Inibaru.id - Siapa sih yang nggak kangen momen kumpul bersama saat Lebaran tiba? Eits, buatmu yang memutuskan untuk menunda mudik, sudah ada rencana untuk merayakannya di perantauan belum? Nah beberapa kegiatan ala perantau ini mungkin bisa sontek untuk merayakan lebaran di perantauan.
Marlenoe Alfija, seorang mahasiswa Tafsir Hadist yang sudah 3 tahun nggak mudik ini mengaku pernah merayakan Idulfitri dengan touring ke Bali bersama teman-temannya dari Semarang.
“Dua tahun kemarin turing ke Bali pakai motor bareng bersama teman,” tutur lelaki yang akrab disapa Alfy ini.
Setali tiga uang dengan Alfy, Anis Alfian Fitriyani juga melewatkan mudik Lebaran tahun lalu. Eits, nggak mudik bukan berarti nggak merayakan momen spesial ini ya. Anis merayakannya dengan caranya sendiri.
Berkeliling kota dan mencari restoran cepat saji menjadi hal yang dilakukannya seorang diri. Maklum, saat itu nggak ada satupun temannya di Semarang. Mengetahui dirinya kesepian, sang ibu menyarankannya untuk membeli kue.
“Supaya nggak terlalu sedih,” kenangnya yang kemudian diikuti dengan tawa haru
Rayakan di Kos
Pembatasan kegiatan masyarakat pada masa pandemi tampaknya nggak bisa membuat mereka sebebas dulu. Untuk itu, rencana terbaik untuk merayakan Lebaran adalah dengan merayakannya di kos bersama para perantau lain yang nggak mudik.
Muammad Ikbal, mahasiswa pascasarjana asal Riau ini misalnya. Meski belum ada rencana, dia bisa bilang bahwa perayaan Lebaran tahun ini bakal dirayakan bersama perantau lain di kos. Senada dengan Iqbal, Anis yang juga enggan mudik ini bahkan sudah mengandakan masak bersama.
“Ada dua teman lain yang nggak mudik jadi kami paling merencanakan untuk memasak bersama,” tuturnya.
Larangan untuk salat di masjid juga menjadikan mereka berencana untuk menggelar salat Id mandiri di kos masing-masing.
Sapa Keluarga Lewat Gawai
Meski nggak bisa berkumpul, kehadiran teknologi bakal memudahkan seseorang agar tetap terhubung dengan yang tercinta. Melalui berbagai media, kini bersapa lewat panggilan videopun menjadi makin mudah. Iqbal dan Anis selalu mengagendakan untuk melakukan panggilan video kepada keluarga di rumah sesaat setelah salat Id.
“Pasti videocall pukul 10.00 WIT atau 11.00 WIT, menunggu sini salat Id jadi baru bisa telepon. Sungkeman juga nggak bisa paling ucapin secara lisan,” ungkap Anis.
Yang paling malang adalah Alfy. Mahasiswa satu ini mengaku nggak bisa setiap saat menghubungi keluarganya yang berada di Riau karena keterbatasan sinyal di kampung halamannya.
“Paling telepon, videocall susah sinyalnya. Teleponan saja sudah lebih,” tuturnya mencoba tegar.
Buatmu yang merayakan Idulfitri di perantauan, jangan sedih ya, Millens! (Zulfa Anisah/E05)