Inibaru.id - Untuk meminimalisasi persebaran berita hoax ada baiknya netizen mengenali ciri-ciri informasi palsu yang beredar di dunia maya. Kita perlu mengenali ciri-ciri tersebut agar kita tidak mudah dipermainkan oleh seseorang atau oknum tertentu yang menyebarkan konten hoax melalui website, blog ataupun media daring lainnya. Nyatanya berita palsu yang beredar tak hanya berbentuk konten artikel. Tak sedikit informasi hoax berbentuk gambar dan video.
Berikut beberapa ciri informasi palsu di internet yang perlu Anda ketahui:
1. Tidak mencantumkan sumber link terpercaya
Link sumber bukan sembarang link sumber informasi, tapi harus link sumber dari situs website atau blog terpercaya. Media daring besar dan terpercaya selalu memiliki struktur kepengurusan seperti penanggung jawab konten, halaman kontak dan redaksi.
Pada umumnya, informasi atau berita palsu (hoax) di dunia maya disebarkan ulang dengan cara copy paste. Setelah di copy paste, konten diedit sedemikian rupa dan biasanya disisipi dengan kalimat-kalimat provokatif tanpa menyertakan link sumber. Perilaku tersebut dilakukan untuk mengecoh netizen, karena berita dan informasi asli sudah dipelintir sedemikian rupa untuk memberikan efek berita polos tanpa propaganda.
2. Link sumber palsu dan tanpa laman landas
Ciri-ciri informasi palsu di internet yang beredar luas saat ini banyak menggunakan metode tempel link palsu. Dibagian tanpa laman landas pola pengalihan nya pun sama, hanya saja diberikan sedikit perbedaan pada link sumber dengan metode edit permalink agar penerima konten palsu (berita hoax) lebih mudah untuk diyakinkan.
Misalnya, permanen link (permalink) asli http://lampungprov.go.id/berita/gubernur-lantik-pejabat-tinggi-pratama-pemprov-lampung.html. Setelah itu diubah menjadi http://lampungprov.go.id/berita/gubernur-berikan-penghargaan-situs-ninoartikel.html agar link terlihat asli dan natural.
Cara tersebut ampuh untuk mengelabui si penerima pesan hoax. Pasalnya, pengguna yang baru melek internet umumnya cenderung mudah mempercayai segala sesuatu yang beredar di dunia maya. Mayoritas pengguna internet yang baru melek internet cenderung mudah meyakini dan diyakinkan. Para netizen tidak terbiasa sekaligus tidak tahu cara melakukan pengecekan.
3. Ditekan untuk menyebarkan ulang informasi
Anda pasti sudah tak asing dengan pesan siaran (broadcast) yang isinya memberikan informasi sekaligus menekan untuk menyebarkan informasi tersebut. Tekanan yang dimaksud biasanya berisi kata-kata yang menjanjikan surga atau keberkahan atau bahkan akan mendapat kesialan jika tidak menyebarkan berita yang diterimanya. Bagi yang akrab dengan BBM, Line, WhatsApp serta media sosial lainnya, pasti tak asing dengan hal-hal semacam itu.
4. Informasinya Tak Masuk Akal
Informasi atau berita yang tak masuk akal umumnya dijadikan sebagai jurus paling ampuh untuk menyebarkan informasi hoax. Baik konten artikel, gambar dan video akan mereka manipulasi sedemikian rupa agar target penerima berita hoax penasaran hingga terdorong untuk menyebarkannya.
Yang kerap terjadi, penerima pesan hoax tidak sadar telah ikut serta berkontribusi menyebarkan konten hoax tanpa menganalisa lebih jauh informasi yang diterima.
Jika informasi hoax sudah mewakili perasaan netizen, maka korban informasi palsu tersebut biasanya akan menutup diri dan pikirannya untuk memeriksa kebenaran informasinya. Bahkan tak jarang korban konten palsu dengan suka rela berdebat kusir dengan netizen lain yang mungkin lebih mengerti dan memahami persoalan sebenarnya.
Kalau kita mau cermat, kita dapat melakukan uji coba dengan cara mencari informasi sensasional atau yang bombastis di media sosial Facebook, Google Plus, Thread di forum dan semacamnya. (IP)
