Inibaru.id – Homeschooling kini bukan hal yang asing lagi di masyarakat. Namun konsep homeschooling sebagai pendidikan keluarga sering disalah artikan sebagai pendidikan yang disediakan oleh lembaga. Beberapa orang tua yang pengin memilih homeschooling sebagai sarana pendidikan anak agaknya perlu tahu lebih dalam terkait syarat dan seluk beluknya.
Biar tahu lebih jelas soal homeschooling, Inibaru.id menemui Ketua Persatuan Homeschooling Indonesia sekaligus praktisi metode Charlotte Mason pertama di Indonesia Ellen Nugroho. Hal utama yang pengin dia sampaikan kali pertama sebelum orang tua memutuskan memilih homeschooling untuk anak-anaknya adalah mengubah paradigma pendidikan.
“Orang tua harus melepas paradigma ijazah minded, kembali pada hakikat pendidikan, anak hidup buat apa,” buka Ellen.
Orang tua yang sudah mantap dengan homeschooling harus berpandangan bahwa pendidikan itu luas dan nggak terpaku pada akademik saja.
“Nyapu, memasak juga belajar. Seluruh proses kehidupan adalah belajar,” tegas Ellen.
Nggak Perlu Serbabisa
Salah satu stereotipe yang pengin dibantah oleh Ellen adalah anggapan bahwa orang tua homeschooler harus serbabisa. Menurutnya, ini salah kaprah. Ibu tiga anak ini menegaskan prinsip dari orang tua homeschooler adalah seperti kepala sekolah atau faslitator.
“Kalau mampu ajari sendiri, kalau nggak ya cari orang untuk mengajar. Kalau orang tua nggak bisa ya om (paman) atau keluarga yang lain,” jelasnya.
Orang tua homeschooler juga nggak memerlukan kualifikasi
pendidikan tertentu. Mau sarjana atau lulusan SMA bukan masalah. Hm
“Yang penting orang tua harus komitmen, Memantau kebutuhan anak. Memanfaatkan seluruh sumber daya untuk pendidikan anak,” tambah Ellen.
Saat saudah memutiskan untuk homeschooling, orang tua harus bertekad dan berkomitmen untuk mendampingi proses belajar anak. Salah satunya adalah memberikan perhatian individual kepada anak. Jika pengin mengikuti ujian kesetaraan, orang tua juga harus mengikuti syarat dari lembaga.
Biaya Menyesuaikan
Banyak yang beranggapan bahwa homeschooling butuh banyak biaya. Padahal menurut Ellen, karena pendidikan ini yang mengatur adalah keluarga itu sendiri, besar kecilnya biaya pendidikan bisa disesuaikan dengan kebutuhan dan ketersediaan biaya itu sendiri. Dia mengumpamakan biaya sekolah sama dengan berwisata dengan ikut biro wisata, sementara homeschooling sama dengan backpacking.
“Keluarga menentukan budget untuk anak sesuai kemampuan. Biaya itu fleksibel karena nggak ada yang mewajibkan kita,”
Karena keluarga yang menentukan biaya pendidikan, homeschooling bisa diikuti seluruh lapisan masyarakat. Menurutnya, memanfaatkan sumber daya yang ada dan berbagai gratisan juga menjadi salah satu tips menghemat biaya pendidikan. Seseorang yang kesulitan mencari sumber daya pendidikan untuk anak terbiasa menyerahkan urusan pendidikan oleh sekolah.
“Kalau ada yang gratis ya gratis, kalau bayar ya bayar tergantung kebutuhan. Orang tua yang terbiasa apa saja disediakan sekolah akhirnya nggak punya wawsasan untuk mencari sumber daya untuk anak,” tutup Ellen.
Nah, gimana Millens? Cukup tercerahkan tentang seluk beluk homeschooling? (Zulfa Anisah/E05)