghina jajaran kepolisian.

"Tekanan dan intimidasi dari kepolisian terus kami dapatkan, hingga akhirnya video klarifikasi atas lagu yang berjudul 'Bayar Bayar Bayar' kami unggah melalui media sosial," kata Sukatani dikutip dari medsos resmi mereka, Sabtu (1/3).

Setali tiga uang, Arif pun mengonfirmasi bahwa dugaan intimidasi yang dilakukan polisi terhadap Sukatani sudah berlangsung sejak Juli 2024. Bentuknya macam-macam, mulai dari pengintaian hingga pencarian informasi melalui orang di sekitar mereka.

"Intimidasi terhadap Sukatani mulai melandai pada Agustus (2024) hingga akhir tahun, lalu kembali muncul akhir Januari 2025, hingga mencapai puncaknya 20 Februari itu," kata Arief.

Sementara itu, Koalisi Masyarakat Sipil untuk Reformasi Kepolisian mendesak Polri untuk mengusut tuntas upaya pembungkaman terhadap Sukatani yang dilakukan oleh anggota kepolisian tersebut. Menurut mereka, ini penting untuk menghindari preseden buruk yang dapat kembali berulang di masa depan.

"Kami&nbsp;mendesak Propam Mabes Polri untuk menggunakan instrumen pidana dalam memproses anggota kepolisian yang melakukan intimidasi kepada Band Sukatani," kutip pernyataan pers koalisi tersebut.

Koalisi yang terdiri atas beberapa organisasi seperti YLBHI, ICJR, PBHI, ICW, Kurawal Foundation, Kontras, AJI Indonesia, Imparsial, Walhi Nasional, SAFEnet, LBH Masyarakat, dan LBH Jakarta itu mengungkapkan, upaya pembungkaman ditengarai terjadi di Ketapang, Banyuwangi, Jawa Timur pada Kamis (20/2/2025) pagi. 

"Langkah polisi ini bentuk pelanggaran dan penyalahgunaan wewenang. Jika institusi kepolisian tidak antikritik, langkah ini tidak akan dilakukan," tulis mereka.

Terpisah, Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen (Pol) Trunoyudo Wisnu Andiko mengatakan, Kapolri Jenderal (Pol) Listyo Sigit Prabowo mengapresiasi kritik dan masukan yang dilayangkan Sukatani melalui lagunya.

"Bagian dari apresiasi itu, Kapolri menawarkan band tersebut untuk menjadi Duta Polri," sebutnya dalam keterangan pers, Senin (3/3). "Meski&nbsp;kemudian Sukatani menolak tawaran itu, Polri tetap menghargainya."

Dukungan yang datang dari berbagai pihak atas dugaan intimidasi yang dilakukan pihak kepolisian terhadap grup band Sukatani berujung pada keinginan mereka untuk menempuh jalur hukum. Semoga ini menjadi jalan terbaik untuk semua pihak ya, Millens!&nbsp;(Siti Khatijah/E07)

Inibaru.id - Kalau bukan karena klarifikasi dari Sukatani dan lautan dukungan dari pelbagai lapisan masyarakat, Farell mungkin nggak akan pernah mendengarkan lagu "Bayar, Bayar, Bayar" karya band beraliran punk tersebut, lalu menjadi salah satu fan beratnya sekarang.

Kendati masih menjadikan BTS dan Twice dalam&nbsp;playlists teratas, penggila k-pop tersebut kini rajin mengulik lagu-lagu dari band yang berasal dari kota yang sama dengan dirinya itu, yakni Purbalingga. Saat kuliah, dia bahkan nggak segan menyenandungkan lagu tersebut.

Setelah memutuskan menolak menjadi Duta Polri, Sukatani kini dikabarkan sedang berupaya menempuh jalur hukum atas intimidasi yang dilakukan polisi terhadap mereka sejak Juli 2024.

Dugaan Intimidasi Polisi dan Upaya Sukatani Tempuh Jalur Hukum

Dinda hanyalah satu dari sekian juta kaum non-Islam yang ikut
hepi menyambut bulan Ramadan di Indonesia. Maklum, di bulan di mana umat
muslim menjalankan ibadah puasa ini, jalanan berubah menjadi semacam festival. Lampu-lampu hias dipasang di mana-mana. Selain tempat makan yang dipenuhi mereka yang pengin bukber, selama Ramadan penjual aneka makanan dan minuman bertambah banyak sehingga bikin suasana makin semarak.

Nah, pembeli bukan hanya datang dari muslim yang pengin mencari hidangan berbuka. Banyak juga orang non-Islam yang ikut membeli. Nggak bisa dimungkiri Ramadan memberi vibe yang berbeda untuk wisata kuliner setiap sore.

Hal inilah yang diungkap rekan sekantor saya Ananda. Dia mengaku
antusias melakukan takjil war, istilah yang merujuk pada aktivitas adu cepat membeli hidangan berbuka di
pinggir jalan.

Meski beragama Kristen, Ananda yang tinggal dengan ayahnya
dan adik-adiknya yang beragama Islam kerap dimintai tolong membeli takjil di
deretan pedagang di dekat rumahnya. Tentu saja, dia dengan
senang hati ikut tren perang takjil.

“Selain membelikan jajanan atau minuman buat keluarga yang
perlu buka puasa, saya juga beli buat camilan sendiri. Asyik bisa mencicipi
banyak jajanan berbeda setiap hari. Seru kalau harus antre lama, lalu ada yang
menyerah menunggu antrean. Rasanya pas dapet jajanannya jadi kaya menang 'war' beneran,” ceritanya sembari menenteng 4 gelas es campur favoritnya.

Minuman ini merupakan salah satu jajanan takjil
yang dia nantikan ketika Ramadan tiba. Maklum, di hari biasa, harga es campur bisa
jauh lebih mahal dibandingkan saat Ramadan.

“Es campur biasanya dijual Rp10 ribu – Rp15 ribu. Kalau pas
bulan puasa, seringnya lebih murah,” lanjut Ananda. Sebagai informasi, saat bulan puasa, dia bisa membelinya seharga Rp6 ribu per porsi.&nbsp;

Yang menarik, Ananda nggak "mencuri start" untuk perang takjil. Dia justru lebih suka berbelanja takjil pada jam-jam mepet berbuka.

Dia yakin bakal tetap kebagian jajanan meski baru keluar pada jam-jam tersebut.

“Paling pukul 17.00 WIB atau 17.30 WIB baru keluar rumah cari
takjil. Malah seru karena terkadang suasananya rame banget, ada yang antre juga
untuk beli satu jajanan,” ungkapnya.

Yap, layaknya tahun lalu, keseruan takjil war masih lanjut
pada Ramadan 2025. Kamu sendiri, ikutan perang lucu-lucuan ini nggak, Millens?
(Arie Widodo/E05)

Inibaru.id – Sejumlah pesan berisi gambar dan
tautan bermunculan di grup WhatsApp angkatan kuliah saya. Gambar dan tautan
tersebut berisi tentang informasi restoran All You Can Eat (AYCE) yang bisa dipilih
sebagai tempat buka bersama (bukber). Sebagaimana pada tahun-tahun sebelumnya, yang
mengirim pesan tersebut adalah Dinda. Lucunya, Dinda bukan muslimah dan tentu saja nggak menjalankan ibadah puasa Ramadan.

Sebenarnya, Dinda bukanlah ‘panitia’ buka bersama di grup Whatsapp tersebut.&nbsp; Kesibukannya bikin dia nggak selalu ada di Kota Semarang. Karenanya, tugas itu ditangani teman-teman lain yang berdomisili di Kota Atlas. Meski begitu, dia selalu antusias untuk mengikuti bukber bersama teman-teman muslim. Alasannya, dia bisa bertemu dengan teman-teman seangkatan saat kuliah.

“Seringnya sih acara buka bersama angkatan digelar jelang
Lebaran, pas banyak teman-teman dari luar kota juga pada mudik. Saya sering
ikut karena jarang-jarang bisa ketemu dengan mereka. Makanya kalau ada info
soal tempat makan yang sepertinya cocok, pasti saya share ke grup. Hitung-hitung
memberikan ide dan mengingatkan teman lain agar nggak lupa bikin acara bukber,”
ungkap Dinda pada Selasa (4/3/2025).

Dua orang non-Islam dari Kota Semarang mengaku bersemangat melakukan takjil war dan buka bersama selama Ramadan 2025. Apa alasannya?

Mereka yang Antusias Menyemarakkan Takjil War dan Bukber

Hal tersebut diungkapkan Asisten Ekonomi dan Pembangunan Provinsi Jawa Tengah, Sujarwanto Dwiatmoko, Selasa (4/3/2025).

Menurutnya,  sejumlah komoditas seperti cabai mengalami kenaikan harga, bahkan harga cabai rawit merah hingga melebihi Rp100.000 per kilogram.

Untuk menekan harga,  mendekati hari besar keagamaan nasional (HBKN) pihaknya membuat sejumlah strategi.

“Gerakan Pangan Murah (GPM) akan dilakukan, dan pemantauan pasar, jangan sampai ada penumpukan barang jelang lebaran biar (berharap) bathi akeh (untung banyak). Maka Satgas Pangan juga (dilibatkan) turun ke lapangan untuk memantau,” urainya, seusai Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi bersama Kemendagri, secara daring.

Dalam kesempatan itu, Sujarwanto juga memastikan ketersediaan stok bahan pangan. 

"Cadangan beras masih mencukupi untuk lima bulan ke depan. Karenanya, masyarakat diminta tidak panic buying," ungkapnya.

Sebagai informasi, kegiatan GPM terdekat akan dilakukan di lima wilayah pada 6-7 Maret 2025. Adapun wilayah itu meliputi Kabupaten Semarang, Pemalang, Kota Salatiga, Kendal, dan Purworejo.

Kegiatan tersebut bakal melibatkan Dishanpan Jateng dan BUMD. Sujarwanto mengungkapkan harga komoditas seperti beras, minyak, dan cabai bakal lebih murah. 

"Seperti beras Rp11 ribu per kilogram, minyak Rp14 ribu per liter, cabai kemasan 250 gram seharga Rp15 ribu," urainya.

Berdasarkan catatan BPS Jateng, pada Januari-Februari, Jawa Tengah mengalami deflasi. Penyebabnya, bukan lantaran daya beli masyarakat turun, tapi, karena kebijakan potongan biaya listrik 50 persen.

Karena periode diskon telah selesai, TPID Jateng akan menjaga bilamana terjadi inflasi, agar dalam batas yang telah ditentukan.

“Karena Maret-April sudah tak berlaku lagi subsidi listrik 50 persen, maka kami yakin pasti akan ada lagi pengaruh terjadi inflasi. Berbarengan dengan itu kita akan masuki hari raya (Idulfitri),” pungkas Sujarwanto. 

Selain mengadakan pasar murah, bukankah seharusnya pemerintah memastikan harga tetap wajar mulai dari hulu hingga hilir, Millens? (Siti Zumrokhatun/E10)

Inibaru.id – Momen besar seperti Ramadan dan Hari Raya Idulfitri kerap menjadi pendorong naiknya harga bahan pokok karena tingginya permintaan.

Nah, untuk mengendalikan harga dan mencegah inflasi, Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Jateng merumuskan strategi di awal Ramadan 2025.

Bukan hanya menggelar pasar murah, kepolisian juga akan dilibatkan untuk menindak apabila ada oknum penimbun barang.

Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Jateng merumuskan strategi di awal Ramadan 2025 yaitu mengadakan pasar murah dan menangkap para penimbun.

Strategi Pemprov Jateng Cegah Inflasi; Gelar Pasar Murah dan Tangkap Penimbun

Inibaru.id &ndash; Cimory on The Valley mungkin bukan lagi lokawisata yang baru. Tapi kamu sudah tahu belum kalau ada wahana baru di Cimory yang bisa banget kamu kunjungi? Namanya Minimania. Wisata yang menampilkan miniatur landmark ternama dari berbagai negara ini baru dibuka Mei 2019.
Di sana kamu bakal menemukan menara Pisa, menara Eiffel, Taj Mahal, Borobudur, dan beberapa ikon wisata luar negeri lainnya.
<img src="/nuploads/64/Miniatur%20Dunia_Sitha5.jpg" alt="" width="818" height="545" />
<code>Berbagai landmark dunia yang instagenik ada di Minimania, lo! (inibaru.id/ Sitha Afril)</code>
Meski konsep wisata yang menampilkan miniatur ikon wisata dunia sudah sering ditemui tapi, ada hal lain yang nggak akan kamu jumpai di tempat lain, Millens. Yap, di sana kamu akan berjumpa dengan para Minius!
Minius merupakan sebutan untuk para pemandu di Minimania. Berbeda dari pemandu pada umumnya, para minius merupakan anggota komunitas orang bertubuh mini yang terkenal ramah dan superbaik.
<img src="/nuploads/64/Miniatur%20Dunia_Sitha.jpg" alt="" width="944" height="629" />
<code>Para Minius sedang menari di tengah teriknya matahari untuk menghibur para pengunjung Minimania. (Inibaru.id/ Sitha Afril)</code>
Selain memandu, mereka juga bersedia menjadi tukang fotomu secara sukarela! Jadi, kalau kamu lagi liburan berdua sama pacar di Minimania, kamu boleh kok minta bantuan mereka untuk ambil gambar. Ktanya, mereka cukup jago lo!
Oya, tiap pukul 12 siang para Minius ini akan melakukan flashmop di tengah-tengah wahana. Aksi lucu dan energik Minius ini bisa menjadi hiburan tersendiri buat kamu yang sudah lelah mengelilingi dunia di Minimania. Boleh banget kan?
<img src="/nuploads/64/Miniatur%20Dunia_Sitha4.jpg" alt="" width="815" height="543" />
<code>Berbagai spot di Minimania ini cocok untuk dijadikan lokasi swafoto yang tentunya mampu mempercantik feed instagrammu. (Inibaru.id/ Sitha Afril)</code>
Eits, hampir lupa! Untuk harga tiket masuk di Minimania ini cukup terjangkau, lo! Kamu cukup membayar Rp 20 ribu dan sudah bisa nikmati seluruh objek yang ada di dalam taman miniatur dunia tersebut.
Buka mulai pukul 8 pagi hingga 5 sore, ada baiknya kamu mengenakan topi, jaket, atau payung karena tempat ini cukup panas. Jangan lupa aplikasikan sunscreen kalau kamu nggak mau gosong.
Buat kamu yang belum pernah sekali pun ke Cimory, tempat ini beralamat di Jalan Soekarno Hatta KM 30 Begojuh Jatijajar Kecamatan Bergas Semarang. By the way selamat berlibur ya, Millens! (Sitha Afril/E05)

Bukan cuma icip-icip susu atau yogurt, di Cimory kamu juga bisa melipir ke wahana wisatanya yang baru. Di sana kamu bisa mengagumi berbagai miniatur ikon wisata dunia terkenal dan menyaksikan pertunjukan flashmob dari para minius.

Menjelajah Dunia bersama Para Minius di Minimania Cimory Bergas Semarang

Inibaru.id &ndash; Idulfitri tinggal menunggu hari. Libur panjang pun sudah di depan mata. Kalau kamu mudik ke Semarang atau Jawa Tengah dan belum punya rencana liburan, Watu Gajah Park mungkin bisa jadi alternatif pilihanmu, Millens.
Berlokasi di Desa Wringin Putih, Kecamatan Bergas, Kabupaten Semarang, tempat wisata yang berdiri di atas lahan seluas tiga hektare itu memiliki berbagai wahana yang ramah segala umur, dari anak hingga dewasa. Ragam wahananya pun banyak, mulai dari tempat berswafoto hingga sarana edukasi burung.
<img src="/nuploads/1/reknowahyuni_56365857_451206882295925_1986827898077412126_n.jpg" alt="" width="1066" height="800" />
<code>Indah, bukan? (Instagram/reknowahyuni)</code>
Jadi, tempat ini cocok banget buat piknik reuni sekolah, ketemu sama gebetan, bertamasya dengan keluarga besar, ajak calon pasangan, atau sarana pemulus usaha ngajak mantan balikan. Ha-ha.
Kalaupun kamu dari luar kota, nggak perlu khawatir soal penginapan karena di lokasi berhawa sejuk itu juga tersedia resor. Laper? Ada restoran yang bisa memadamkan rasa laparmu.
<img src="/nuploads/64/wisata_gajah1.jpg" alt="" width="665" height="442" />
<code>Batu berundak yang menjadi spot favorit pengunjung untuk berfoto. (Sindonews)</code>
Perlu kamu tahu, di Watu Gajah Park kamu bakal menjumpai kandang raksasa dengan lebih dari 200 koleksi burung-burung cantik jenis lovebird. Kandang tersebut diklaim mampu memecahkan Rekor MURI.
Selain kandang lovebird yang dikelilingi sebentuk naga emas itu, ada juga berbagai wahana air seperti waterboom, kolam prestasi, kolam pancing, taman kunang-kunang. Di antara wahana itu, tersebar berbagai spot instagenik yang bisa kamu manfaatkan untuk memenuhi memori kamera atau ponselmu.
<img src="/nuploads/64/cover-Watu-Gajah-Park-Wisata-Keluarga-di-Semarang-Bikin-Lebaran-Makin-Semarak-1.jpg" alt="" width="650" height="374" />
<code>Berbagai jenis bunga dan tumbuhan dibentuk menjadi taman berundak. Lucu, kan? (Travelingyuk)</code>
Untuk memasuki Watu Gajah Park, kamu bakal dikenai tarif retribusi sebesar Rp 10 ribu untuk anak-anak dan Rp 20 ribu untuk dewasa. Dengan harga segitu, kamu sudah bisa puas berkeliling dengan leluasa. Jadi, rugi atau nggak ya? Ya itu relatif! Ha-ha.
Untuk rute menuju objek juga cukup mudah kok. Dari Terminal Bawen kamu tinggal lewat Jalan Semarang-Surakarta menuju arah utara hingga menemukan Jalan PTP Ngobo di kananmu. Dari situ, tinggal lurus, nanti juga ketemu. Kalaupun nyasar, kan ada Google Map! Ha-ha.
<img src="/nuploads/64/IMG_20180713_100223.jpg" alt="" width="681" height="383" />
<code>Sepasang patung gajah siap menyambutmu di area masuk objek. (Kaskus)</code>
Nah, mulai sekarang, ayo dicatat dulu siapa yang bakal kamu ajak. Semoga sisa THR-mu masih bisa buat membahagiakan orang-orang tersayang dengan ngajak piknik ke Watu Gajah Park. Amin! (IB23/E03)

Parkir kendaraan yang luas plus pilihan wahana yang beragam membuat siapapun yang kamu ajak ke sini pas libur Lebaran nanti pasti suka. Berada di Kecamatan Bergas, Kabupaten Semarang, lokawisata itu bernama Watu Gajah Park.

Warnai Libur Lebaran Bersama Keluarga di Watu Gajah Park Semarang

Inibaru.id &ndash; Wisata selfie yang menawarkan spot-spot instagenik masih saja menjadi tren di kalangan masyarakat, khususnya milenial. Kabupaten Semarang, misalnya, yang sudah memiliki lokawisata swafoto seperti Taman Bunga Celosia dan Ayanaz, kian memanjakan anak muda dengan keberadaan King Garden.
Buat para pencinta fotografi, nampaknya kamu perlu datang ke sana. Lokasinya nggak jauh dari Candi Gedong Songo, Desa Banyukuning, Kecamatan Bandungan, sekira sepelemparan batu dari Taman Bunga Celosia.
<img src="/nuploads/64/KG.JPG" alt="" width="595" height="397" />
<code>Banyak saung yang cocok digunakan pengunjung untuk QT bareng keluarganya. (instagram/kinggarden.bandungan1)</code>
Tempat wisata ini memadukan konsep vila, resto bergaya tradisional, dan wahana swafoto yang dicat dominan emas, dalam satu lokasi. Jadi, kamu yang datang bareng keluarga atau luar kota, nggak ada salahnya sekalian menginap di sana.
Berada di lokawisata yang baru buka akhir 2018 itu, kamu bisa berfoto di sejumlah spot seperti sepasang perahu di sebuah kolam kecil, sangkar burung berukuran besar, kebun bunga, serta balon raksasa.
<img src="/nuploads/64/kg2.JPG" alt="" width="597" height="411" />
<code>Banyak spot menarik yang dapat digunakan untuk berfoto. (instagram/kinggarden.bandungan1)</code>
Tertarik? Kalau kamu datang pas weekday (Senin-Jumat), kamu cukup bayar Rp 10 ribu, sedangkan pas weekend (Sabtu-Minggu), bayarnya Rp 15 ribu. Murah kan, Millens? Oya, kalau piknik ke sana nggak perlu bawa bekal sendiri ya, karena ada restoran yang menyajikan menu makan siangmu.
Yuk lah daripada penasaran! Ngabuburit di sana juga boleh, sembari menikmati suasana King Garden saat sore hari.&nbsp; (IB23/E03)

Setelah Taman Bunga Celosia dan Ayanaz di sekitar Gedong Songo yang viral, kini King Garden pun siap menyusul sebagai objek hit di Bandungan!

Tak Jauh dari Gedong Songo, King Garden Hadir untuk Memanjakanmu!

Inibaru.id &ndash; Apa yang terlintas di benakmu ketika mendengar kata &ldquo;semawis&rdquo;? Hm, kamu yang tinggal di Semarang mungkin bakal langsung kepikiran pusat kuliner di kawasan Pecinan yang buka tiap akhir pekan. Nggak salah, tapi ada juga wahana air yang juga bernama Semawis. Pernah tahu? 
Berlokasi di Kampung Semawis, Kedungmundu, Kecamatan Tembalang, lokawisata air ini dikenal dengan nama Waterpark Semawis. Wahana tersebut buka mulai pukul 08.00 hingga 17.00 WIB dengan biaya masuk sebesar Rp 25 ribu per orang.
Untuk sebuah waterpark di tengah kota, tiket masuk segitu tentu tidaklah mahal, apalagi kalau kamu bebas menikmati pelbagai wahana air di sana. Oya, kamu juga bisa berswafoto di spot-spot cantik yang mereka miliki.
<img src="/nuploads/64/wisata-semarang-semawis-waterpark-pemandangan.jpg" alt="" width="721" height="405" />
<code>Waterpark ini cocok dijadikan tempat liburan keluarga. (travelbos.id)</code>
Kamu bisa menikmati waterboom unit, kolam luncur, playing pool, kolam mangkuk putar, dan masih banyak lagi. Semua itu bisa kamu nikmati tanpa harus membayar biaya tambahan lain. Seru, kan?
Fasilitas di Semawis Waterpark juga terbilang lengkap, kok. Kamu yang membawa kendaraan pribadi nggak perlu kebingungan mencari tempat parkir, karena area parkirnya lumayan luas. Lokawisata ini juga terbilang bersih, jadi nggak perlu takut membawa ponakan atau buah hati yang masih kecil.
<img src="/nuploads/64/6970.jpg" alt="" width="711" height="501" />
<code>Kebersihan di waterpark ini terjaga baik, jadi kenyamanannya terjamin. (wisataasia.com)</code>
Mencari Waterpark Semawis juga nggak sulit, Millens. Tinggal ketik saja namanya via aplikasi Google Maps. Sekadar saran, ada baiknya kamu bawa kendaraan sendiri, karena transportasi yang menjangkau lokasi tersebut lumayan ribet.
(Baca Juga: <a href="/adventurial/kalau-main-ke-ungaran-jangan-lupa-mampir-ke-the-fountain-water-park" target="_blank">Liburan Sehari bareng Keluarga di Semarang, Sambangi The Fountain Water Park Saja!</a>)
Yap, di tengah udara Semarang yang super-panas, Waterpark Semawis tentu menjadi oase yang bakal mendinginkan harimu. Kuy, curi-curi waktu buat liburan! Ajak pacar juga boleh, itu juga kalau punya! Ha-ha. (IB23/E03)

Waterpark Semawis, salah satu wahana air yang recommended buat kamu yang pengen byar-byur segar di tengah panasnya Kota Semarang.

Oase di Tengah Panasnya Kota Semarang Bernama Waterpark Semawis

Inibaru.id &ndash; Kota Semarang merupakan salah satu destinasi yang menarik untuk dikunjungi kala perayaan Tahun Baru Imlek. Yap, banyaknya penduduk keturunan etnis Tionghoa membuat perayaan Imlek di Kota Lunpia terasa semarak.
Salah satu destinasi wisata untuk perayaan Imlek adalah Sam Poo Kong, kelenteng yang dipercaya sebagai bekas tempat persinggahan dan pendaratan pertama laksamana Tiongkok beragama Islam bernama Zheng He atau Cheng Ho.
Fyi, Cheng Ho dikenal memiliki armada laut terhebat sepanjang masa, lo. Dia juga berjasa menyebarkan ajaran Islam di Semarang. Hm, nggak heran kalau Sam Poo Kong punya nilai historis tinggi, ya!
<img src="/nuploads/59/7%20%283%29.jpg" alt="" width="740" height="493" />
<code>Salah satu arca yang menghiasi Sam Poo Kong. (Inibaru.id/ Mayang Istnaini)</code>
Dimulai pada 1 Februari 2019, perayaan Imlek di Sam Poo Kong berlangsung selama lima hari. Beragam acara memeriahkan Imlek di sana setiap harinya, mulai dari berbagai perlombaan, atraksi barongsai, hingga festival lampion.
Ada juga tenda-tenda makanan yang menyajikan makanan khas Tiongkok maupun Indonesia. Jadi, nggak bakal khawatir kelaparan setelah lelah mengitari Sam Poo Kong, deh.
Puncak Acara
Puncak acara perayaan Imlek diselenggarakan pada Selasa, 5 Februari lalu. Serangkaian acara disajikan dengan apik untuk menghibur pengunjung yang datang.
Kerennya, acara perayaan Imlek di Sam Poo Kong tetap memadukan budaya Tiongkok dan Indonesia. Keduanya berpadu dengan selaras, Millens. Sebut saja misalnya penampilan barongsai khas Tiongkok dengan Reog Ponorogo, serta penampilan drumblek yang merupakan kesenian dari Semarang.
<img src="/nuploads/59/2%20%284%29.jpg" alt="" width="723" height="483" />
<code>Barongsai jadi salah satu pertunjukan yang paling diminati saat Imlek di Sam Poo Kong. (Inibaru.id/ Mayang Istnaini)</code>
Pengunjung yang datang pun nggak hanya didominasi oleh etnis Tionghoa saja. Nggak sedikit pengunjung dari beragam etnis lain ikut hadir dan menyaksikan perayaan Imlek dengan penuh suka cita.
Hm, damai sekali ya rasanya menyaksikan kerukunan masyarakat seperti itu. Yap, perbedaan nggak selalu menakutkan, bukan?
Wisata Kelenteng
Mengunjungi Sam Poo Kong nggak hanya menarik saat perayaan Imlek saja, kok. Kelenteng itu tetap memiliki daya tarik kapan saja kamu mau mengunjunginya.
Yap, di sana kamu bisa menyusuri bangunan dengan arsitektur khas Tiongkok yang membuatmu merasa seperti ada di Negeri Tirai Bambu betulan. Nggak hanya itu, kamu juga bisa menyaksikan langsung prosesi umat Tionghoa beribadah di kelenteng. Nah, jadi makin tambah pengetahuan kan?
<img src="/nuploads/59/11%20%283%29.jpg" alt="" width="740" height="444" />
<code>Sam Poo Kong selalu menarik untuk dikunjungi. (Inibaru.id/ Mayang Istnaini)</code>
Kalau Sobat Millens berwisata ke Sam Poo Kong, jangan abai untuk tetap menjaga kesopanan ya! Ingat, lokawisata itu juga merupakan tempat beribadah, lo. Jangan sampai eksistensi kamu saat berwisata mengganggu umat yang sedang beribadah.
Oke deh, selamat berlibur dan Selamat Tahun Baru Imlek ya! Gong xi! Gong xi! (Mayang Istnaini/E03)

Sebagai salah satu kelenteng terbesar di Semarang, Sam Poo Kong menjadi destinasi yang menarik dikunjungi saat Imlek. Ada apa saja ya?

Rayakan Imlek, Sam Poo Kong Jadi Lokawisata Andalan di Semarang

Inibaru.id &ndash; Rencana pulang kampung kurang lengkap rasanya tanpa buah tangan untuk keluarga di rumah. Setidaknya itulah yang saya rasakan. Agar persiapan pulang kampung semakin komplet, saya memutuskan untuk membeli Wingko Babat Hj Wiwiek sebagai oleh-oleh.
Wingko Babat Hj Wiwiek berlokasi di Jalan Kranggan Dalam, Semarang Tengah, Kota Semarang. Bukan berbentuk toko, melainkan dijual di rumah pemiliknya sendiri. Nah, produksi wingko yang tetap rumahan sejak 2003 pun menjadi alasan saya untuk membawanya sebagai oleh-oleh.
Karena baru pertama kali, saya sempat kebingungan untuk menemukan lokasi Wingko Babat Hj Wiwiek. Ternyata lokasinya nggak jauh dari kawasan Pecinan. Setelah masuk melalui gapura Jalan Kranggan Dalam, saya hanya tinggal berjalan lurus. Wingko Babat Hj Wiwiek berada tepat di ujung jalan.
<img src="/nuploads/59/1%20%283%29.jpg" alt="" width="600" height="401" />
<code>Wingko Babat Hj Wiwiek memiliki tiga varian rasa. (Inibaru.id/ Mayang Istnaini)</code>
Sesampainya di sana, saya segera memencet bel. Wiwiek, pemilik Wingko Babat Hj Wiwiek menemui saya dengan ramah sembari menanyakan jumlah dan rasa wingko yang saya inginkan.
Ada tiga varian rasa wingko babat di sana: kelapa alias original, nangka, dan cokelat. Rasa kelapa menjadi menu yang paling laris diborong pembeli. Oya, ada juga menu campuran ketiganya. Menu itu pula yang menjadi pilihan saya.
Bahan Baku Berkualitas
Sembari membungkuskan pesanan saya ke dalam tas kemasan, Wiwiek menuturkan kalau wingko babat buatannya memakai bahan-bahan alami dan berkualitas tinggi.
Misalnya nangka yang digunakan sebagai perisa wingko babat nangka. Alih-alih menggunakan essence, Wiwiek memilih buah nangka yang segar dan manis untuk dicampurkan dalam adonan wingko.
Hm, pantas saja saat saya mencicipi wingko babat nangka, terasa potongan kecil buah nangka di dalamnya. Legit!
<img src="/nuploads/59/6%20%282%29.jpg" alt="" width="600" height="401" />
<code>Imbuhan air kelapa membuat tekstur wingko babat terlihat mengkilat. (Inibaru.id/ Mayang Istnaini)</code>
Bukan hanya itu, Millens. Sebagai salah satu bahan utama, kelapa muda yang digunakan benar-benar pilihan. Menurut Wiwiek, daging kelapa muda yang berkualitas membuat tekstur wingko terasa lebih lembut dan kenyal.
Yap, klaim itu bukan sekadar strategi pemasaran lo. Wingko Babat Hj Wiwiek terasa kenyal dan nggak bikin seret. Warnanya pun terlihat mengkilat.
Wah, kelihatannya saya nggak salah pilih oleh-oleh nih. Saya pun siap pulang kampung dengan lebih tenang. Ha-ha! (Mayang Istnaini/E05)
Wingko Babat Hj Wiwiek
Kategori: Tempat Oleh-oleh
Alamat: Jalan Kranggan Dalam, Semarang Tengah, Kota Semarang
Jam Buka: 08.00 &ndash; 21.00
Harga: Rp 32 ribu (original) dan Rp 35 ribu (campur)

Kalau bicara tentang oleh-oleh Kota Semarang, nggak hanya ada lumpia, bandeng presto, atau tahu bakso. Wingko babat juga bisa jadi pilihan lo. 

Wingko Babat Hj Wiwiek Hadirkan Oleh-oleh Khas Ala Rumahan

Inibaru.id &ndash; Olahraga kini nggak lagi jadi aktivitas yang bikin kamu malas untuk melakukannya. Yap, kamu bisa "cari keringat" dengan cara yang asyik dan menyenangkan, kok. Misalnya dengan bermain trampolin.
Eits, trampolin bukan sekadar permainan, lo. Kehadirannya sebagai salah satu cabang olahraga di ajang Asian Games 2018 lalu membuktikan bahwa trampolin benar-benar olahraga yang bisa dilakukan secara profesional.
Di Semarang, ada satu wahana trampolin baru yang bisa kamu coba, nih. Namanya Gravity Indoor Trampoline Park. FYI, konon&nbsp;Gravity Indoor Trampoline Park merupakan satu-satunya wahana trampolin di Semarang, bahkan di Jawa Tengah, lo.
<img src="/nuploads/59/watermark-3.jpg" alt="" width="826" height="600" />
<code>Arena professional corner. (Inibaru.id/Mayang Istnaini)</code>
Sesuai dengan misi mereka yang pengin membuat Semarang lebih sehat, Gravity Indoor Trampoline Park sengaja mengenalkan trampolin sebagai alternatif olahraga yang menyenangkan.
Dengan bermain trampolin, kamu bisa mengurangi ketergantungan pada gawai dan lebih aktif bergerak. Nggak hanya itu, kamu juga bisa mengenal banyak orang baru dengan berinteraksi sesama pengunjung. Seru kan?
Aneka Arena
Kamu nggak perlu bingung kalau berkunjung ke Gravity Indoor Trampoline Park. Ada pelbagai arena di sana yang bisa kamu coba satu per satu. Misalnya, arena freestyle yang memungkinkanmu untuk melompat-lompat sepuas hati. Atau, kalau pengin lebih menantang, coba area professional corner. Area yang didesain sesuai standar olimpiade cabang trampolin itu bisa membuatmu serasa atlet betulan. Ha-ha!
Ada juga area foam fit and climbing. Di sana, setelah melompat-lompat di atas trampolin, kamu bisa &ldquo;terjun&rdquo; ke kolam penuh potongan busa yang empuk. Wih, seru banget, deh!
Nggak perlu khawatir, di sana ada para personal trainer yang siaga mengawasimu dan siap mengajari teknik-teknik bermain trampolin, kok.
<img src="/nuploads/59/watermark-4.jpg" alt="" width="826" height="600" />
<code>Arena foam fit and climbing. (Inibaru.id/Mayang Istnaini)</code>
Kamu juga bisa memanjat tebing buatan di area spideman. Setelah sampai di atas, coba sensasi terjun bebas ke kolam busa tadi. Hm, benar-benar memacu adrenalin!
Nggak cukup sampai di situ, masih ada arena ninja warrior, arcade, dan slamdunk yang nggak boleh kamu lewatkan.
Bagaimana, Millens? Setuju kan kalau olahraga bisa dilakukan dengan cara yang mengasyikkan seperti bermain trampolin?
Gravity Indoor Trampoline Park buka dari pukul 10.00 hingga 22.00. Jadi, tunggu apa lagi, ayo atur jadwalmu ke sana dan bersiaplah melompat-lompat lebih tinggi! Ha-ha. (Mayang Istnaini/E03)
&nbsp;
Gravity Indoor Trampoline Park
Alamat&nbsp; &nbsp; &nbsp;:&nbsp;Jalan Dr Cipto No 226, Karangturi, Semarang Timur, Kota Semarang
Jam Buka : Pukul 10.00 sampai 22.00 WIB
Harga&nbsp; &nbsp; &nbsp; &nbsp;: Rp 90.000 (Senin-Kamis)&nbsp;Rp 125.000 (Jumat-Minggu)

Nggak perlu jauh-jauh ke luar kota, di Semarang kini punya wahana trampolin yang bisa kamu coba. Yap, bersiaplah melompat lebih tinggi!

Melompat Lebih Tinggi di Gravity Indoor Trampoline Park Semarang

Inibaru.id &ndash; Bagi sebagian orang, berlibur nggak lengkap bila nggak membeli cendera mata khas daerah yang dikunjungi. Begitu juga saat kamu berkunjung ke Semarang. Selain lumpia dan wingko babat, rasanya kamu juga perlu untuk berwisata belanja batik Semarang. 
Yap, seperti halnya Pekalongan dan Solo, Semarang juga punya batik khas daerah. Tentu batik Semarang punya motif yang berbeda dengan batik daerah lainnya. Nah, di Semarang, ada satu kampung yang dipenuhi dengan produsen dan penjual batik, namanya Kampung Batik.
Berlokasi di Kelurahan Rejomulyo, Semarang Timur, kamu bisa menemukan batik dari beragam motif dan model di beberapa toko batik di sana. Nggak cuma kain batik, jalanan dan tembok di Kampung Batik juga dicat berwarna-warni dengan motif batik, lo. Lumayan, kamu bisa mampir berswafoto sejenak. He-he.
Bersebelahan dengan Kampung Batik, kamu juga bakal menemukan Kampoeng Djadhoel. Di sana kamu bisa mengikuti pelbagai kegiatan yang berhubungan dengan batik seperti belajar membatik, melihat proses pembuatan kain batik, dan tentu saja belanja batik.
<img src="https://www.inibaru.id/nuploads/59/_DSF4025.JPG" alt="" width="900" />
<code>Salah satu batik motif Semarangan. (Inibaru.id/Mayang Istnaini)</code>
Ada juga kegiatan lain seperti bermain permainan tradisional, makan makanan tradisional, hingga mengunjungi destinasi wisata ikonik lain di Semarang seperti Lawang Sewu dan Tugu Muda. Kegiatan-kegiatan itu tersedia dalam pelbagai pilihan paket, Millens.
&ldquo;Konsep Kampoeng Djadhoel memang nggak hanya mengangkat pamor batik saja, melainkan membawa kembali unsur-unsur tempo dulu agar kita bisa selalu mengingat nenek moyang,&rdquo; jelas salah seorang pelaku usaha batik di Kampoeng Djadhoel Luwi pada Inibaru.id belum lama ini.
<img src="https://www.inibaru.id/nuploads/59/_DSF4016.JPG" alt="" width="900" height="602" />
<code>Luwi menunjukkan batik tulis yang sedang dia buat. (Inibaru.id/Mayang Istnaini)</code>
Geliat wisata batik di Kampoeng Djadhoel memang berhasil, Millens. Pengunjung silih berganti datang untuk berburu batik sebagai koleksi atau oleh-oleh atau sekadar jalan-jalan sambil berswafoto. Jumlah pengunjung pun akan meningkat pada hari libur dan akhir pekan. 
Salah seorang pengunjung Kampoeng Djadhoel Chamalia mengungkapkan, destinasi wisata baru di Semarang itu punya daya tarik tersendiri terutama bagi orang seperti dirinya yang suka batik.
&ldquo;Sengaja karena pengin tahu seperti apa sih batik khas Semarang. Lumayan untuk menambah koleksi juga,&rdquo; kata perempuan asal Pekalongan itu.
Sebagai pengunjung asal &ldquo;Kota Batik&rdquo;, Chamalia juga menuturkan dia merasa perlu untuk memahami eksistensi batik dari daerah selain kota asalnya. Lebih keren lagi, dia merasa bertanggung jawab untuk menjaga kelestarian batik sebagai warisan nenek moyang.
<img src="https://www.inibaru.id/nuploads/59/_DSF4031.JPG" alt="" width="900" height="602" />
<code>Lorong swafoto di Kampoeng Djadhoel. (Inibaru.id/Mayang Istnaini)</code>
&ldquo;Saya sadar diri saja sebagai generasi penerus tentu punya tanggung jawab untuk menjaga kelestarian budaya. Lagi pula siapa bilang batik itu kuno dan ketinggalan zaman? Banyak kok inovasi baru yang kekinian, misalnya batik dalam bentuk celana kulot dan outer,&rdquo; kata Chamalia. Yap, setuju!
Eits, selain Kampoeng Djadhoel, ada juga, lo, destinasi lain wisata batik di Kota Semarang. Destinasi itu adalah Batik Semarang 16. Berada di Desa Sumberejo, Meteseh, Kecamatan Tembalang, Batik Semarang 16 merupakan sanggar batik, Millens.
Nggak hanya menjual aneka batik Semarangan, di sana kamu juga bisa melihat langsung proses pembuatan batik baik cap maupun tulis. Oh iya, kamu juga bisa coba ikutan membatik langsung dengan mengikuti pelatihan di sana, lo.
Tuh kan, banyak wisata batik di Semarang. Jadi, kalau berkunjung ke Semarang, jangan cuma ke Lawang Sewu atau Tugu Muda saja ya. Sesekali, cobalah berwisata ke kampung-kampung batik itu, deh. (Mayang Istnaini/E04)

Ada destinasi wisata bernuansa batik yang nggak boleh kamu lewatkan saat berkunjung ke Semarang. Berikut ulasannya.

Pergi ke Semarang? Jangan Lupa Berwisata Batik di Tempat-Tempat Ini

Inibaru.id &ndash; Warga Semarang tentu nggak asing dengan kedai nasi padang yang satu ini. Masyarakat menyebutnya Nasi Goreng Padang Bang Jo.&nbsp;Berada di Jalan Hasanudin Ni 18, Plombokan, Kota Semarang, kedai&nbsp;tersebut memang cukup banyak dikunjungi masyarakat.&nbsp;Selalu saja ada yang membeli nasi goreng di sana.
Satu alasan yang menjadikan kedai yang berlokasi nggak jauh dari Stasiun Poncol ini adalah karena pilihan variasi nasi gorengnya&nbsp; yang cukup beragam dan terbilang unik. Seporsi nasi goreng bisa kamu variasikan dengan telur, keju, babat, petai, hati-ampela, hingga menu khusus vegan. Kamu bahkan bisa mencampurnya hingga tiga variasi.
&nbsp;
<img src="/nuploads/59/58273.jpg" alt="" width="900" height="675" />
<code>Nasi Goreng Padang dengan varian keju. (Inibaru.id/Mayang Istnaini)</code>
Yang juga menarik, kamu juga dibebaskan untuk menentukan tingkat kepedasan nasi gorengmu. Secara umum,&nbsp;Nasi Goreng Padang Bang Jo menerapkan lima tingkat kepedasan. Buat kamu pencinta pedas, tingkat kepedasan level lima mungkin akan memuaskanmu. Huh-hah!
Sesuai namanya, nasi goreng itu disajikan dengan bumbu khas masakan Padang yang kaya rempah. Warnanya kekuningan karena kandungan kunyit, tapi agak pucat, menandakan nasi goreng itu nggak banyak menggunakan kecap manis. Kuliner ini cocok dimakan pas musim penghujan lantaran kandungan rempahnya yang menghangatkan.
Ketidaksengajaan
Nggak banyak yang tahu bahwa nasi goreng legendaris Semarang itu tercipta dari sebuah ketidaksengajaan. Kejadian bermula ketika Mashuri Bambang Permadi, pendiri nasi goreng Bang Jo, pengin memasak nasi goreng untuk anak perempuannya. Sayang, dia nggak punya&nbsp;persediaan bumbu nasi goreng di rumah mereka.
Nggak kehabisan akal, Mashuri kemudian memanfaatkan bumbu masakan Padang untuk memasak nasi goreng. Kebetulan, keluarga Mashuri memang telah memiliki usaha kuliner masakan Padang.
Kreasi Mashuri ternyata mendapat respons bagus. Dia kemudian membuat uji coba pada beberapa teman dan keluarganya sebelum akhirnya membuka kedai Nasi Goreng Padang Bang Jo. Oya, saat ini kedai yang buka sejak 2007 itu telah dikelola oleh generasi kedua.
<img src="/nuploads/59/58274.jpg" alt="" width="900" height="675" />
<code>Nasi goreng Padang varian hati ampela dan telur. (Inibaru.id/Mayang Istnaini)</code>
Seporsi nasi goreng padang bisa kamu tebus dengan harga mulai dari Rp 12 ribu hingga Rp 50 ribu. Porsinya lumayan, rasanya pun menawan.&nbsp;Worth it lah!
Kalau kamu berminat datang ke sana, kedai Nasi Goreng Padang Bang Jo buka mulai pukul 15.00 hingga 22.00. Sekadar saran, datanglah lebih awal karena kedai itu bakal dipenuhi pengunjung saat jam makan malam. Nggak sulit mencari kedai Bang Jo. Dari Stasiun Poncol, jaraknya kurang lebih hanya&nbsp;350 meter saja.
Nah, nah,&nbsp;makan nasi goreng padang nggak harus pergi dulu ke Padang kan? Ha-ha. (Mayang Istnaini/E03)

Makan nasi goreng Padang nggak harus pergi dulu ke Padang. Di Semarang juga bisa lo. Di mana tempatnya?