Inibaru.id – Terdapat 18 kompleks candi di Jawa Tengah. Sementara itu, di Yogyakarta terdapat 28 candi dan di Jawa Timur terdapat 75 candi. Jumlah ini sangat kontras dengan candi di Jawa Barat dan Banten yang sangat sedikit. Kok bisa ya jarang ditemukan candi di Tanah Sunda?
Di Banten, tercatat hanya ada satu candi, yaitu Candi Banten Girang yang ada di dekat Kota Serang. Sementara itu, di Jawa Barat, tercatat hanya ada Candi Cangkuang, Candi Jiwa, Candi Blandongan, Candi Bojongmenje, Candi Serut, Candi Dingkel, Candi Bojongemas, dan Candi Ronggeng. Nggak banyak kan ya untuk wilayah seluas itu?
Baca Juga:
Candi Sukuh, Kisah Garuda, dan Inspirasi di Balik 'The Guardian of Nusantara' karya Alffy RevTerkait dengan hal ini, pakar arkeologi Agus Aris Munandar dari Universitas Indonesia punya pendapatnya. Menurutnya, kerajaan-kerajaan pada zaman dahulu yang berdiri di Tanah Sunda sebenarnya juga membangun cukup banyak bangunan-bangunan suci untuk keperluan peribadatan. Bangunan-bangunan tersebut fungsinya sama seperti candi-candi di Jawa Tengah atau Jawa Timur.
Lantas, di mana bangunan-bangunan tersebut sekarang? Itu masalahnya, meski tercantum di banyak naskah-naskah kuno pada kerajaan tersebut, lokasinya nggak bisa ditemukan sampai sekarang. Karena nggak ditemukan inilah, kesan kalau di Jawa Barat atau Banten jadi nggak punya banyak candi.
Di samping itu, gaya aristektur candi-candi di Jawa Barat pada umumnya berbeda dengan yang ditemukan di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Candi di Tanah Sunda biasanya memiliki bentuk dasar batu tunggal dengan satu teras. Bahannya biasanya adalah batu polos atau bata berbentuk balok.
Memang, Candi Cangkuang bentuknya mirip dengan candi-candi di Jawa Tengah atau Jawa Timur. Tapi, bisa dikatakan, candi ini nggak sesuai dengan pakem khas candi-candi Tanah Sunda.
Baca Juga:
Mengintip Candi Asu saat DimandikanBahan dari candi-candi di Jawa Barat sayangnya juga cenderung mudah lapuk dan nggak tahan lama. Hal inilah yang terlihat dari temuan reruntuhan Candi Dingkel dan Candi Bojongmenje. Bahkan, di Prasasti Kawali I, disebutkan bahwa Situs Astana Gede yang ada di Ciamis dulunya ada semacam bangunan pertapaan yang pernah dipakai Prabu Wastu Kancana yang ternyata terbuat dengan dinding kayu yang sangat mudah lapuk.
“Hal lain yang bikin peninggalan candi di Tanah Sunda sedikit adalah kecenderungan seringnya kerajaan-kerajaan zaman dahulu seperti Kerajaan Galuh dan Sunda yang berpindah-pindah. Perpindahan ini membuat pemerintahan jadi nggak punya waktu membaut candi besar,” ucap Guru Besar Fakultas Ilmu Budaya Universitas Padjajaran Nina Herlina Lubis sebagaimana dilansir dari Kompas, Senin (15/1/2024).
Hm, jadi paham ya mengapa jarang ditemukan candi di Tanah Sunda, Millens. (Arie Widodo/E05)