inibaru indonesia logo
Beranda
Foto Esai
Minggu, 24 Mei 2020 09:00
Aman Salat Berjemaah di Tengah Pandemi ala Pondok Thoriqoh Ar-Rosuly: Hijab Plastik Antarjemaah!
Penulis:
Bagikan:
Foto udara pondok Thoriqoh Ar-Rosuly. Untuk tetap menjalankan salat berjemaah, mereka menerapkan <i>physical distancing </i>dengan membuat hijab plastik antarjemaah.<br>
Selain hijab plastik antarjemaah, umat muslim yang hendak salat di pondok ini juga wajib menggunakan masker.<br>
Umat muslim mencuci tangan dengan sabun sebelum salat berjemaah.<br>
Sekat atau hijab plastik antarjemaah dipasang dengan tinggi 190 sentimeter<br>
Hijab plastik antarjemaah dibuat selebar ukuran orang pada umumnya, yakni sekitar 70 sentimeter.<br>
Hijab plastik antarjemaah dipasang atas inisiatif seorang guru dari pondok tersebut.<br>
Hijab plastik antarjemaah yang tipis dan bening memungkinkan makmum tetap merapatkan saf.<br>
Hijab plastik antarjemaah dipasang menggunakan bantuan utas pada bagian atas dan direkatkan pada bagian bawahnya.<br>
Pengelola pondok secara rutin mengecek dan membersihkan hijab plastik antarjemaah tersebut.<br>

Umat muslim melaksanakan salat berjemaah dengan dibatasi hijab plastik antarjemaah di Pondok Thoriqoh Ar-Rosuly, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah.

Tempat ibadah ditutup dan salat berjemaah dilarang selama pandemi. Alih-alih meruntuk, Pondok Thoriqoh Ar-Rosuly menawarkan solusi: yakni membuat sekat atau hijab plastik antarsaf.<br>

Inibaru.id - Pandemi corona mengharuskan seluruh kegiatan yang melibatkan banyak orang dibatasi, termasuk ibadah salat berjemaah di masjid atau musala bagi umat muslim. Sebagian orang mengkritik kebijakan ini, sebagian lainnya menawarkan solusi.

Bagi umat muslim, khususnya laki-laki, salat berjemaah adalah kewajiban. Keutamaan itulah yang memantik pitam sebagian orang Islam, yang kemudian dipadamkan fatwa MUI. Sejumlah ulama juga mulai meredam, bahu-membahu agar emosi kemarahan segera padam.

Yang terbaru, sebuah solusi datang dari Pondok Thoriqoh Ar-Rosuly di Desa Keji, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah. Bagi umat muslim tetap menginginkan salat berjemaah di masjid atau musala, cara ini mungkin bisa diterapkan, yakni dengan memberi semacam sekat atau hijab plastik antarjemaah.

Dengan adanya tabir bening yang terbuat dari plastik di sela para jemaah, kemungkinan Covid-19 menyebar antarmanusia sangatlah kecil. Tabir itu juga cukup bening dan tipis untuk bisa melihat gerakan imam salat dan nggak memberi jarak di antara jemaah.

Hijab plastik terbentang dari tempat imam salat ke belakang, menembus para makmum, hingga sepanjang sekitar 4-5 meter. Tabir setinggi 190 sentimeter dan lebar 70 sentimeter tiap baris itu dipasang di utas pada bagian atas dan direkatkan pada bagian bawahnya agar tetap kokoh dan tegang.

Cukup? Tentu saja tidak. Untuk meminimalisasi penularan, penjaga pondok juga mewajibkan para jemaah mengenakan masker dan mencuci tangan dengan sabun sebelum memasuki masjid. Salat berjemaahnya juga dibatasi maksimal 20 orang.

Usaha pondok pesantren ini tentu patut diapresiasi. Siapa pun bisa mengadopsinya. Yap, ini jauh lebih baik ketimbang terus-menerus berseteru kenapa mal dibuka sementara masid ditutup! Ha-ha. Selamat beribadah! (Triawanda Tirta Aditya/E03)

inibaru indonesia logo

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

Social Media

Copyright © 2024 Inibaru Media - Media Group. All Right Reserved